Share

KEPAHITAN MASA LALU

Ariza tidak pulang ke rumahnya, dia berbelok ke arah lain tanpa sepengetahuan anggota gengnya. Dia terus melajukan mobilnya sampai dia tiba di jalanan sepi, dengan sebuah telaga kecil dan sebuah bangku di tepi telaga. Cukup banyak lampu jalan sehingga keadaan disitu cukup terang.

Gadis itu keluar dari mobilnya, menutup pintu dan bersandar disana sambil memandang kilauan air telaga yang ditimpa cahaya lampu, tampak gelap keemasan. Sorot mata Ariza terlalu beku dan minim emosi, namun orang dapat merasakan kegelisahannya.

"Apa ini? Mengapa orang-orang itu datang di negeri ini? Apakah mereka belum puas menghancurkanku?" batinnya. Pandangannya berubah sendu. Ketua Poison itu melangkah ke kursi besi, duduk disana sambil merapatkan jaketnya. Udara cukup dingin, namun Ariza tidak terganggu. Dia menghela nafas berkali-kali untuk melonggarkan sesak di dadanya.

"Malam yang sendu, sepertinya?" sebuah suara memecah kesunyian Ariza. Gadis itu sedikit terkejut, lalu memutar kepala. Pandangannya lan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status