“Om, beneran free sampai mau nganterin aku ke Kampus?” Cheryl masih merasa tidak enak dengan hal ini, dia menatap Dirga dengan tatapan yang begitu dalam.“Sebenarnya kamu masih menganggap saya sebagai atasan kamu atau menganggap saya sebagai pasangan kamu?”Pertanyaan yang baru saja Dirga ucapkan membuat Cheryl terdiam penuh dengan keseriusan. “Memangnya kenapa Om?”“Saya mengantarkan kamu, karena memang saya ingin bersama dengan kamu, bukan karena saya mempunyai waktu luang, sehingga tidak masalah bukan kalau saya sengaja meluangkan waktu untuk kamu?”Di sini Cheryl terdiam, dia sebenarnya memang masih merasa canggung. “Hihi, gak enak aja Om, kalau harus mengganggu waktu Om, hanya karena mengantarkan saya, padahal saya bisa pergi sendiri.”“Apa pun untuk kamu, maka saya tidak merasa terganggu.” Penuh dengan kelembutan Dirga mengelus-elus kepala Cheryl yang membuat senyuman murni di bibir Cheryl terukir dengan begitu jelas.“Makasih Om,” sahut Cheryl.“Sama-sama, honey.”Saat itu juga
Seorang wanita sudah duduk menunggu seorang anak kecil keluar, sampai kemudian dia mendengar ada banyak suara anak-anak dengan beberapa orang yang menunggu berjalan, hingga dia melakukan hal yang sama.Pandangannya dia edarkan terus, dia melihat kalau sudah banyak anak yang menghampiri orang tua atau penjemputnya, tapi dia belum melihat Anak yang menjadi alasan kenapa dia menunggu keluar.Kening wanita itu mengernyit dengan sedikit tanda tanya yang ada, karena di saat yang lain begitu berantusias untuk pulang sampai berlarian, dia malah melihat ada seorang Anak yang berjalan dengan langkah yang begitu santai dan wajah yang tak berekspresi senang.Wajahnya terlihat begitu datar, hanya saja dia tidak terlalu memikirkan hal itu, dia langsung melangkahkan kaki untuk menghampiri anak kecil itu, dia memasang wajah yang ceria.“El,” panggilnya saat El melangkahkan kaki melewatinya.Mendengar ada yang memanggilnya membuat El mengalihkan pandangannya, dia memperhatikan wanita yang sekarang ten
“Om,” panggil Cheryl dengan menggunakan nada bicara yang terdengar berbeda, bahkan Dirga sudah menduga kalau ada sesuatu yang Cheryl inginkan.“Mau itu, masuk yuk.”Pandangan Dirga teralihkan memperhatikan tempat yang Cheryl tunjuk, hingga kemudian Dirga mengernyitkan keningnya sambil menatap Cheryl tanda tanya.“Gak mahal kok Om, ayok!” ajak Cheryl dengan begitu serius.Mendengar kalimat Cheryl membuat Dirga sedikit syok. “Saya tidak mempermasalahkan harganya, bahkan saya bisa membuat pemotretan di Studio.”“Ah, maunya juga photobooth.”Mendengar keinginan Cheryl yang mungkin masih mengikuti keinginan sesuatu usianya, membuat Dirga hanya bisa menganggukkan kepalanya, hingga kemudian dia melangkahkan kaki mengikuti ke mana Cheryl melangkah.“Senyum dong Om, jangan datar terus kayak tembok!” pinta Cheryl dengan sangat serius.“Om ganteng tahu kalau senyum.” Cheryl terus-terusan menggoda Dirga agar dia mau tersenyum dan berujung dengan beberapa pose sudah ada sampai Dirga memperhatikan
“El, sudah malam. Tante pulang dulu ya?” Cheryl berpamitan dengan begitu baik, hanya saja dia melihat El menggelengkan kepalanya yang membuat Cheryl mengernyit.“Lho kok geleng? Kenapa? El kan harus tidur sekarang.” Cheryl terus memperhatikan El dengan tatapan yang begitu dalam, hanya saja El mengalihkan pandangan ke arah di mana Dirga berada.“Kenapa? Tante Cheryl kan harus pulang, besok dia harus kuliah, nanti datang lagi kok pas dia selesai kuliahnya untuk bertemu El.” Dirga sedikit memberikan penjelasan.“Tante, kenapa gak tinggal di Rumah Daddy?”Pertanyaan yang keluar dengan menggunakan nada bicara yang sangat santai itu membuat Cheryl terdiam, dia memikirkan apa yang harus dia ucapkan, sehingga berujung dengan dia yang memandangi Dirga dengan sebuah harapan kalau Dirga memberikan jawaban.“Emh ... gak bisa El, kan kalau orang yang gak punya status jelas itu gak boleh tinggal satu Rumah.” Cheryl berucap dengan nada yang sangat baik.“Banyak orang-orang yang tinggal di Rumah ini,
Pandangan Cheryl terfokuskan memperhatikan sekitar, dia berjalan dengan langkah yang penuh semangat, karena dia akan bertemu dengan orang yang dia sayang, sampai membuat hatinya terasa berbunga-bunga.Cheryl menghirup udara dengan begitu panjang, sampai senyumannya terukir dengan sangat jelas. “Ternyata seperti ini ya rasanya sudah lelah, tapi gak ngerasa cape karena mau ketemu orang tersayang?”“Eh!” teriak Cheryl kaget saat dia yang tengah melangkahkan kakinya, kemudian ada orang yang menarik tangannya dari belakang.Kening Cheryl mengernyit kala dia melihat laki-laki berparas tampan dengan kedua bola mata indah yang tengah memperhatikannya, tapi tidak lama dari itu perasaan tidak enak muncul dalam diri Cheryl kala sadar siapa orang yang tengah dia tatap.“Axel?”Tatapan Axel sama sekali tidak dia alihkan, dia terus memandangi orang di hadapannya dengan tatapan yang semakin dalam, karena tidak bisa dibohongi kalau rasa rindu itu ada dalam diri Axel.“Eh ... ada apa Xel?” tanya Chery
“Hallo Daddy!”“Iya El, kenapa telepon Daddy?” Dirga merasa yakin ada sebuah hal serius yang terjadi, karena dia tidak membebaskan El untuk bermain ponsel, begitu juga dengan El yang mana dia bukan anak yang kecanduan terhadap ponsel.“Daddy di mana?” tanya El.“Sekarang Daddy lagi di jalan, mau pulang. Ada apa? Kamu ingin sesuatu?” tanya Dirga dengan menggunakan nada bicara yang santai.“Cepat pulang! Omma lagi bicara sama Tante Cheryl dan kedengerannya Omma memarahi Tante Cheryl!” adu El yang merasa kalau dia tidak terima saat ada yang memarahi Cheryl.Mendengar hal itu membuat Dirga dengan seketika menyuruh orang yang mengemudikan mobil agar melaju lebih cepat lagi.“El di mana sekarang?”“El lagi di kamar,” jawab El apa adanya.“Jangan ikut campur sama urusan mereka, El diam saja. Daddy akan segera pulang sekarang,” ucap Dirga yang benar-benar tidak ingin jika Anaknya terlibat dalam permasalahan orang dewasa.“Iya El bakalan diem, kalau Daddy cepat pulang, tapi El gak akan diem aj
“Cheryl!”Mendengar namanya dipanggil membuat Cheryl yang semula sedang melangkahkan kakinya menjadi mengalihkan pandangannya, dia menatap wanita yang tidak begitu dia kenali, hanya saja pernah dia temui.“Ya, ada apa?” tanya Cheryl santai.“Saya tidak ingin basa-basi dengan kamua, saya hanya ingin mengatakan pada kamu, kalau kamu tidak pantas untuk bersama dengan Mas Dirga, sehingga saya minta kamu untuk berhenti mendekati Mas Dirga!” ucap Novita penuh dengan keseriusan.“Sebelumnya, Mba siapa? Ada hubungan apa dengan Pak Dirga sampai Mba berucap seperti itu pada sayang?” Cheryl bertanya dengan menggunakan nada bicara yang penuh dengan kesopanan.Senyuman terukir dengan jelas di bibir Novita, hingga kemudian dia tertawa seperti merendahkan Cheryl. “Kamu tidak perlu tahu siapa saya, hanya saja hubungan saya dengan Mas Dirga itu begitu dekat, sehingga saya minta kamu untuk berhenti mendekati Mas Dirga.”Kali ini Cheryl yang tertawa kecil, karena sebenarnya dia sudah tahu kalau wanita y
“Nanti malam, kita makan bareng.”“Gak bisa, aku harus pulang.”Jawaban yang baru saja Cheryl berikan membuat Dirga dengan seketika terdiam, dia menatap Cheryl dengan tatapan yang cukup serius, hanya saja ada sesuatu hal yang berbeda sekarang, karena Cheryl malah kembali menatapnya dengan tatapan yang tidak santai.“Dah ya, urusan kerjaan aku udah selesai. Aku pamit pulang,” ucap Cheryl yang kemudian dia langsung melangkahkan kaki untuk meninggalkan Dirga.Tangan Dirga menahan tangan Cheryl yang membuat langkah kakinya tertahan, hanya saja Cheryl berusaha untuk melepaskan tangan Dirga, tapi semakin Cheryl berusaha semakin Dirga tidak mau melepaskan tangannya.“Lepasin Om!” pinta Cheryl dengan sangat serius.“Ada apa sebenarnya?” Dirga merasa kalau Cheryl tengah tidak baik-baik saja, tapi dia tidak tahu hal apa yang membuat Cheryl sampai seperti ini.“Katakan, kamu kenapa?”Dengan sangat dalam Dirga menatap Cheryl, dia benar-benar ingin tahu alasan yang membuat Cheryl begitu menghindar