Tok tok tok“Permisi.”“Masuk.”Setelah mendengar jawaban itu, Cheryl melangkahkan kaki sampai pada akhirnya dia masuk ke Ruangan itu, dia melangkahkan kaki sampai pada akhirnya dia melihat seorang pria yang tengah duduk di kursi kerjanya.Pria itu menyadari kedatangannya, hanya saja terlihat jelas kalau pria itu buat muka darinya dann hal itu membuat Cheryl memutar otaknya, dia bingung harus menjelaskan dengan menggunakan cara apa atau membujuk dengan bagaimana agar dia bisa kembali berhubungan seperti biasa dengan pria pemilik nama Dirga itu.“Eh Om ... inget gak Om kalau sekarang tanggal berapa?”Pertanyaan itu membuat Dirga sedikit mengalihkan pandangannya dan memperhatikan layar komputer di hadapannya untuk melihat tanggal. “Ingat.”“Emh ... hari ini kan tanggal gajian aku, nah aku ke sini mau me—“Gaji kamu sudah dibayarkan oleh asisten saya dan pembayarannya berhasil,” sahut Dirga dengan nada yang begitu datar.“Ish! Siapa juga yang mau nagih uang gajian?!” Cheryl kesal sendiri
“Sedang apa di sini?”“Ada perlu apa Pak ke sini?”Kedua pertanyaan itu terlontar di waktu yang hampir bersamaan, sehingga membuat keduanya kembali saling menatap, hanya saja seiring berjalannya waktu, cara mereka menatap terlihat semakin berbeda.Mereka sama-sama mengukirkan senyuman kecilnya, karena tidak percaya dengan hal itu. “Eh ... Bapak duluan yang jawab,” ucap Cheryl.“Kamu dulu,” ucap laki-laki itu.“Eh ... saya itu sebenarnya Babysitter-nya El, sekarang saya tengah menunggu Pak Dirga pulang.” Cheryl memberikan jawaban dengan santai.“Oh, saya niatnya ingin bertemu dengannya, tapi katanya dia gak pulang.”Sejenak Cheryl terdiam, hingga kemudian dia menganggukkan kepalanya. “Kalau boleh tahu, Bapak ada urusan apa? Kenapa sampai mau bertemu malam-malam? Urusan penting kah?” tanya Cheryl yang masih penasaran.“Tidak ada urusan apa pun, saya hanya ingin menginap di sini.”Mendengar jawaban itu membuat Cheryl mengernyit tanda tanya. “Menginap? Memangnya kalian sedekat itu?”Laki-
“Sudah, katakan saja siapa dia sebenarnya?”Mendapat pertanyaan seperti itu membuat Dirga menaikkan pandangannya, dia sedang duduk di kursi kerjanya, sehingga dia harus menaikkan pandangan saat dia ingin menatap wajah orang yang sedang berbicara dengan dirinya.“Sudah saya katakan kalau dia adalah Babysitter-nya El.”Rean mengangguk-anggukkan kepalanya. “Kalau memang dia hanya sekedar babysitter El, tidak ada hubungan dengan Kak Dirga, berarti tidak ada salahnya jika aku mendekati dia?”Pertanyaan itu dengan seketika membuat Dirga terdiam, bahkan ekspresinya saja terlihat berubah yang membuat Rean mengukirkan senyumannya, sebab dia merasa sudah bisa memancing Dirga dalam hal ini.“Bagaimana? Tidak masalah bukan, kalau dia hanya seorang babysitter-nya El?”“Untuk apa kamu mendekati dia? Dia hanya seorang babysitter, kamu bisa mencari perempuan selain dia.”“Kalau aku ingin dia bagaimana?” Rean masih terus memancing Dirga dalam hal ini.Sudah ada lebih dari 2 minggu, dia melihat Cheryl
“Hallo, Om. Ada apa?” tanya Cheryl setelah dia menerima panggilan masuk dari Dirga.“Kamu sedang apa?”“Emh ... sedang santai aja sih Om, kenapa?” tanya Cheryl yang padahal dia tengah memandangi banyak tugas di hadapannya, tapi dia khawatir kalau dia mengatakan sedang mengerjakan tugas akan membuat Dirga mengurungkan niat untuk memberi tahu alasan utama yang membuat Dirga menghubungi dirinya.“Saya jemput ya sekarang,” ucap Dirga penuh dengan kelembutan.“Mau ke mana Om?”“Nanti juga tahu sendiri,” timpal Dirga tanpa ingin memberi tahu ke mana tujuan dia pergi.“Emh ... ya udah boleh aja sih Om,” sahut Cheryl yang memang dia sendiri sudah menginginkan bisa kembali bersama dengan Dirga.“Iya, dandan yang cantik.”“Oke Om, siap, bakalan dandan yang cantik.”“Sebenarnya sudah cantik, tapi buat lebih cantik lagi. Saya senang melihat kamu,” ucap Dirga yang membuat Cheryl dengan seketika merasa diterbangkan ke awan yang tinggi, karena kalimat pujian dari Dirga.“Oke siap Om!”“Ya, see you h
“Eh ... ada apa ya Bu?” tanya Cheryl sambil memperhatikan Novita dan juga Mamanya Dirga.“To the point saja, kalau saya ingin menyuruh kamu untuk menjauhi Mas Dirga.” Novita benar-benar mengutarakan alasan yang membuat dirinya mengajak Cheryl bertemu.Sebenarnya Cheryl sendiri tidak ingin datang, hanya saja yang menyuruh datang ke tempat ini adalah Mamanya Dirga, sehingga dia merasa begitu berat untuk menolak dan ternyata dia hanya terjebak dalam situasi yang tidak enak.“Saya juga sama, saya tidak ingin punya menantu seperti kamu, karena saya lebih suka dengan menantu lama saya dan saya ingin Dirga kembali bersama dengan Novita agar El bisa kembali bersama dengan Mamanya.”“Saya ingin cucu saya mendapatkan pendidikan atau pengajaran yang baik, sehingga saya ingin kamu berhenti bekerja menjadi babysitter untuk El.”“Tenang saja, masalah bayaran kamu tiap bulannya akan saya beri, kalau kamu memang butuh uang, hanya saja saya ingin kamu berhenti bekerja bersama dengan Anak saya dan biar
“Eh ... mereka menawarkan aku uang 1 Milyar agar aku meninggalkan Om dan berhenti menjadi Babysitter El.”“Lalu? Kamu menerima tawaran itu?” Dirga benar-benar penasaran dengan hal tersebut, karena dia cukup tahu kalau awal mula Cheryl bisa bekerja dengan dirinya juga karena uang.“Jangan bilang kalau kamu menerima uang 1 Milyar itu?”Cheryl terdiam dalam waktu yang cukup lama, hingga membuat Dirga merasa curiga, bahkan dengan seketika tatapan Dirga berubah semakin mendalam.“Jawab! Kenapa kamu diam saja?”“Eh ... kalau aku menerima tawaran itu memangnya bagaimana?” tanya Cheryl yang merasa ingin tahu bagaimana tanggapan Dirga akan hal tersebut.“Apakah kamu menganggap saya semurah itu?!”Glek!Cheryl menelan salivanya dengan begitu dalam, karena dia merasa kaget sendiri dengan nada bicara Dirga yang begitu tinggi, apalagi tatapan Dirga yang terlihat begitu dalm.“Apakah kamu sebutuh itu pada uang sampai kamu langsung menerima tawaran itu?” Deru napas Dirga benar-benar begitu kasar, ka
“Cheryl,” panggil seorang laki-laki yang terdengar dengan sangat jelas, hingga membuat Cheryl mengalihkan pandangannya.Melihat siapa yang sekarang berada di hadapannya membuat Cheryl terdiam dalam beberapa saat, dia mencoba untuk menetralkan perasaannya dan menarik napasnya dengan begitu dalam, agar dia bisa biasa saja saat berhadapan dengan laki-laki yang bisa dikatakan sebagai mantan yang tidak ingin dia lepaskan jika tidak ada sebuah perubahan yang terjadi pada sosok laki-laki pemilik nama Axel.“E-eh iya, ada apa?” tanya Cheryl.“Sekarang mau ke mana? Sibuk?”“Eh ... mau langsung jemput El,” ucap Cheryl apa adanya yang mana Axel sudah tahu jelas siapa El.“Berarti tidak ada waktu?” tanya Axel memastikan dengan sebuah harapan yang tidak bisa dibohongi masih ada.“Eh, enggak, soalnya dia udah mau keluar sekarang.”Terlihat jelas ada sebuah perubahan ekspresi Axel dan hal itu cukup menimbulkan tanda tanya untuk Cheryl. “Eh, kenapa?”“Gak papa, hanya mendadak ingin berbicara saja.”“
“Kak, El mau naik itu!” ucap El sambil menunjuk pada permainan mobil-mobilan.“Boleh, mau sendiri?” tanya Rean dengan menggunakan nada bicara yang santai, dia sedari tadi benar-benar memanjakan El, dia menuruti semua keinginan El.“Mau sama Kakak ayok!” ajak El dengan begitu bersemangat.“Boleh, Kakak lawan El ya?”El menganggukkan kepalanya sampai kemudian mereka melangkahkan kaki dengan langkah yang begitu santai menuju ke arah di mana pintu masuk tersedia sampai pada akhirnya Cheryl melihat mereka yang sudah naik ke mobil-mobilan masing-masing.Hari ini El terlihat penuh dengan keceriaan yang membuat Cheryl merasa sangat senang, apalagi saat sekarang sikap dingin El tengah menghilang entah ke mana, Cheryl tidak begitu tahu apakah memang sebelumnya El dan Rean sedekat itu atau bagaimana, hanya saja rasa bahagia benar-benar Cheryl rasakan.“Ada apa El?” tanya Cheryl saat melihat mobil El menepi ke arahnya.“Ayok, ikut sama El!”“Hah? Siapa? Tante?”El menganggukkan kepalanya.“Eh ...