Elvis berhasil merubah sudut santai dari kamar inap dengan dekorasi khas candle light dinner. Tentunya hal itu tidak dia kerjakan sendirian, ada Alex yang membantu. Lebih tepatnya Alex yang mengerjakan semuanya sesuai permintaan Elvis.Pria itu tersenyum bangga menatap sudut itu—di mana sebuah meja cantik telah terletak indah di sana. Dia juga terlihat tampan, piyama pasien yang sebelum dipakai telah berganti dengan setelan kemeja biru langit dipadukan celana putih.“Apa aku benar-benar tidak boleh ikut bergabung bersama Daddy dan Edeline?”Elvis menoleh pada Shopia yang duduk di kursi roda, sementara bibirnya mengembangkan senyuman manis berusaha menghibur Shopia yang merajuk.“Daddy janji, lain kali Tuan Putri boleh ikut bergabung.” Setelah berlutut, Elvis mengelus-elus kepala putri kecilnya.“Aku belum mengantuk, Daddy. Selain itu aku juga bosan sendirian di kamar.”Elvis menghela napas kasar. Usahanya membujuk Shopia untuk tidak mengganggu dirinya dan Edeline masih belum membuahka
Pada akhirnya Edeline mau menginap di kamar Elvis. Gadis cantik itu memutuskan untuk membersihkan tubuh setelah Elvis memenuhi segala hal yang dibutuhkan. Dia menilai tidak ada salahnya menginap di sana. Hujan kembali mengguyur malam itu.Edeline tidak akan tenang sendirian. Edeline masih dihantui kegelisahan serta rasa takut yang mencekam jiwa sejak menerima paket ancaman pagi tadi. Dia juga tak akan aman berada di rumah sejak mengetahui office boy yang mengantarkan paket ancaman itu adalah orang asing yang menyamar.Mengingat tindakannya itu, pria itu bisa saja kembali mengganggu Edeline. Edeline juga menduga kuat jika pria itu sudah memantau Edeline. Apakah pria itu adalah ayah tirinya? Edeline menggelengkan kepala. Sangat mustahil rasanya pemikiran itu mengisi kepala.Ibu kandung dan ayah tirinya masih menjalani hukuman di penjara atas kasus yang menjeratnya. Baik Abraham sampai Rebecca pun tidak pernah menyinggung perihal keduanya yang sudah terbebas.Sudah pasti pria itu bukanla
Kedua sisi pipi Edeline terasa panas seperti terbakar oleh kehangatan di telapak tangan Elvis yang membaur. Tanpa disadari Edeline menepis kedua tangan Elvis yang meraup wajahnya, sementara kedua mata telah memalingkan pandangan ke sembarang arah.Elvis mencintainya? Pria itu benar-benar mengakui perasaannya? Edeline merasa bermimpi mendengarkan pernyataan itu langsung dari mulut Elvis. Padahal sebelumnya dia begitu penasaran sampai bertekad memancing pria itu untuk mengakui.Namun, setelah mendengarkan secara langsung ... Oh My God! Ada gejolak perasaan asing yang mempengaruhi seluruh jiwa serta perasaan—yang turut merusak sistem kerja pompa jantung menjadi tak normal, berdegub kencang dan gelisah. Rasa percaya diri pun ikut menciut, sampai-sampai Edeline tidak berani untuk berdekatan apalagi beradu tatapan dengan Elvis.Edeline beranjak dari duduknya. Dalam keheningan diri itu Edeline berpikir keras untuk mencari-cari topik pembicaraan yang baru. Dia sempat blank akibat kegugupan ya
Bibir Elvis sudah merosot ke lekukan leher Edeline, padahal gadis itu belum memberikan izin. Dia benar-benar tidak bisa menahan keinginan untuk lebih dalam menikmati kemanisan tubuh Edeline, sekaligus ingin bertindak serakah menorehkan jejak kepemilikannya terhadap Edeline.Gairah yang meledak benar-benar mengesampingkan apa pun. Ada kegembiraan tersendiri yang memancing jiwa. Elvis benar-benar tidak bisa mengontrol diri terhadap Edeline yang terasa manis dan membuat hasratnya candu.Apakah itu karena Elvis yang terlalu lama sendiri? Atau mungkin Edeline yang sangat spesial? Elvis tidak mampu berpikir ketika sudah terbuai oleh sensualitas Edeline. Lidahnya telah menjulur lancang, menjilati erotis sekitaran leher Edeline dan tak lupa memberikan rangsangan berupa gigitan kecil yang menciptakan memar merah.Tangan pun tidak tinggal diam, sudah mengelus-elus lembut lengan Edeline guna menciptakan kepercayaan sekaligus rasa aman. Sayangnya, kesenangan itu terhenti ketika Elvis merasakan re
Alex ikut ke dalam ambulance dan bertekad ingin menemani Sarah. Keinginan itu berjalan mulus, sebab petugas ambulance dan medis yang menolong Sarah berasal dari rumah sakit milik Elvis. Dia juga tak lupa menitipkan mobilnya pada bawahannya yang berada di departemen sekretariat—yang kebetulan terjebak juga dalam kemacetan itu.Alex sama sekali tidak melepaskan pandangannya dari Sarah yang terluka dibagian dahi. Jiwanya dihantui rasa ketakutan pada Sarah yang tiba-tiba saja mengeluarkan darah dari sela-sela paha.Pikiran Alex telah diselimuti hal-hal buruk. Dia menarik dugaan sendiri jika darah itu berasal dari organ intim Sarah. Sampai-sampai ketika tiba di unit IGD, Alex mendesak tenaga medis yang menyambut untuk cepat memberikan pertolongan terhadap Sarah.“Bagaimana keadaannya?” Alex mencecar dokter pria yang baru selesai melakukan pertolongan terhadap Sarah.“Nona Sarah hanya mengalami luka ringan di dahi. Tidak ada luka serius yang terjadi di bagian dalam tubuh,” jelas Dokter itu
Weekend itu akhirnya Elvis mengantongi izin pulang ke rumah setelah Nicho memastikan tidak ada hal-hal mengkhawatirkan di tubuh Elvis. Pria itu terbebas dari setelan piyama pasien yang sebulan lebih menjadi pakaian hari-harinya. Namun, meski begitu, Elvis masih harus melakukan pengecekan berkala terhadap kondisi tubuhnya. Nantinya Nicho akan mengunjungi Elvis guna melakukan pengecekan berkala.Sayangnya, kabar bahagia itu tidak disambut serupa oleh Elvis. Di kamar inapnya, pria yang memakai outfit casual—santai itu tidak menyembunyikan kesedihannya. Dia yang duduk di tepian ranjang pasien itu terlihat murung, menunjukkan ekspresi dingin yang mendalam. Sebab, Shopia—putri tercintanya masih belum mengantongi izin pulang ke rumah. Gadis kecil itu masih menunggu beberapa hari lagi untuk bisa dibawa pulang olehnya.Edeline yang berdiri tak jauh dari Elvis sudah mengulas senyuman tipis. Gadis cantik yang sejak pagi menemani Elvis itu meletakkan selimut putih yang baru selesai dilipat.“Aku
Sarah diabaikan oleh Edeline yang memilih untuk pergi. Wanita itu pun tak mau berkecil hati. Dia cukup sadar pada diri yang sudah berbuat jahat pada Edeline. Sehingga dia memaklumi sikap Edeline yang membenci dirinya.“Kenapa kau mengatakan untuk berhati-hati pada Dokter Edeline?” Alex menarik perhatian Sarah yang fokus menatapi kepergian Edeline.“Aku tahu mengenai kakakku yang menyukai dia. Jika melihat perkembangan hubungan Elvis dan dia saat ini, sudah pasti itu menyakiti hati kakakku.”Dahi Alex berkerut dikarenakan bingung pada pernyataan Sarah. Akan tetapi, keinginannya untuk mencari tahu terhalangi oleh pintu yang terbuka. Alex menoleh ke arah pintu. Dia mendapati sosok Elvis yang tajam menatapnya, terutama menyorot keberadaan Sarah dengan tidak senang.“T-Tuan Elvis—”“Kenapa kau di sini bersama dia?” Elvis menyela tak senang.“Saya akan menjelaskannya di dalam.”Elvis tertawa kesal. “Melihatmu datang dengannya saja sudah membuatku marah, apalagi mengizinkannya masuk ke dalam
Tanpa menunda-nunda Elvis segera menghubungi bodyguard yang mengantar Edeline ke parkiran. Elvis berniat memberikan perintah pada bodyguard itu untuk melakukan pengawalan pada Edeline.Edeline dalam bahaya! Gadis itu tidak boleh bergerak sendiri tanpa didampingi pengawalan dari Elvis maupun orang-orang keamanannya.“Nona Edeline sudah pergi sekitar sudah pergi sekitar lima menit yang lalu, Tuan Elvis.”Sial! Elvis mengerang kesal mengetahui diri kalah cepat dari waktu. “Kalian susul Edeline sekarang juga! Jaga Edeline secara teliti dan beri tahu aku mengenai apa pun yang mencurigakan.”Sambungan telepon langsung terputus ketika bodyguard itu memberikan jawaban tegas atas perintah yang Elvis berikan.Elvis sendiri masih tidak tenang, dia masih diselimuti kegelisahan setelah mendengarkan cerita Sarah yang masih berada di sana. Dia benar-benar tidak menduga jika Simon pernah menyukai Rowena yang merupakan mantan istrinya.Elvis merasa dirinya tidak salah. Dia juga menilai Simon tak panta