Share

Bab 33 Depresi

Pov : Dimas

Jarum jam menunjuk angka tujuh. Kulihat Arnila belum juga beranjak dari tempat tidurnya. Dia masih terdiam di sana dengan melipat kedua kaki. Pandangannya kosong ke depan. Datar, tanpa ekspresi.

Sejak kepergian Azima seminggu yang lalu, Arnila memang masih sangat depresi. Dia sering mengamuk dan melempar barang-barang di sekitarnya.

Tak hanya itu saja, beberapa kali kutemukan dia berusaha menyakiti dirinya sendiri dengan gunting. Sebab itulah, benda-benda tajam di kamar ini aku simpan serapat mungkin agar tak terlihat olehnya.

Kubuka pintu perlahan, membawakan bubur ayam untuknya. Bubur langganan yang biasanya sangat dia suka. Seketika dia mendongak. Menatapku dengan tajam tanpa berkedip sekian detik lamanya.

Hening. Tak ada tanya atau sapa darinya. Aku masih berusaha untuk tersenyum, sembari membawa mangkuk berisi bubur itu ke meja di sebelahnya.

"Selamat pagi, Sayang. Kamu sarapan dulu, ya? Ini aku bawakan bubur langganan kesukaanmu. Aku suapi ya?" ucapku selembut m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status