Share

70. Hari Ibu (2)

Tepuk tangan bersambutan di ruang kelas setelah Fara menyelesaikan bait terakhir puisinya. Adora sama sekali tidak dapat mengalihkan pandangannya dari Fara, sampai akhirnya mata mereka beradu satu sama lain. Adora kemudian mengacungkan dua jempolnya ke arah Fara dan Fara membalasnya dengan senyuman manis miliknya.

Benjamin yang sedari tadi memperhatikan Fara pun melirikkan matanya ke arah Adora. Benjamin tentu saja menyaksikan interaksi itu. Perasaannya kemudian terenyuh saat menyadari satu hal.

Adora adalah perempuan yang selama ini dibutuhkannya, tetapi saat ini Benjamin seperti orang bodoh, dia kehilangan akal untuk mempertahankan Adora agar tetap di sisinya. Semakin dipikirkan, kepalanya semakin sakit. Pilihannya saat ini adalah mempertahankan egonya atau keinginan Adora.

"Ben?"

Benjamin terhenyak saat Adora memandangnya dengan tatapan khawatir. "Kamu tidak apa-apa?"

Benjamin menggeleng, "Tidak, aku tidak apa-apa. Oh ya, aku mau membeli minuman di kantin, kamu mau?"

"Boleh. Mau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status