"Mas, sudah pagi. Kamu gak kerja?" Dengan malu-malu Clara bertanya pada Azka yang masih tertidur dibalik selimut."Sudah pagi ya. Kenapa masih gelap ya." Azka menarik tangan Clara hingga membuat Clara jatuh ke dalam pelukan Azka. Bukan main deg-deg an Clara berada dalam posisi seperti itu. Meski adegan ini memang ada di naskah, tapi entah kenapa Clara merasakan sesuatu yang berbeda saat berada dalam pelukan Azka.Azka kemudian mendekatkan wajahnya hendak mendaratkan ciuman di bibir Clara, namun Clara langsung berpaling seraya menutup matanya."Cut."Dengan cepat Clara bangun dari atas tubuh Azka lalu bergegas menuju sofa tempat biasa ia duduk."Merah gitu wajahnya, Cla. Blush on tadi kayaknya ketebalan ya," goda Inez datang dan merapikan rambut Clara."Masa? Enggak ah," elak Clara meraih tisu dan menyapu pipinya. Membuang rasa malunya."Totalitas banget akting malu-malu kamu, Cla. Kayak beneran," kata Mas Bramana saat melintas di depan Clara."Kan harus menjiwai, Mas," sahut Clara cep
Pagi ini sebelum pergi ke lokasi syuting, Clara menyempatkan untuk ke rumah Lisa untuk menjenguk Mama Lisa. Selama dirawat di rumah sakit kemarin, ia sama sekali tak bisa mencuri waktu untuk menjenguk karena jadwal syuting sampai malam."Kamu repot-repot ke sini Cla," ucap Mama Lisa saat Clara datang menghampiri ke dalam kamar lalu mencium tangan."Gak repot kok, Ma. Kemarin gak sempat jenguk waktu Mama di rumah sakit. Clara ada bawa buah, nanti dimakan ya, Ma," kata Clara yang di sahut Mama Lisa dengan anggukan."Gimana syuting, Cla? Aman?" tanya Lisa."Diaman-amankan, Lis," jawab Clara memijat pelan keningnya."Loh kenapa? Ada masalah di lokasi?" Lisa makin penasaran."Kalian ngobrol di depan aja," celetuk Mama Lisa."Kita depan dulu ya, Ma," kata Lisa.Mama Lisa mengangguk."Cepat pulih ya, Ma. Clara ngobrol sama Lisa di depan dulu," ucap Clara.Begitu tiba di ruang tamu, Lisa langsung membombardir Clara dengan banyak pertanyaan."Kenapa kamu malah ketawa? Memangnya lucu? Aku ters
"Mau makan dulu?" tanya Azka kala mereka baru saja keluar dari jalan tol."Gak usah. Pengen cepat sampai di tujuan aja," ucap Clara yang sejak pergi hingga sekarang masih mengenakan kacamata hitamnya. Ia baru bicara saat Azka mengajaknya bicara. Itu juga kalau pertanyaan yang Azka lontarkan Clara rasa penting."Yakin, kamu gak lapar? Aku kayak dengar suara dari perut kamu," kata Azka mendelik.'Pake acara bunyi lagi ini perut' kesal Clara dalam hati.Azka memasang lampu signnya dan berbelok masuk ke salah satu supermarket."Mau ikut masuk?""Gak, aku tunggu di mobil aja," ucap Clara. Apa jadinya kalau ia turun berdua dengan Azka, yang ada bakal langsung banyak mata yang mengawasi dan mengirimkan foto ke akun gosip. Ia melepas kacamatanya."Ini gak ada tisu apa?" Clara meraba sekitarnya mencoba mencari tisu. Ia melepas sabuk pengaman dan berbalik menghadap belakang."Kamu cari apa, Cla?" tanya Azka membuka pintu membawa satu plastik makanan dan minuman."Ngapain sih tisu ditaruh di bel
Sudah dua belas hari mereka lalui bersama untuk syuting film ini. Sejak pagi Clara, Azka, dan yang lain sibuk dengan adegan masing-masing. Menjelang pukul empat sore, konsumsi untuk mereka datang. Suara Mas Bramana yang menyuruh untuk break sejenak disambut bahagia oleh semua pemain dan juga kru."Mau apa? Biar aku ambilin, Cla," kata Lisa saat Clara mendekat."Terserah kamu aja, Lis. Tapi aku minta teh hangat ya. Kayaknya aku gak enak badan," kata Clara duduk dan bersandar di sofa. Ia mengambil minyak kayu putih dan mengoleskannya di kening.Dari jauh Azka melihat apa yang Clara lakukan, lalu ia mendekati Lisa."Clara sakit ya, Lis?" tanya Azka."Kok tau? Dia bilang sama kamu ya?" tanya Lisa bingung."Nggak. Barusan aku lihat dia pakai minyak kayu putih," sahut Azka."Oh. Kirain dia bilang sama kamu. Karena setahu aku dia gak suka sama kamu," ucap Lisa sambil tertawa."Ia. Aku juga bingung. Aku ada salah apa sama dia sampai dia gak suka sama aku. Bawaannya bete aja sama aku," ucap Az
Mengambil setting di rumah sakit, ini adalah syuting adegan-adegan terakhir sebelum proses produksi film selesai."Gimana udah siap lahiran kan?" goda Azka sambil mengelus perut buncit bohongan Clara."Siapa banget lah. Ini kan adegan-adegan terakhir. Artinya aku gak bakal ketemu-ketemu lagi," sahut Clara."Kita pasti masih ketemu lagi. Nanti kan kita ada agenda roadshow beberapa kota," kata Azka tak mau kalah.Clara melirik Azka tajam. Tak ingin terlibat pembicaraan lagi, Clara meraih kertas yang ia letakkan di sampingnya kemudian membaca skrip untuk adegan yang akan ia perankan.'Hah perasaan ini gak ada kemarin. Kenapa adegan ini tiba-tiba ada' gumam Clara dalam hati. Ia berulang kali membaca skrip yang ia pegang dan masih sama. Adegan itu harus ia lakukan di scene terakhir."Cla, siap-siap ya," kata Mas Bramana memberitahu."Iya, Mas," sahut Clara.Ia dan Azka lalu masuk ke dalam set. Sebuah kamar rawat inap lengkap dengan keranjang bayi dan bayi di dalamnya. Adegan kali ini adal
Menggeliatkan tubuhnya, Clara terbangun di pukul empat pagi. Ia melirik infus di tangannya yang terasa perih dan ternyata berdarah. Ia lalu menekan tombol bel dan beberapa menit kemudian seorang perawat datang ke kamarnya."Bisa diperbaiki?" tanya Clara menunjukkan tangan kirinya."Tunggu sebentar, saya ambilkan dulu yang baru," kata perawat itu sembari keluar dari kamar Clara lalu datang lagi dengan membawa peralatan di tangannya.Clara menempelkan jari telunjuk di bibir. Memberikan isyarat pada perawat itu supaya tidak berisik agar Azka tak terbangun."Makasih ya," ucap Clara saat perawat itu selesai mengganti jarum infus.Dari atas tempat tidur, Clara menatap Azka. Ia masih bingung dengan sikap baik dan perhatian Azka padanya. Ucapan sayang yang Azka lontarkan kemarin masih belum bisa ia terima sepenuhnya. Ia benar-benar ragu dengan Azka. Takut Azka hanya mempermainkannya saja. Takut apa yang Azka katakan itu hanya emosi sesaat karena intensitas kebersamaan mereka selama syuting fi
Setelah dua hari tanpa kegiatan, hari ini Clara dijadwalkan untuk pemotretan guna kepentingan promosi film. Dengan ditemani Lisa, mereka berdua pergi ke dalam salah satu studio foto milik fotografer handal."Masih gak enak badan, Cla? Dari tadi diam aja," ucap Lisa."Dua hari gak ketemu sama dia aku rasanya damai-damai aja. Hari ini harus ketemu lagi sama dia. Pemotretan."Lisa terkekeh. "Kamu lo hampir dua minggu lebih akting sama dia, tetap aja belum klop di luar syuting.""Ngapain harus klop sama dia? Ogah ah," tolak Clara tegas."Coba sekali-kali kamu berdamai sama rasa gak suka kamu ke dia. Hati-hati lo, bisa aja suatu saat gak suka kamu ke dia berubah jadi suka," goda Lisa."Jangan sampai, Lis. Semua pria itu sama aja. Cuma mau mempermainkan wanita," cetus Clara."Gak semuanya, Cla." Lisa bersuara.'Salah satunya Azka, Cla. Dia suka kamu dari dulu. Dulu sampai sekarang rasa suka dia gak berubah sama kamu' gumam Lisa dalam hati. Zaman sekolah dulu, Lisa pernah menyimpan perasaan
Sedang berjalan di mall sendirian, Clara masuk ke salah satu toko parfum. Berjalan menyusuri etalase, ia mendengar beberapa orang berbisik-bisik membicarakan filmnya yang masih beberapa hari lagi akan tayang."Trailernya aja sudah lucu. Romantis gini. Yang main Azka lagi, cocok ya sama Naomi Clara. Aktingnya keren juga.""Naomi Clara ini yang sering main FTV kan?""Iya. Aku kalau dirumah gak ada kerjaan, suka nonton FTV dia.""Aku udah lama follow sosmed dia."Clara senyum-senyum sendiri mendengarkan percakapan orang itu. Rupanya ia cukup dikenal di masyarakat."Selamat siang, Kak Clara," sapa staf toko parfum itu."Siang," sahut Clara.Beberapa orang yang tadi asik membicarakan Clara, langsung menengok. Rupanya mereka adalah staf toko parfum itu juga. Tanpa pikir panjang, mereka langsung meminta foto bersama."Makasih ya Kak buat fotonya," ucap mereka bergantian."Sama-sama," sahut Clara kemudian meminta tolong dicarikan parfum yang biasa ia pakai.Setelah membayar parfum itu di kasi