Lauren tercengang, kemudian dia tanpa sadar melirik ke arah Yasmin. Setelah dia melihat ekspresi terkejut Yasmin, dia tahu kalau bukan Yasmin yang menyebarkannya.Jadi, Lauren menyangkal, "Nggak. Aku nggak menerima bulu babi dari Bu Yasmin."Raffie lanjut mengejek, "Bagaimana mungkin nggak? Bukankah kamu yang memberitahuku kalau Bu Yasmin memberikanmu bulu babi?"Bagaimana mungkin Lauren memberitahunya? Dia langsung paham kalau orang ini sedang memfitnahnya. "Kapan aku memberitahumu?""Kemarin setelah kita pulang kerja.""Di mana? Apa aku ada bertemu denganmu? Atau ingatanku yang buruk? Bagaimana kalau kita mengecek rekaman CCTV perusahaan?" kata Lauren sambil membagikan dokumen."Ingatanmu benar-benar buruk. Kita berpapasan di stasiun kereta."Setelah Lauren selesai membagikan dokumen, dia duduk dan berkata, "Jalan ke stasiun kereta ada kamera CCTV. Kita bisa mengeceknya.""Ngapain kamu serius sekali? Nggak ada yang akan merebutnya darimu. Kamu pergi ke stasiun kereta sambil membawa k
Irene menatap Yasmin dengan tajam. "Orang baik? Kamu kira kamu siapa? Berani-beraninya kamu menceramahiku? Walaupun aku jahat, Daniel juga hanya menginginkanku! Kamu cuman mainannya Daniel. Hidup kupu-kupu malam pun lebih baik daripadamu, setidaknya mereka dibayar. Sedangkan apa yang kamu dapatkan? Karena kamu nggak berharga sepeser pun! Selain itu, beberapa malam ini aku akan menginap di Taman Royal. Lebih baik kamu jangan menggangguku dan Daniel."Setelah Irene selesai berbicara, dia pergi.Yasmin tahu siapa dia bagi Daniel, tapi di masa depan dia tidak akan membiarkan Daniel menyentuhnya lagi.Karena Irene akan menginap di Taman Royal, Yasmin boleh membawa keluar anak-anak!Sore hari, dia pergi ke Taman Royal untuk menjemput anak-anak. Lalu, mereka pergi ke rumah Klara.Yasmin tidak ingin anak-anak berada di dekat Irene dan mereka bisa mengalihkan fokus Klara agar Klara tidak selalu memikirkan Andy.Dia melihat anak-anaknya bermain dengan gembira bersama nenek mereka, lalu dia menga
Pagi hari, Yasmin memasuki kantornya.Ketika dia melihat pria yang sedang duduk di sofa itu, dia tercengang. Lalu, Yasmin berjalan ke meja kantornya dengan ekspresi normal dan duduk di kursinya.Dia bertanya, "Apa kamu mau segelas air?"Daniel menatap Yasmin dengan sinis. Kalau Yasmin benar-benar ingin memberikannya segelas air, Yasmin tidak akan bertanya. Jelas sekali kalau dia hanya beromong kosong.Dan hanya wanita sialan ini yang berani memprovokasinya!"Di mana anak-anak?""Di rumah ibuku. Mereka ingin lebih lama menginap di sana. Kamu nggak usah buru-buru menjemput mereka pulang, 'kan?" Yasmin merasa Daniel sengaja menanyakan itu. Dia tidak percaya Daniel tidak tahu di mana anak-anak."Jangan keterlaluan."Yasmin memanyunkan bibirnya, tapi dia masih belum berani terlalu melawan Daniel. Yasmin malah berkata dengan polos, "Mereka ingin bercerita tentang pengalaman mereka di laut kepada Nenek. Sepertinya mereka akan pergi menjenguk Kakek nanti sore. Apa yang keterlaluan dengan itu?
Ketika bahayanya terus meningkat, Daniel melepaskan Yasmin. Dia menegakkan punggungnya, lalu berkata dengan nada memerintah, "Antar anak-anak pulang ke Taman Royal sebelum kamu pergi ke Kota Greya."Setelah itu, terdengar suara pintu ditutup.Daniel pergi tanpa meminum airnya.Yasmin menatap pintu yang tertutup itu, lalu sekujur tubuhnya menjadi rileks.Dia akan perlahan-lahan tentang anak-anak.Dia tidak berharap Daniel benar-benar akan berpisah dengan Irene karena hal seperti itu. Daniel juga bukannya sangat menginginkan Yasmin. Dia hanya sangat frustrasi karena dia tidak dapat menemukan wanita lain.Selain itu, Daniel adalah orang yang sangat suka mengontrol orang, tapi tidak suka dikendalikan.Bagaimana mungkin dia akan peduli pada ancaman Yasmin?Yasmin tiba-tiba mengungkit itu mungkin akan membuat Daniel benci padanya dan ke depannya akan memilih untuk mengabaikannya.Pokoknya, Yasmin hanya peduli pada anak-anak.Kalau anak-anak dekat dengan kedua orang tua, membesarkan anak sepe
"Asistenmu menggemaskan. Pada kami sudah pernah makan bersama, tapi dia masih takut padaku," ujar Evan sambil menyunggingkan seulas senyuman.Yasmin terkejut. "Kalian pernah makan bersama sendirian?" Lauren tidak pernah memberitahunya, itu berarti hal pribadi."Mobilku pernah hampir menabraknya, jadi aku mentraktirnya untuk meminta maaf," jawab Evan dengan santai.Yasmin paham. Hanya saja, dia tidak menyangka pamannya yang mengurus seluruh Grup Samson dan bahkan ekonomi Kota Greya akan begitu murah hati.Lalu, dia memikirkan Daniel. Mereka berdua adalah pria yang berkuasa, tapi sifat mereka terlalu berbeda!Mereka sudah tiba di rumah Evan.Rumahnya terlihat mewah, dikelilingi taman dan sangat luas.Ia memiliki tiga lantai yang masing-masing ada balkon.Itu adalah kelas yang berada di luar jangkauan orang biasa.Yasmin pun tinggal di rumah Evan, sedangkan Lauren dan yang lainnya tinggal di hotel.Sejujurnya, ini tidak efisien.Namun, ada mobil khusus untuk membawa Yasmin pulang dan perg
"Benar-benar nggak perlu. Terima kasih, Tuan Evan. Aku kembali ke ruangan dulu." Setelah Lauren mengatakan itu, dia membungkuk pada Evan sebelum berjalan ke ruang pribadi dengan kepala ditunduk.Evan berjalan ke wastafel untuk melihat dirinya di cermin. Dia menyesuaikan kacamatanya sampai dia puas.Karena sekarang siang hari, semua yang pandai minum baik-baik saja. Yang tidak pandai minum hanya mabuk sedikit, seperti Yasmin.Setelah Lauren kembali ke ruangan pribadi, dia berhenti minum.Evan membantu melindunginya dengan berkata jangan menindas asisten keponakannya.Orang lain pun tidak memberikan Lauren minum lagi.Ketika Lauren bangun, dia menyadari ada yang aneh dengan kamarnya.Sepertinya ini bukan kamar hotel. Kamar ini luas dan dekorasinya mewah. Ini lebih terlihat seperti kamar pribadi.Lauren mengingat setelah dia keluar dari restoran, dia naik mobil bersama Yasmin. Kemudian, dia tidak mengingat apa-apa lagi ....Lauren turun dari tempat tidur, lalu keluar dari kamar.Dia melew
Ketika Juan Samson melihat gadis itu, ekspresinya berubah.Tentu saja dia tahu siapa gadis di depannya ini. Evan sudah memberitahunya dan dia sudah mempersiapkan diri.Namun, ketika mereka benar-benar bertemu, Juan merasa sangat emosional."Ayah," panggil Evan. "Ini Yasmin, putrinya Kakak. Yasmin, ini kakekmu."Yasmin tahu seharusnya dia memanggil Juan kakek, tapi dia tidak bisa mengeluarkan suaranya.Juan menunjuk di sebelahnya dan berkata, "Duduklah."Setelah Yasmin duduk, Juan menatapnya sambil berkata, "Kamu nggak mirip dengan ayahmu."Ketika Juan bertemu dengan cucu kandungnya, dia malah tidak bisa bersikap ramah dan mengatakan sesuatu yang seperti itu.Yasmin juga tidak tersinggung. Dia bertanya, "Apa kamu masih mengingat bagaimana wajah ayahku?"Mereka sudah tidak berbicara selama puluhan tahun, seharusnya Juan sudah melupakan wajah Andy."Dia putraku. Meskipun bertahun-tahun sudah berlalu, aku nggak akan melupakannya." Juan berkata, "Aku tahu kamu membenciku karena masalah ayah
Eric tercengang dan buru-buru keluar. Kemudian, dia mengejar Daniel. "Tuan Daniel, ada apa?""Ada yang menaruh obat ke dalam gelasku. Suruh orang menyelidikinya," Suara Daniel terdengar seram. Dia akan membuat orang yang berani memberikannya obat menyesal!"Apa?" Eric terkejut. Dia segera memerintahkan pengawal di belakang untuk pergi ke ruangan pribadi itu dan menyelidikinya. Setelah itu, dia menelepon sopir untuk pergi mengambil mobil.Ketika dia barusan menutup telepon, mereka berpapasan dengan Irene yang datang kemari bersama teman-temannya.Begitu Irene melihat wajah Daniel, dia langsung tersenyum dengan lembut. "Daniel, kamu juga makan di sini?""Iya." Daniel sedang menekan rasa tidak nyaman di tubuhnya, jadi dia tidak ingin berbicara lama dengan Irene.Akan tetapi, Irene hanya fokus pada Daniel. "Apa kamu sudah mau pulang? Sebenarnya nggak apa-apa meskipun aku nggak makan. Aku akan pulang bersamamu.""Nggak perlu. Aku mau kembali ke perusahaan."Eric tidak mengerti. Kalau tebaka