Share

Di Luar Nalar

“Aya, nggak sakit itu kepala dihantam telur rebus?” tanya Luna.

“Nggak, kepalaku keras, beda sama hatiku yang lemah lembut,” jawab Aya sambil memasukkan satu butir telur rebus bulat-bulat ke dalam mulutnya. Dalam waktu tidak sampai lima menit sudah habis sisa sepuluh butir telur rebus.

“Tumben kamu di sini lama-lama?” Aya menenggak minuman agak asam rasanya, katanya untuk mengisi ion tubuh.

“Nungguin Riko.” Luna menjawab sambil wajahnya celingukan ke sana sini.

“Muka Riko kayak ikan buntal, bisa dapat pacar kamu yang cantik gini, itu gimana ceritanya, sih? Cobak yang bener cari pacar, Lun? Emang nggak malu punya pacar udah jelek, hobi ganti-ganti cewek, hobi follow akun IG cewek cantik, eh, habis itu nggak di folback lagi,” cibir sang putri.

Nggak habis pikir Aya sama pilihan Luna. Dari sekian banyak anak sultan di sekolahnya, kenapa harus milih Riko yang ganteng nggak, jelek ya hampir. Entah pelit untuk perawatan muka atau gimana, Aya nggak paham.

“Ya, namanya juga cinta, Ay.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status