Share

142. Seorang Don

[POV Adrian]

-----

Situasi ruang bertahan dalam hening seperti di pemakaman.

Mereka berusaha santai, tapi dari raut wajah mereka hanya terlukis ketegangan yang nyata. Bukan hanya mereka, aku pun susah bernapas dalam keadaan mencekam. 

Mancini mengecek jam tangan mewah miliknya. "Waktu istirahat pengadilan sudah lewat sepuluh menit Santino."

Santino tetap bungkam, netranya tak beranjak menyorotiku. Andai bisa membaca isi hati dan pikirannya, pasti lebih enak. 

Hatiku berkata mereka cahaya yang membimbingku keluar dari kelam masalah pekat. Sementara pikiranku bilang, tiada manusia saling bantu kecuali punya mau, kecuali dia manusia setengah dewa atau keluarga baik, atau orang spesial--hei jangan salahkan aku untuk ragu. Dunia i

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status