Share

Bab 19.

"Bay, kamu masih ingat wajah orang yang menganiaya kamu?" tanya pak Herman saat kami sedang menyantap sarapan pagi.

Aku berfikir keras untuk mengingat kembali wajah tiga orang preman yang telah membuat aku koma dirumah sakit selama tiga bulan.

"Mereka memakai penutup wajah kecuali satu orang. Saya dengar mereka memanggil namanya dengan sebutan bogel. Apa yang mereka lakukan, sampai sekarang masih terngiang-ngiang dalam kepala saya, Pak," ujarku.

Aku masih mengingat lelaki berhati iblis itu yang telah menendang dada ini sehingga muntah darah dan tidak sadarkan diri. Lelaki berkulit sawo matang, bermata sipit dan hidung pesek itu memiliki tato kepala macan dilenan sebelah kanannya.

"Nanti sepulang dari rumah Naya, kita singgah ke kantor polisi buat pengaduan. Baru satu orang yang tertangkap dan Bapak yakin ada dalang dibalik ini semua. Mereka itu hanya melaksanakan perintah," ujar pak Herman sembari menyendokkan nasi kedalam piringnya.

"Pembunuh bayaran, maksud Bapak?" tanyaku.

"Ya begi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status