PoV. Author
Azka yang baru berniat keluar dari lift terkejut dengan rama yang berlari masuk kedalam lift dengan terburu-buru.
"Kenapa Ram?, lari-lari begitu." Tanya Rama yang melihat raut wajah temannya yang sangat kalut.
"Aku harus kembali ke indonesia sekarang, Ka."
"Jangan ngaco, kita baru mendarat beberapa jam lalu, Ram." Seru Azka yang tidak jadi keluar dari lift dan malah ikut turun bersama Rama.
"Nggak bisa, aku harus pulang." Ujarnya saat pintu lift terbuka Rama langsung berlari meninggalkan Azka yang ikut berlari di belakangnya.
Dering ponsel Azka terdengar membuat langkahnya mengikuti Rama terhenti. Azka melihat layar ponselnya dengan kesal.
"Brandon?" Gumamnya sebelum menerima panggilan itu. "Hallo?"
"Aku akan memberi berita
PoV. AuthorAzka didepan sebuah gedung besar Regan Group, siang ini Azka berniat menemui Max untuk meminta penjelasannya. Tapi kini dia tahu apa yang di maksud Brandon dengan sulit, melihat gedung besar ini.Azka berjalan memasuki lobi namun langkahnya terhenti saat salah seorang penjaga menghadangnya."ID anda," ujar pria prontos bertubuh besar itu.Azka memutar kedua bola matanya, dia merasa seperti ada di diskotik saja penjaganya berbadan besar."Saya harus bertemu tuan Max sekarang.""Tidak ada ID anda tidak bisa masuk.""Kalau begitu hubungi dia dan bilang aku ingin membicarakan masalah rekaman pemerkosaan yang dia lakukan," mendengar itu keduanya menatap Azka tajam."Kalian tidak percaya? Saya akan putar rekaman nya di sana, jika saya tidak boleh masuk." Tunjuk Azka pada Billboard besar di sebuah gedung. Sudah dipastikan semua pejalan k
PoV. AuthorSudah lima hari Azka di LA, hari ini dia sudah mendarat di indonesia. Dengan senyum yang penuh kemenangan Azka berjalan keluar dari bandara sambil diiringi bisik-bisik penumpang di sana, bahkan saat di dalam pesawat pun masih ada yang sempat mengajak nya berkenalan, namun dengan cepat dia menunjukan cincin pernikahannya dengan Putri yang membuat wanita itu terlihat malu."Selamat datang, Pak Azka." Ujar pak Yatno supir kantor Azka."Terimakasih, Pak saya mau langsung ke kantor ya." Ucap Azka membalas sapaan dari Pak Yatno."Baik pak, siap!" Seru supir itu dengan semangat.Dengan sigap pak Yanto membukakan pintu mobil untuk Azka. Lalu mulai melajukan mobil menuju kantor nya. Sesekali dia me
PoV. AuthorPutri berbalik menatap seseorang yang memeluknya, namun langsung menjauh saat Putri berbalik. Napas Putri tercekat menatap wajah Azka yang tak kurang dari satu meter dari diri nya, ingin sekali Putri memeluk Azka tapi dia tahu Azka pasti akan marah."Kamu?" Ucap Putri pelan."Kenapa kamu berhenti kerja?" Tanya Azka."Itu_aku mau pindah kesini, jadi aku putuskan berhenti kerja di kantor kamu." Jawab Putri tergagap."Kalau begitu kamu harus bayar denda satu milyar karena sudah berhenti di tengah kontrak." Ujar Azka yang membuat Putri membulatkan matanya."Apa? Aku nggak baca peraturan itu di lembar kontrak!" Seru Putri tidak terima."Ada. Itu peraturan baru, dan kamu wajib patuhi." Mulut Putri membentuk huruf O tanpa mengeluarkan suara."Mana bisa begit
PoV. AuthorRubbi terbangun dari tidurnya, dia merasakan pusing yang sangat terasa di kepalanya, "ahhh pusing sekali!" Serunya sambil memegangi kepalanya.Dengan kesusahan Rubbi menyandarkan punggungnya ke sandaran tepat tidur. Matanya sukses membola saat dia sadar dirinya tidak tidur di kamarnya, melainkan di sebuah kamar bernuansa abu-abu dengan selimut tebal menutupi tubuh polosnya."Kamu sedang apa, Baby?" Suara serak itu mengejutkan Rubbi sampai ke saraf otaknya."Max?!" Pria itu tersenyum miring menatapnya lalu berjalan kearahnya tanpa merasa perlu menutup tubuh telanjangnya."Tidak tidak tidaaaaaaaaak!!!!!"Rubbi terpental keluar dari mimpi buruknya dengan napas memburu dan keringat yang menetes di pelipisnya."Rubbi kamu kenapa sayang?" Seru Iren yang baru saja masuk ke dalam kamar putrinya itu."Mah.." seru
PoV. Author"Senang bertemu lagi, Rubbi." Rubbi tampak pias menatap Max dihadapannya."Baiklah mari kita mulai membicarakan pernikahan Rubbi." Potong Ibu Azka yang tersenyum menatap Rubbi.Ibu Azka menanyakan terlebih dahulu tanggal berapa akan di adakan acara pernikahan dengan intonasi yang sangat tenang."14 February, sangat sepesial untuk hari yang sepesial." Ujar Max menjawab Ibu Azka sambil meminum minuman di depannya tanpa di persilahkan yang membuat wanita itu menatap tak suka pada Max yang justru terkekeh.Ayah Azka ikut terkekeh juga mendengar ucapan Max yang terlihat asal. Berbeda dengan Iren yang sudah diam sejak Max menyebutkan namanya.Putri hanya menunduk dalam menahan sakit di hatinya, apa lagi saat mendengar tanggal yang di sebutkan. Itu tidak lebih dari dua bulan, dia bingung harus apa."Kamu setuju kan,
PoV. AuthorSiang sudah berganti malam, Dering ponsel Rama terus terdengar di apartemen dua lantai itu. Rama yang tergeletak di lantai ruang tv nya masih belum sadarkan diri. Tak lama suara bel juga berbunyi saling bersahutan.
PoV. Author 18++ JANGAN DI BACA KALAU KALIAN MASIH SUCI!!“kita belum selesai, kamu harus tanggung jawab.”
PoV. Author “kamu sih, terus Mitha gimana dan ini gimana ?” Putri meremas dressnya menahan rasa malu yang luar biasa. Bagai mana tidak jika dia harus menghadapi amarah dari seorang Mitha yang terkenal drama sekali dan yang lebih parah dia sudah tidak bisa berpikir lagi saat harus berjalan di depan orang banya tanpa menggunakan celana dalam.