"Liammm!!!" teriak seseorang di depan sana, seorang lelaki berbadan mungil yang tampak sangat keren dengan celana jins hitam dan jaket denim biru pudar.
Beni melangkah cepat menarik ujung kemeja bagian belakng Sera, posisi itu terlihat sama persis seperti orang yang hendak membuang anak kucing karena ketahuan memakan ikan goreng di dapur.
"Bener-bener, ya, kelakuan adik sepupumu ini. Sudah kubilang jangan mengajaknya lagi main ke kampus ini. Masa tadi dia jajan banyak tapi tidak bawa uang, dan malah minta bayar padaku. Belum cukup sampai di situ, dia juga merusak maket buatanku yang harus dikumpulkan lusa. Kau tahu berapa lama aku membuat maket itu? Lima hari Liam, lima hari! Sekarang semuanya hancur karena si boncel cerewet ini."
"Aku kan sudah minta maaf, Kak, lagian siapa suruh bawa-bawa maket ke kantin."
Sera dan Beni bertemu di kafetaria yang ada di kawasan gedung kuliah mahasiswa arsitektur, sejak beralasan meninggalkan Alena di perpustaka
Berapa kali pun Vincent melihat, hati kecilnya tetap merasa bahwa gadis bernama Natasha itu begitu familiar di matanya. Dia merasa seperti pernah bertemu dengan gadis itu di suatu tempat, sayangnya Vincent tidak ingat di mana. Memorinya seperti tertumpuk oleh hal-hal tidak penting yang selalu didatangkan Zeeya padanya setiap hari. Pria itu nyaris tidak punya waktu untuk memikirkan urusan pribadinya. Keseharian Vincent sudah begitu padat dengan urusan pekerjaan dan urusan sahabatnya yang masih terjajah keadaan. Kalau dipikir-pikir Vincent benar-benar sudah seperti pahlawan bagi kehidupan percintaan Zeeya . Siap sedia untuk terjun ke medan perang kapan pun sang komandan memerintah. Kesetiaan Vincent sungguh tidak ada lawan. Hari ini, selepas menyelesaikan seluruh pekerjaannya, Vincent diharuskan untuk melakukan aksi pertamanya dalam misi mencuri hati Natasha. Pria itu sedang duduk menunggu si target di lobi salah satu hotel. Dia memainkan ponselnya untuk mengisi waktu
Meski tak digelar seakbar tahun-tahun sebelumnya, acara ulang tahun Allendra tetap terasa ramai dan megah. Dihadiri para kolega terpilih dan kerabat keluarga Spancer yang memang memiliki hubungan baik dalam sejarah bisnis dan interaksi sosial mereka. Pesta malam ini digelar pertama kalinya di kediaman Spancer, sungguh momen spesial yang sangat langka. Selama ini keluarga Spancer begitu tertutup dalam urusan pribadi mereka, bahkan untuk tempat tinggal saja mereka jarang mengekspose. Semua orang tahunya kediaman keluarga itu berada di kawasan elite dan memiliki bangunan yang sangat besar. Tidak ada yang tahu pasti seperti apa wajah dalam istana Spancer tersebut maka dari itu momen langka ini begitu disambut antusias oleh para tamu undangan.Nyaris semua orang yang hadir di pesta itu merasakan kebahagiaan yang sama. Diayomi bak ratu dan raja, mendapat makanan enak nan mahal, dipercaya menjadi orang terdekat Allendra Spancer, semua itu bagai anugerah yang pantas dirayakan dengan
lama, aku janji. Aku juga tidak yakin bisa menulis surat terlalu panjang sambil membayangkan wajahmu. Kamu tahu, untuk saat ini hal itu sungguh menyakitkan.Kamu sering mendapat sapaku setiap waktu, bukan? Sekarang aku mau mengabarkan bahwa surat ini adalah sapa terakhirku untukmu. Bagaimana, kamu senang?Setelah malam itu aku sadar bahwa masa lalu tidak sama dengan masa depan. Bahwa aku dan kamu mungkin tak diciptakan untuk saling bergandengan tangan.Aku telah dibutakan kasih sayang yang menyeretku pada kekeliruan.Terlalu memaksakan, sampai aku lupa bahwa hatimu juga berhak menentukan untuk tetap tinggal atau terus berjalan.Terima kasih karena tetap bertahan setelah melewati berbagai kesulitan. Kamu hebat dan tak terkalahkan. Nasib buruk bahkan tak mampu menumbangkanmu. Aku senang.Maaf, karena aku tak bisa memenuhi janjiku. Aku tidak cukup kuat untuk berjuang dan mengingatkan bahwa
Minggu lalu di kediaman Allendra ...Selepas menangis habis-habisan di toilet, Zeeya memutuskan menghubungi sahabatnya yang tak kunjung menunjukkan batang hidungnya. Wanita hamil itu ingin mengutuk dan memaki Vincent habis-habisan karena telah lalai membiarkan Natasha datang ke pesta ini sendirian."Apa lagi, aku sedang repot!" ujar Vincent sebelum Zeeya berkata sepatah kata pun."Huaaa ... kau teman sialan, ya! Aku sedang sedih malah dimarahi.""Eh, eh, kenapa jadi nangis, oy! Diamlah, aku merinding mendengar tangisanmu malam-malam. Mana petugas dereknya belum datang lagi.""Kau memang menyebalkan, ya! Sebenarnya kau ini niat tidak, sih, membantuku?""Astaga ... Aku baru keluar kandang, sedang kena musibah, masih juga jadi tersangka padahal aku sedang tidak di sana. Kenapa lagi, sih?""Kenapa kau membiarkan Natasha ke pesta Allendra sendirian?! Kan ak
Minggu lalu di kediaman Allendra ...Selepas menangis habis-habisan di toilet, Zeeya memutuskan menghubungi sahabatnya yang tak kunjung menunjukkan batang hidungnya. Wanita hamil itu ingin mengutuk dan memaki Vincent habis-habisan karena telah lalai membiarkan Natasha datang ke pesta ini sendirian."Apa lagi, aku sedang repot!" ujar Vincent sebelum Zeeya berkata sepatah kata pun."Huaaa ... kau teman sialan, ya! Aku sedang sedih malah dimarahi.""Eh, eh, kenapa jadi nangis, oy! Diamlah, aku merinding mendengar tangisanmu malam-malam. Mana petugas dereknya belum datang lagi.""Kau memang menyebalkan, ya! Sebenarnya kau ini niat tidak, sih, membantuku?""Astaga ... Aku baru keluar kandang, sedang kena musibah, masih juga jadi tersangka padahal aku sedang tidak di sana. Kenapa lagi, sih?""Kenapa kau membiarkan Natasha ke pesta Allendra sendirian?! Kan ak
Allendra mati kutu di hadapan kedua orang tua Zeeya . Kemampuan berbicara diplomatisnya tiba-tiba hilang tak bersisa. Mungkin jika situasinya normal pria itu masih bisa menyapa dengan biasa tanpa ada rasa tidak enak yang begitu kuat, sekali pun ia tidak mengingat calon mertua yang hari ini sudah resmi menjadi mertuanya tanpa dia sangka-sangka. Saat ini Allendra harus berbesar hati menekan kesal yang sejak tadi siang terus meronta untuk dibebaskan. Tak mungkin pria itu melampiaskan kekesalannya pada Zeeya di hadapan orang tua wanita itu. Terlebih sekarang Allendra sedang menginap di kediaman istrinya."Hari ini kau pasti terkejut, kan, Nak?" tanya ayah Zeeya ramah sekali.Semua kesal dalam dada Allendra bisa dikondisikan dengan baik ketika ia berbincang dengan ayah Zeeya di ruang makan."Sudah jelas, Yah, Zeeya itu memang ada-ada saja kelakuannya. Jangan salah paham dulu ya nak Al, kami juga tidak tahu jika dia merencanakan hal gila bersama Vincent untuk menjebak
Menikah dengan Zeeya adalah salah satu takdir mengejutkan yang pada akhirnya sulit Allendra tolak. Dua sisi di hatinya benar-benar memberikan rasa yang bertolak belakang untuk pria itu pahami apa alasannya. Dia ingin bertanya langsung pada Zeeya namun masih gengsi. Wanita hamil itu pasti akan besar kepala dan mengira Allendra telah takluk padanya karena berusaha mencari tahu masa lalu mereka. Allendra tidak ingin terlihat terpedaya oleh wanita itu meskipun nyatanya dia sudah telanjur mengalaminya dengan atau tanpa dia sadari.Ini hari kedua dia menyandang status sebagai suami seseorang, rasanya tidak terlalu berbeda dengan saat dia masih melajang. Yang berbeda hanyalah tidur pria itu kini semakin sering terusik karena kehadiran Zeeya . Wanita itu memang selalu bisa menguji kesabaran Allendra di berbagai kesempatan. Ada saja tingkahnya yang membuat pria itu takjub, kesal, geleng-geleng kepala, sampai pria itu tak tahu lagi harus bicara apa.Contohnya seperti kejadian ke
"I love you, Zeeya .""I love you too, Alle."Dua kalimat keramat itu terus terngiang-ngiang dalam benak Allendra. Dia yang sudah mengetahui kata sandi ponsel lamanya memutar video yang tadi dia tonton bersama sang istri berulang kali. Seperti mau memastikan bahwa laki-laki yang ada di dalam video itu memang dirinya. Memang dia yang matanya tampak begitu bersinar ketika menatap Zeeya . Seakan wanita itu adalah poros dari segala cahaya yang menyinari kehidupan pria itu. Sedikit demi sedikit Allendra belajar menerima istrinya, setidaknya sekarang dia tidak terlalu kejam seperti awal-awal. Meski tentu saja perdebatan di antara mereka tidak pernah usai. Selalu ada saja yang memantik emosi sampai akhirnya keduanya adu mulut tapi ujung-ujungnya kembali akur lagi."Aku sudah siap," kata Zeeya yang baru datang dan sudah berpakaian olahraga yang tampak lucu dikenakannya saat hamil.Allendra buru-buru menyimpan ponsel tadi lalu berdiri dari dudukn