Hati Yasmin tergerak karena apa yang dikatakan ibunya.Iya, kenapa ayahnya diusir dari rumah dan begitu menderita?Sebenarnya ada apa sehingga ayahnya memutuskan hubungan dengan keluarganya dan lebih memilih untuk hidup sendirian?"Aku merasa kemunculan orang itu terlalu aneh," kata Yasmin."Kenapa? Kamu sendiri bilang biasanya keluarga baru peduli setelah orangnya mengalami kecelakaan. Ini sangat wajar.""Evan juga bilang dia nggak mengingat kenapa Ayah pergi dari rumah. Itu berarti mereka nggak dekat, 'kan? Tapi, dia malah muncul sendiri di depan Ayah. Apa alasannya benar-benar karena itu?""Mereka mungkin nggak dekat, tapi bukankah dia bilang ayahnya nggak mengizinkan seluruh keluarga mengungkit ayahmu? Orang akan merasa penasaran dengan hal yang mereka nggak pernah lihat."Yasmin tidak berkata apa-apa. Alasan Klara terdengar masuk akal.Bagaimanapun juga, Evan adalah kerabat ayahnya.Entah kenapa, Yasmin memikirkan dirinya dan Irene.Sebenarnya, dia dan Irene juga saudari kandung,
"Apa kamu nggak mau tahu siapa Evan Samson?"Yasmin tercengang. "Kamu mengenalnya?""Aku bisa menyelidikinya."Yasmin paham maksud Daniel. Dia tidak mengenal Evan.Namun, dengan kekuasaan Daniel, seharusnya dia bisa mencari tahu siapa Evan.Kalau Daniel tidak bisa, dia tidak mungkin membawa Yasmin pergi dengan begitu percaya diri.Yasmin duduk di sebelah, lalu bertanya, "Apa yang sudah kamu tahu?""Aku akan memberitahumu setelah kita sampai."Mobil Rolls Royce memasuki sebuah gedung apartemen yang familier.Yasmin yang sedang duduk di dalam mobil langsung tahu. Mobil ini tidak pergi ke Taman Royal.Mobil berhenti di depan gedung apartemen, kemudian Yasmin dan Daniel turun dari mobil.Yasmin menoleh. Dia melihat mobil Rolls Royce itu menuju ke garasi sambil melamun.Ayahnya sudah membelikan apartemen untuknya di sini, tapi Yasmin belum sempat tinggal di sana dan ayahnya telah mengalami kecelakaan ....Daniel menatapnya dan bertanya, "Apa yang sedang kamu pikirkan?"Yasmin tidak ingin me
"Paman Andy adalah rahasia Keluarga Samson. Waktuku terbatas, jadi aku hanya bisa menemukan beberapa informasi dari dunia luar. Semuanya tentang Evan dan nggak ada hubungannya dengan Paman Andy. Kalau kamu ingin tahu lebih banyak, aku harus lanjut menyelidikinya," ujar Daniel.Yasmin menatap Andy yang di foto dan bertanya, "Apa suami istri ini adalah ... kakek dan nenekku?""Iya.""Dilihat dari umur ayahku, seharusnya Evan sudah lahir, 'kan? Kenapa dia nggak ada di dalam foto?" tanya Evan."Ayahnya Paman Andy mempunyai dua istri."Yasmin terkejut, lalu dia sudah paham.Ayahnya dan Evan memiliki ibu yang berbeda.Itu seperti Yasmin dan Irene.Namun, sekarang Yasmin yakin kalau Evan memang adalah paman kandungnya."Karena nggak ada informasi lain lagi, aku sudah boleh pulang, 'kan?" tanya Yasmin."Apa kamu kira kamu bisa pergi setelah datang ke sini?" Daniel melihat Yasmin dengan tatapan mata yang berbahaya.Yasmin menantang Daniel, "Aku bisa nggak pulang, tapi apa kamu boleh nggak pulan
Yasmin baru saja mengambil sebuah pakaian, lalu dia mendengar Daniel berkata dengan sinis, "Kamu nggak boleh pergi."Yasmin mengerutkan alisnya dan berusaha untuk tetap tenang. "Aku sudah bilang aku nggak mau melakukannya.""Aku nggak akan menyentuhmu. Kita tidur di sini saja," kata Daniel dengan dingin.Yasmin pun menatapnya dengan bingung.Ketika Daniel membalikkan badannya, dia melihat tetesan air di lantai. Lalu, dia berkata dengan ekspresi masam, "Lap lantainya.""Nggak mau. Kamu lakukan sendiri." Setelah Yasmin mengambil bajunya, dia melewati Daniel dan masuk ke kamar mandi dengan angkuh. Yasmin juga mengunci pintunya.Ekspresi Daniel tampak sangat mengerikan.Yasmin keluar selesai mandi. Tetesan air di lantai sudah tiada.Apa Daniel yang mengelapnya?Daniel telah mengenakan baju tidur. Saat ini dia sedang duduk di sofa ruang tamu dan menatap Yasmin.Ada tiga kamar mandi di apartemen. Jelas kalau Daniel selesai mandi dulu sebelum Yasmin.Kalau begitu, di sini pasti ada lebih dari
Senyuman di wajah Yasmin tampak sangat indah sehingga Daniel tidak bisa mengalihkan pandangannya."Apa kalian sudah makan sarapan?" tanya Yasmin kepada anak-anak."Belum! Apa Mama sudah makan?" tanya Julia.Yasmin tersenyum dan menjawab, "Mama juga belum."Tony pun berkata, "Pas sekali. Kalian bisa makan bersama Mama."Daniel menggendong Julia. "Ayo makan."Masing-masing tangan Yasmin menggandeng anak laki-lakinya. Saat mereka berjalan ke ruang tamu, Yasmin menyadari Irene tidak ada.Sepertinya sesuai yang dikatakan Daniel, Irene sudah pergi semalam.Taman Royal menyediakan sarapan yang beragam dan hampir memenuhi sebagian besar meja. Ini sudah terlihat seperti bufet.Namun, ini bukan pertama kalinya Yasmin makan di sini. Dia juga sudah terbiasa.Yasmin senang ketika dia melihat anak-anak makan dengan sangat selera."Mama, semalam Papa dan Mama pergi berkencan, ya?" tanya Julia dengan penasaran.Yasmin baru ingin membuat alasan, tapi Daniel berkata lebih dulu, "Tebakanmu benar.""Papa
Mata pelayan yang berdiri di depan pintu ruang makan berbinar-binar.Dia adalah pelayan yang sebelumnya sudah disogok Irene.Namun, Irene memberikan pelayan itu nomor ponsel Dahlia agar Irene tidak terlibat ketika hal ini ketahuan.Setelah Dahlia mendapatkan kabar itu, dia segera memberi tahu Irene.Irene sangat marah sehingga dia melempar mangkuk sop di depannya ke lantai. "Dasar Yasmin si wanita jalang itu! Aku mau membunuhnya! Kenapa dia harus berebutan denganku?""Jangan marah. Marah pada orang sepertinya nggak berguna!" Dahlia merasa kasihan pada putrinya.Irene duduk di kursi sambil berkata, "Semalam aku menelepon Daniel, tapi dia bilang dia sedang sibuk. Aku kira dia benar-benar sibuk, ternyata dia sudah digoda Yasmin! Ketika aku meneleponnya, Yasmin pasti berada di sisi Daniel! Dia pasti menertawakanku!"Saking marahnya, Irene menyapu semua gelas, piring dan sendok ke lantai.Dahlia menghibur Irene, "Nggak mungkin! Dia hanya seorang selingkuhan. Apa dia punya hak untuk menertaw
Lauren tersadar dan menyadari dia tidak terluka.Tadi dia terkejut, makanya dia terjatuh.Lalu, dia buru-buru berjongkok untuk mengambil kertas kontrak yang berserakan. Yasmin masih sedang menunggunya."Apa kamu baik-baik saja?" Muncul suara seorang pria. Lauren melihat pria itu mengulurkan tangan untuk membantunya mengambil kontrak."Ya." Lauren baik-baik saja, jadi dia tidak ingin memeras orang. Pria itu menyerahkan kontrak yang diambil kepada Lauren. Tangan pria itu besar dan terlihat bagus. Dia memakai jam tangan yang mahal. Lauren menerima kontraknya, lalu dia mendongak dan berkata, "Terima kasih .... Aaa!"Lauren berteriak sehingga dia terjatuh ke tanah. Kontrak di tangannya jatuh berserakan lagi.Namun, Lauren sama sekali tidak peduli dengan itu. Dia melihat pria di depannya dengan terkejut dan wajah pucat. Sekujur tubuhnya gemetar.Evan bertanya dengan bingung, "Ada apa?""Mu ... mustahil. Ka ... kamu sudah mati ..." kata Lauren dengan terbata-bata. Dia terkejut melihat pria it
"Miumiu, apa kamu lapar?" Begitu Lauren sampai rumah, dia segera memberikan anjing kecilnya makan.Karena dia bekerja, dia hanya bisa memberikan Miumiu sarapan dan makan malam sekali."Sayang, kenapa kamu memperlakukanku seperti ini? Apa kamu senang karena aku sudah mati sekarang?""Lauren, lihat aku. Seluruh tubuhku berlumuran darah. Coba kamu sentuh, apa ini darah?""Lauren! Aku masuk penjara gara-gara kamu. Setelah aku menjadi hantu, aku juga nggak akan memaafkanmu!""Lauren!""AAAAA!" Lauren terbangun dari mimpi buruknya. Kepalanya penuh dengan keringat dan dia tidak berhenti gemetar. "Bukan salahku. Bukan salahku. Jangan, jangan ....""Gong!"Lauren yang ketakutan tersadar dari mimpi buruknya berkat suara Miumiu. Dia tercengang menatap Miumiu yang sedang memandangnya, lalu dia melihat rumah sewaannya. Setelah itu, dia baru sedikit tenang.Dia memeluk Miumiu sambil berkata, "Maaf, aku sudah menakutimu, 'kan? Aku bermimpi buruk. Dia muncul di mimpiku lagi. Aku sudah lama nggak bermi