Share

11. Drama

"Maaas! Sini naik cepetan!" Sarita berteriak dari atas.

Mas Arif lekas bangkit. Pria itu setengah berlari menaiki tangga. Nona pun mengikuti ayahnya menyusul sang ibu.

"Bungaaa, jangan main-main pisau!" Terdengar suara Mas Arif berseru.

"Biarkan aku mati saja, Yah. Toh aku gak pernah dianggap juga," balas Bunga di sela isakannya.

"Ding, kita lihat ke atas, yuk! Sepertinya Bunga berbuat nekat," ajakku dengan menarik lengan Gading.

Gading melepas pegangan tanganku. "Biar saja, Bu. Itu bukan urusan kita," tolak Gading acuh tak acuh.

"Kalo sampai terjadi apa-apa dengan Bunga bagaimana?"

"Itu kemauan dia. Kita bisa apa?" sahut Gading datar. Sama sekali anak itu tidak tersentuh.

Aku menghela napas. "Ibu tahu kamu sangat gedeg melihat kelakuan Bunga, tapi ada benihmu di rahimnya."

Gading melengos.

"Kamu sudah cukup salah dengan melakukan perzinahan kemarin. Sekarang jangan buat dosa lagi dengan menutup mata pada kondisi Bunga." Aku menasihati dengan lembut.

"Bungaaa!"

Teriakan dar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Bintang ponsel
koq gedek sma mama nya gading gk mikirin prsaan gading nikah tmpa cinta tu gmna kan disini gading sma nona yg korban, jelas2 bunga yg salah sok baik bgt jd ortu klo gue ogah nurutin gading jgn diem aja loe nurut aja gedek gue sma bunga
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status