Share

33. Dua Garis Biru

"Sial! Sial! Siaaal!” maki Hani seraya memukuli jok yang ia duduki. Dia sedang dalam perjalanan pulang dari pestanya Layla. “Kenapa sih kalo singgah di tempat wanita jelek itu, aku selalu ketiban apes mulu?” geramnya kesal.

Wanita itu meraih kotak tisu di atas dasbor. Tangan Hani mulai mengelap wajahnya yang masih terasa lengket dan berminyak. Di sampingnya, Panji hanya melirik sekilas.

“Sepertinya Layla sengaja merencanakan ini,” tuduh Hani mulai membabi buta, “dia pasti iri lihat aku cantik dan dipuji banyak orang, makanya nyuruh karyawan-karyawan katering yang bego itu buat nabrakin aku.”

Panji menarik napas. Dia menggeleng pelan mendengar tudingan istrinya yang halu.

“Jahat banget itu orang, semoga kena karma!” umpat Hani dengan kasar, “mana aku udah kondangan gede lagi, eh malah gak ditawari makan.”

“Emang kamu ngamplop berapa?” tanya Panji terus fokus pada arah jala

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status