Amelia menyegerakan membawakan pakaian untuk Grizelle. “Tidak perlu digendong ... nanti juga nangisnya berhenti sendiri, Zeel tidak pernah menangis lama.”“Kasihan ... Zeel kedinginan.” Pelukan Nitara sangat tulus, tetapi dia masih mengabaikan Galaxy. Amelia segera meraih Grizelle dalam pangkuan iparnya. “Kasihan Galaxy menangis, mungkin cemburu,” kekehnya saat berkelakar. Ketika Grizelle sudah berada dalam pangkuan Amelia, barulah Nitara menyadari keberadaan Galaxy hingga bayinya diraup penuh kasih sayang serta penyesalan. “Maaf ya, Sayang ....” Kalimat Nitara yang mewakilkan semua kelalaiannya. Saat ini Amelia melirik sesaat pada Nitara, tidak ada yang aneh apalagi saat wanita itu memainta maaf pada putranya maka hingga saat ini dia tidak tahu jika iparnya telah tenggelam pada putrinya. Selama Amelia memakaian baju pada bayinya, Nitara memerhatikan Grizelle seiring menyusui Kenzo. “Apa Zeel pernah mencakar pipinya?” pertanyaan pertama Nitara. Amelia melirik saat memberikan jawab
Jawaban Tio bukanlah jawaban, tetapi peringatan hingga Cristy bungkam selama beberapa saat. Lalu melanjutkan pertanyaan karena penasaran pada alasan si pria, “Kenapa?”“Seharusnya kamu tidak perlu bertanya kenapa. Sudah jelas kan, kalau aku ingin selalu melihat Amei tersenyum. Amei bahagia dengan Erland, apalagi ada anak-anak di tengah-tengah mereka, aku tidak ingin siapapun menghancurkan kebahagiaan Amei!” tutur tegas Tio disertai dengan pengakuan.Cristy membuang udara cukup panjang. ‘Aku mencintai orang yang tidak boleh aku cintai. Ternyata ... kamu juga melarangku!’Kini, Cristy kembali mengajukan pertanyaan sensitif, “Apa sampai detik ini kamu masih mencintai Amei?”“Tidak!” jawaban tegas dan lugas Tio.“Heuh!” Cristy mengerjap mendengar jawaban Tio yang seakan mustahil.“Level perasaanku sudah melebihi dari sekedar cinta,” penuturan Tio dengan santai, “tapi aku juga tidak tahu apa itu, hanya saja aku akan membahagiakan Amei dengan cara apapun termasuk membiarkannya bahagia denga
Nitara barusaja menyusul bersama Galaxy. “Mei, sedang apa? Tadi aku ke kamar kamu, tapi kamu tidak ada, ternyata di sini,” kekeh kecil Nitara.“Aku sedang mengasuh Zeel, takutnya bosan kalau terus di kamar.”“Iya sih, gerah juga kan karena udara kamar biasanya lebih hangat dari ruangan lain walaupun sudah pakai ac dan membuka jendela,” sahut hangat Nitara.“Begitulah ...,” kekeh kecil Amelia. Saat ini Nitara mengganti saluran.“Aku sedang mencari acara musik. Aku sedang ingin mendengarkan musik,” ungkap Nitara saat tanpa ragu mengambil alih remot tv, tetapi Amelia memang tidak keberatan toh tidak ada acara khusus yang sedang disaksikannya. “Mungkin kita harus mendengarkan lagu santai, bermanfaat juga buat Galaxy sama Zeel,” saran Amelia. “Aku akan mencarinya.” Saat ini Nitara memang sudah menguasai gaya hidup berkelas. Televisi adalah hal mudah, semua peralatan canggih di rumah ini sudah dia kuasai walaupun tidak ada alat semacam itu di rumahnya bahkan hingga saat ini karena Sania d
Di ruangan lain, William juga melarang Nitara untuk hamil di waktu dekat. “Kamu harus melakukan pemulihan secara maximal walaupun misalnya dokter mengizinkan untuk hamil. Aku tidak mau akhirnya kamu merasakan efek samping, apalagi kalau misalnya akhirnya kasih sayang kita terbagi begitu cepat pada adiknya Galaxy.”Nitara tidak keberatan sama sekali pada keputusan William. “Baiklah, kita sayangi Galaxy tanpa harus terbagi dengan adiknya.”“Iya, Sayang ....” William memberikan pelukan hangat nan penuh kasih sayang. ‘Bukannya aku tidak mau memberikan Galaxy seorang adik, hanya saja keadaan Galaxy membutuhkan kasih sayang dan perhatian penuh. Aku tidak mau akhirnya Galaxy merasa kurang disayangi karena mungkin anak kita akan berpikir semuanya karena keadaan fisiknya. Apalagi jika fisik adiknya normal. Biarkan saja Galaxy merasakan kebahagiaan menjadi anak satu-satunya hingga dia sendiri yang meminta seorang adik.’William mencoba merasakan isi hati putranya, maka mungkin itu yang dirasaka
Bukan hanya William saja yang mengkhawatirkan keadaan Galaxy di masa depan, tetapi Nitara juga. Apalagi wanita itu adalah orang yang melahirkan sang buah hati, tentu saja rasa cemas yang bersemayam dalam dadanya melebihi William. Hanya saja wanita ini tidak mengungkapkannya karena terlalu takut akan mempengaruhi pola pikir otaknya dengan sugesti dirinya sendiri, apalagi jika mendengar kata orang. Nitara tidak akan menyukai hal seperti itu. Saat ini Galaxy dan Grizelle akan mengunjungi posyandu di daerah setempat. Ini adalah lingkungan elit, maka tentu saja anak-anak yang hadir adalah keturunan keluarga berkelas. Ini adalah pengalaman pertama Nitara akan bertatap muka dengan para ibu-ibu istri dari suami mereka yang bergelimang harta. Maka untuk menjaga nama William, dia memakai pakaian terbaik walaupun semua sandang miliknya adalah yang terbaik. “Ma, Tara sudah siap.” Senyuman indah nan manis dipasang.“Ya Tuhan ... cantik sekali menantu Mama,” pujian Miranda yang justru berpakaian b
Hari ini bukan hanya William dan Erland saja yang berada dalam area yang sama, tetapi Tio dan Cristy juga walaupun wanita itu sedikit menggerutu karena lagi-lagi terlibat dalam urusan Tio. “Waktuku tidak banyak, aku tidak bisa banyak membantu.” Kalimatnya segera dilontarkan saat barusaja selesai packing makanan untuk acara amal.Tio menoleh bersama tatapan lembut dan teduh. “Ya, terimakasih sudah membantu.” Senyuman menjadi penambahnya hingga membuat Cristy sedikit merasa tidak biasa karena sikap Tio yang ini. ‘Dia sudah banyak berubah. Selain menjadi jauh lebih dewasa, dia juga sering sekali tersenyum seperti itu seolah aku adalah pasangannya padahal dari dulu dia tidak pernah menunjukan senyuman seperti itu. Tio yang dulu hanya akan cengengesan!’ Cristy sibuk bermonolog seiring memandangi Tio yang sedang memerintahkan beberapa karyawannya untuk merapihkan semua makanan di dalam mobil. “Sampai kapan kamu akan melakukan hal seperti ini?” tanya lantang Cristy yang cukup berjarak deng
Pada waktu makan malam, semua orang berkumpul termasuk Adhinatha dan Sopia karena keduanya memutuskan menginap di sana selama beberapa hari kecuali jika Kenzo bersedia dibawa pulang maka kehadiran cucu pertama mereka akan sedikit mengobati rasa kesepian terhadap kedua cucunya yang tinggal di atap berbeda.Sopia tidak menyantap makanannya, wanita ini memilih menimang Grizelle dan membiarkan Amelia menyuap, sedangkan Galaxy selalu dijaga oleh baby sitter selama Nitara sedang melakukan aktivitasnya.“Ma, makan dulu. Amei sudah selesai kok.” Tentu saja Amelia tidak akan membiarkan ibunya kerepotan dengan perut kosong.“Makan yang banyak biar asinya juga lancar. Mama sudah mengisi perut sebelum kamu,” kekeh Sopia.Miranda menyahut, “Mamanya Amei hanya mengisi perut dengan sedikit makanan." Kini tatapannya mengarah pada Sopia, "Akan saya hangatkan lagi makanannya khusus untuk mamanya Amei.” Kekeh hangatnya.“Tidak perlu ....” Sopia menolak halus.“Tidak apa, akan saya temani.” Sikap hangat
Acara amal yang diselenggarakan Tio berlangsung sangat lancar, banyak sekali peminat, tetapi semuanya berbaris dengan rapih bahkan tidak sedikit orang yang tidak mendapatkan meja, maka pihak restoran mengemas makanannya dengan sangat rapih.Cukup lama Sopia berada di sana karena ibunya Tio mengajaknya berbicara ini dan itu termasuk menanyakan Amelia, “Bagaimana kabar Amei sekarang dan anak keduanya?”“Baik-baik saja ... Grizelle tumbuh dengan pesat,” kekeh bahagia Sopia.“Syukurlah ... saya ikut senang mendengarnya.”“Sudah beberapa hari ini Amei dan Grizelle tinggal di kediaman mertuanya, jadi kali ini saya dan suami menginap untuk melepas rindu pada kedua cucu kami,” kekeh bahagia Sopia lagi.“Pasti kalian tidak dapat berjauhan dengan cucu,” kekeh wanita ini, “andai Tio sudah menikah, kami juga akan menimang cucu,” desahnya kemudian.Sopia tersenyum kecil. “Mungkin tidak akan lama lagi.”Saat ini tanpa sengaja Jesica mendengar kalimat ibunya. Maka hatinya kembali bersedih. ‘Kalau ka