Setelah melalui beberapa bujukan serta rayuan Reksa pada Fellicia untuk pulang dan menemui ayahnya di apartemennya, Reksa akhirnya bisa melepaskan diri dari anak kecil yang menganggapnya ayah itu. Walau dirinya merasa bersalah telah menipu gadis kecil itu, tapi Reksa tidak bisa melakukan hal apapun untuk Fellicia selain mengaku dan berpura-pura jadi ayahnya.Dengan kecepatan tinggi, mobil Reksa membelah jalanan ramai lancar di kota yang bersejarah bagi dirinya tersebut. Hatinya mulai tak tenang memikirkan ada hal penting apa sampai Hendarto saat ini berada di apartemen yang ia pinjami sebagai tempat tinggal sementara untuk Calista.Tanpa berlama-lama, sekarang dirinya berada di parkiran dan akan segera naik ke lantai atas, namun saat akan menekan tombol salah satu lift yang ada disana, dirinya tertegun saat mendapati seseorang yang berada di dalam lift tersebut.Ketiga orang yang berada di dalam lift itu keluar. Tidak ada sapaan hangat lagi seperti biasa dari Gabriel untuk Reksa. Bagi
Dulu ketika masih sekolah, Reksa ingat betul kalau dirinya pernah melakukan operasi pencangkokan ginjal, tapi dirinya tidak pernah berpikir siapa yang mendonorkan ginjal untuk dirinya, karena pada saat itu dirinya pun merasakan sakit yang teramat, jadi dirinya tidak sempat memikirkan pendonor ginjal itu. Entahlah, perkataan Calista mengingatkannya tentang operasi pencangkokan ginjal yang ia alami beberapa tahun yang lalu. Dan hal itu tidak bisa membuatnya tidak bisa tidur malam ini.Hingga keesokan harinya, jagat dunia maya dihebohkan dengan berita yang sangat mengejutkan. Ponsel Reksa berbunyi dan menandakan notifikasi masuk pada ponsel tersebut. Dengan mata yang bengkak karena semalam tidak bisa tidur, Reksa membuka kunci layar pada ponselnya, dan muncullah tulisan CEO Hendarto Group diam-diam sudah mempunyai anak dari seorang pelukis ternama yang berasal dari Singapore. Dan ketika Reksa mengklik tulisan tersebut, muncullah gambar dirinya yang sedang berada di rumah sakit sedang men
"Aku bertemu dengan mereka di airport. Kemarin aku tidak jadi pulang ke Singapore karena aku akan bekerja di rumah sakit di sini. Dan bukankah ini ibunya Fellicia? Lalu siapa laki-laki itu?"Reksa terdiam mendengar pertanyaan Calista. Bukan ia tidak tahu siapa laki-laki yang berada disamping Karina. Dirinya hanya berpikir, apakah selama ini Denis masih berhubungan dengan Karina? Lalu, apa ayah Fellicia adalah Denis, lalu kenapa Karina mengasuh Fellicia seorang diri? Pertanyaan itu muncul di pikiran Reksa kala melihat foto yang di berikan Calista.Denis, lelaki perebut pacar Reksa. Sebenarnya bukan perebut tapi lebih kepada gara-gara Denis, dirinya di tinggalkan oleh Karina, jadi sebenarnya siapa yang salah? Karina dan Denis sama-sama bersalah, karena tega menghianati Reksa dan itu adalah masa lalu kelamnya."Aku tidak tahu siapa lelaki itu yang jelas aku ada meeting dengan klien, sekarang juga. Jadi bisakah kau pergi dari hadapanku sekarang?" Bukan permintaan, tapi perintah itu Reksa
Mendapati kenyataan kalau Reksa memang ada hubungan seperti pada foto yang tersebar luas di media sosial nyatanya dapat membuat konsentrasi Aneta menjadi buyar sejak kemarin pagi pasca berita tersebut viral di jagat maya.Lalu bagaimana dengan perasaannya? Jangan tanyakan lagi, sangat kecewa, namun berhasil ia tutupi dengan senyum yang menghiasi wajahnya."Ta, apa kamu tahu dimana sekarang pak Reksa berada? Kan kamu teman lamanya, pasti tahu lah ya, dari tadi pagi belum kelihatan soalnya," tanya Yeri, si paling terobsesi dengan CEO mereka."Aku tidak tahu, Yeri," jawab Aneta sambil tersenyum.Aneta menghela napas, memikirkan pikirannya sendiri yang mengatakan kalau Reksa bersama Karina dan anaknya. Hatinya sedih, bukan sedih karena cemburu, sungguh Aneta tidak berhak merasakan cemburu, dirinya bukan siapa-siapa. Namun dirinya memikirkan Gabriel. Bagaimana dengan masa depannya nanti dan bagaimana jika dirinya mengetahui kalau ayahnya adalah Reksa. Entahlah memikirkan hal itu membuatnya
Gabriel mendongak ke belakang ketika merasakan ada tangan yang menenangkannya melalui sentuhan pundaknya. Gabriel lalu melepas pelukan itu dan melangkah ke kamar.Gabriel meraih tas usang yang ia miliki saat bersekolah di PAUD, lalu mengeluarkan bungkusan plastik yang didapatkannya tadi pagi dan dijadikanlah jadi satu uang tersebut ke dalam plastik yang tersimpan di dalam tas Gabriel semasa PAUD.Lalu Gabriel keluar dari kamar membawa sekantong besar uang receh yang ia kumpulkan dari awal kelas satu hingga sekarang, hasil jerih payahnya selama ini.Aneta tentu saja kaget, tapi tidak dengan bibi Ranti. Karena bibi Ranti selama ini tahu, dan tidak memberitahu Aneta tentang hal ini karena ia merasa tidak tega dengan permohonan anak kecil yang sudah ia anggap seperti cucunya sendiri itu."Apa uang ini cukup untuk Mama tidak bekerja keras lagi?" Ditengah keterkejutan semua yang terjadi hari ini, dirinya seakan mendapat tamparan keras dari Gabriel dengan hal ini.Bagaimana ia bisa seegois i
"Bukankah Calista punya anak kecil berumur enam tahun?" tanya ibu Vina sekali lagi memastikan kalau dirinya tidak salah.Tapi Bagaskara malah tertawa. Lalu mengambil handphone yang ada di meja tersebut dan membukanya kemudian menunjukkan salah satu foto anak kecil yang sedang di pangkunya."Apakah ini?" tanya Bagaskara."Betul sekali. Bukankah ini anaknya Calista?""Maaf, Bu. Ini anak dari teman Calista. Kalian salah paham," jelas Bagaskara pada ibu Vina dan mungkin Rama juga yang berpikir kalau Calista sudah mempunyai anak.Rama memandang Calista, tapi Calista tampak acuh."Maaf ya, Bu. Waktu itu aku tidak bilang kalau Gabriel bukan anakku.""Tidak apa, nak. Ibu yang salah dan mengiranya itu anakmu."Kemarin ketika baru datang ke Indonesia, awalnya daddy Calista juga hampir saja memukul Calista karena ia juga berpikir hal yang sama dengan ibu Vina saat melihat Calista sedang bercanda di kamar dengan seorang anak kecil yaitu Gabriel.Tapi ketika daddy Calista sedang berada di puncak k
"Pa, bisakah nanti malam kita tidur bertiga? Aku ingin sekali tidur di peluk Papa. Boleh kan?" tanya Felicia di tengah-tengah mereka menikmati makanan yang disajikan."Felicia, kalau sedang makan tidak boleh berbicara, nanti tersedak," jawab Reksa mencoba mengalihkan pembicaraan."Tidak, Pa. Aku mohon, mau ya?" rengek Felicia.Reksa yang belum selesai makan itu meletakkan sendok dan garpunya, lalu menggeser piring yang masih ada separuh makanan yang belum masuk ke mulutnya itu sebagai tanda kalau dirinya selesai makan. Reksa memang sering menghadapi anak seperti Felicia ketika di Singapore kemarin, jadi Reksa bisa dengan sesabar itu menghadapi Felicia. Dan Karina hanya memperhatikan dua orang itu saling berbicara, sambil menikmati makanannya."Saya ada banyak kerjaan di luar kota, jadi saya tidak ada waktu untuk menginap dirumah mama kamu, dan ini pekerjaan yang tidak bisa saya tinggalkan. Maaf," jelas Reksa tanpa basa basi. Sesungguhnya dirinya lelah harus selalu bersandiwara seperti
Akhirnya Aneta menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada HRD. Saat itu pula dirinya sudah mengemasi barang-barang pribadinya termasuk foto Gabriel yang tadinya bertengger di meja kerjanya.Aneta melangkah dengan lesu keluar dari perusahaan tersebut. Walaupun teman-teman satu divisinya menyayangkan keputusan Aneta dan penasaran apa yang membuat Aneta resign, tapi hal itu tidak menjadikan pikiran Aneta goyah, dirinya tetap keluar dari perusahaan. Bukannya Aneta melarikan diri dari masalah, dan berakhir dengan kata pecundang, hanya saja dirinya ingin hidup tenang ketika ayah kandung Gabriel tahu akan keberadaan Gabriel.Kini Aneta sudah sampai dikontrakan, tapi Gabriel tidak ada di sana. Dimana anak itu. Biasanya jam pulang kantor, Gabriel menghabiskan waktu dikontrakan nonton televisi sambil menunggu ibunya pulang. Apa yang sebenarnya terjadi.Aneta kebingungan, tidak biasanya Gabriel seperti ini. Dia mencari ke kamar mandi, di halaman belakang, dan mencari ke rumah bibi Ranti. Tida