“Eh ... ada apa ya Bu?” tanya Cheryl sambil memperhatikan Novita dan juga Mamanya Dirga.“To the point saja, kalau saya ingin menyuruh kamu untuk menjauhi Mas Dirga.” Novita benar-benar mengutarakan alasan yang membuat dirinya mengajak Cheryl bertemu.Sebenarnya Cheryl sendiri tidak ingin datang, hanya saja yang menyuruh datang ke tempat ini adalah Mamanya Dirga, sehingga dia merasa begitu berat untuk menolak dan ternyata dia hanya terjebak dalam situasi yang tidak enak.“Saya juga sama, saya tidak ingin punya menantu seperti kamu, karena saya lebih suka dengan menantu lama saya dan saya ingin Dirga kembali bersama dengan Novita agar El bisa kembali bersama dengan Mamanya.”“Saya ingin cucu saya mendapatkan pendidikan atau pengajaran yang baik, sehingga saya ingin kamu berhenti bekerja menjadi babysitter untuk El.”“Tenang saja, masalah bayaran kamu tiap bulannya akan saya beri, kalau kamu memang butuh uang, hanya saja saya ingin kamu berhenti bekerja bersama dengan Anak saya dan biar
“Eh ... mereka menawarkan aku uang 1 Milyar agar aku meninggalkan Om dan berhenti menjadi Babysitter El.”“Lalu? Kamu menerima tawaran itu?” Dirga benar-benar penasaran dengan hal tersebut, karena dia cukup tahu kalau awal mula Cheryl bisa bekerja dengan dirinya juga karena uang.“Jangan bilang kalau kamu menerima uang 1 Milyar itu?”Cheryl terdiam dalam waktu yang cukup lama, hingga membuat Dirga merasa curiga, bahkan dengan seketika tatapan Dirga berubah semakin mendalam.“Jawab! Kenapa kamu diam saja?”“Eh ... kalau aku menerima tawaran itu memangnya bagaimana?” tanya Cheryl yang merasa ingin tahu bagaimana tanggapan Dirga akan hal tersebut.“Apakah kamu menganggap saya semurah itu?!”Glek!Cheryl menelan salivanya dengan begitu dalam, karena dia merasa kaget sendiri dengan nada bicara Dirga yang begitu tinggi, apalagi tatapan Dirga yang terlihat begitu dalm.“Apakah kamu sebutuh itu pada uang sampai kamu langsung menerima tawaran itu?” Deru napas Dirga benar-benar begitu kasar, ka
“Cheryl,” panggil seorang laki-laki yang terdengar dengan sangat jelas, hingga membuat Cheryl mengalihkan pandangannya.Melihat siapa yang sekarang berada di hadapannya membuat Cheryl terdiam dalam beberapa saat, dia mencoba untuk menetralkan perasaannya dan menarik napasnya dengan begitu dalam, agar dia bisa biasa saja saat berhadapan dengan laki-laki yang bisa dikatakan sebagai mantan yang tidak ingin dia lepaskan jika tidak ada sebuah perubahan yang terjadi pada sosok laki-laki pemilik nama Axel.“E-eh iya, ada apa?” tanya Cheryl.“Sekarang mau ke mana? Sibuk?”“Eh ... mau langsung jemput El,” ucap Cheryl apa adanya yang mana Axel sudah tahu jelas siapa El.“Berarti tidak ada waktu?” tanya Axel memastikan dengan sebuah harapan yang tidak bisa dibohongi masih ada.“Eh, enggak, soalnya dia udah mau keluar sekarang.”Terlihat jelas ada sebuah perubahan ekspresi Axel dan hal itu cukup menimbulkan tanda tanya untuk Cheryl. “Eh, kenapa?”“Gak papa, hanya mendadak ingin berbicara saja.”“
“Kak, El mau naik itu!” ucap El sambil menunjuk pada permainan mobil-mobilan.“Boleh, mau sendiri?” tanya Rean dengan menggunakan nada bicara yang santai, dia sedari tadi benar-benar memanjakan El, dia menuruti semua keinginan El.“Mau sama Kakak ayok!” ajak El dengan begitu bersemangat.“Boleh, Kakak lawan El ya?”El menganggukkan kepalanya sampai kemudian mereka melangkahkan kaki dengan langkah yang begitu santai menuju ke arah di mana pintu masuk tersedia sampai pada akhirnya Cheryl melihat mereka yang sudah naik ke mobil-mobilan masing-masing.Hari ini El terlihat penuh dengan keceriaan yang membuat Cheryl merasa sangat senang, apalagi saat sekarang sikap dingin El tengah menghilang entah ke mana, Cheryl tidak begitu tahu apakah memang sebelumnya El dan Rean sedekat itu atau bagaimana, hanya saja rasa bahagia benar-benar Cheryl rasakan.“Ada apa El?” tanya Cheryl saat melihat mobil El menepi ke arahnya.“Ayok, ikut sama El!”“Hah? Siapa? Tante?”El menganggukkan kepalanya.“Eh ...
Pandangan Cheryl tengah terfokuskan memperhatikan Dirga yang hanya diam saja tidak bergeming, dia merasa cukup pusing memikirkan hal apa yang sebenarnya menjadi alasan kenapa Dirga sampai terlihat seperti kesal pada dirinya.“Om, kenapa sih? Kenapa Om kayak marah banget sama aku, padahal kan aku gak ngapa-ngapain, aku cuma nemenin El yang emang tadi main sama Rean.”“Aku gak tahu lho kalau emang Rean mau jemput El, lagi pula Om gak kasih tahu kalau Rean bakalan jemput El tadi, kalau aku tahu Rean bakalan jemput El ... gak akan aku nyamperin El tadi.”“Terus, kamu menyalahkan saya?”Dengan sangat dalam Cheryl menarik napasnya dengan sangat dalam. “Enggak nyalahin Om, aku cuma ngasih tahu semua yang sudah terjadi sama Om.”“Lagi pula mau mempermasalahkan apa sih?” Cheryl sama sekali tidak paham dengan apa yang ada di pikiran Dirga.“Gak mungkin kan kalau Om cemburu saat aku sama Rean?” Pandangan Cheryl benar-benar dia fokuskan memperhatikan Dirga, sampai kemudian Dirga mengalihkan pand
“Eh, saya mau ke Toilet dulu.”“Mau ngapain?” tanya Cheryl dengan menggunakan nada bicara yang terdengar begitu polos, bahkan ekspresi yang Cheryl saja terlihat seperti tidak tahu apa pun.“Menurut kamu, saya ke Toilet mau ngapain?” tanya balik Dirga.Tawaan Cheryl dengan seketika keluar, karena sebenarnya dia tidak sepolos itu, hanya saja dia ingin tahu bagaimana respons Dirga kalau dia mengajukan pertanyaan seperti itu dan sekarang Cheryl dibuat puas saat melihat ekspresi kebingungan dari Dirga.“Kalau mau tahu apa yang akan saya lakukan di Toilet, mari ikut dengan saya.”Kedua bola mata Cheryl dengan seketika membulat, dia mendadak panik dengan hal ini, bahkan dia terlihat jelas mematung, apalagi saat dia melihat Dirga yang menaikkan sebelah alisnya.“Ish! Enggak ah! Dah sana pergi! Kalau kebelet di sini nanti repot!” ucap Cheryl yang setengah mengusir Dirga.“Gak jadi ikut?” tanya Dirga yang menjadi begitu enteng menggoda Cheryl.“Enggak ah! Gak mau! Mau ngapain coba?”“Agar tahu
“Lho, kok bisa kamu datang ke sini?”Kening Cheryl mengernyit, sampai kemudian dia mengalihkan pandangan dan dia menatap dengan serius wanita yang ada di hadapannya sampai kemudian dia menghembuskan napasnya dengan begitu kasar.“Kenapa dunia mendadak sempit sih?!” Cheryl merasa begitu kesal dengan hal ini, karena dia harus bertemu dengan orang yang jika dia bisa memilih takdir, maka dia tidak ingin bertemu dengan orang itu.“Kenapa sih nyamperin terus saya? Penasaran banget kayaknya kalau gak nyamperin saya?” Cheryl benar-benar merasa kesal dengan hal ini, dia memandangi wanita di hadapannya dengan sangat serius.“Singkatnya saya ingin membuat kamu berhenti mengejar Mas Dirga, karena saya ingin kembali dengannya dan juga ingin bisa kembali bersama dengan El.”“Ingin kembali bersama dengan El, karena sekarang El sudah tumbuh menjadi anak laki-laki yang pintar, ganteng, dan juga tahu kalau El akan menjadi pewaris?”Kedua bola mata Novita dengan seketika membulat, karena dia merasa tida
“Tidak bisa Bu, karena masing-masing dari penjemput semua Anak yang ada di sini sudah mempunyai akses untuk menjemputnya, jika Ibu tidak mempunyai aksesnya, maka kami tidak akan memberikan izin untuk Ibu menjemput Anaknya, apalagi di waktu yang belum seharusnya keluar.”Mendengar pembahasan yang sedari tadi tetap sama membuat Novita merasa kesal, dia sudah mempunyai niat untuk mengajak El keluar agar nantinya Dirga mau menemui dirinya, tapi ternyata tidak bisa.“Tapi dia anak saya Bu, masa saya tidak bisa bertemu dengan Anak saya sendiri, hanya karena saya tidak mempunyai Akses untuk menjemputnya?”“Jika memang Ibu adalah Ibunya, maka Ibu bisa menunggu nanti. Tunggu sampai waktunya El pulang sekolah dan nanti Ibu bisa mengajak El secara langsung untuk pulang.”“Saat nanti El mau pulang bersama dengan Ibu dan mengakui bahwa Ibu memang Ibu kandungnya, maka pihak kami juga tidak akan mempersulit hal tersebut.”Bagaimana El mau bersama dengan saya kalau terakhir saya mengajak dia saja dit