Share

Bab 25.

"Tenang, Mak. Saya akan fokus dan hati-hati," sahut Bang Ardi. Sejak dulu, Bang Ardi memang memanggil Emak dengan sebutan itu. Dia menganggap Emak seperti ibunya sendiri.

Perjalanan ke rumah sakit terasa sangat jauh sekali. Padahal Bamg Ardi sudah memacu mobilnya dengan sangat kencang sekali. Apa ini hanya perasaanku saja, karena panik dengan keadaan Tama?

Aku meraba dahi dan tubuh Tama berulang kali. Tatapanku tak lekat dari wajahnya. Aku sangat khawatir sesuatu terjadi pada anakku. Aku tak akan memaafkan diriku kalau sampai Tama kenapa-kenapa.

"Sabar ya, Nak. Sebentar lagi kita sampai ke rumah sakit. Tama akan segera diobati," bisikku di telinga Tam.

"Tama rewel, Ris?" tanya Bang Ardi khawatir, seraya tetap fokus menyetir mobil.

"Nggak Bang, Tama diam saja. Tapi sepertinya Tama lemas," ujarku sedih.

"Tenang ya, sebentar lagi kita sampai, kok," kata Bang Arfi menenangkan aku.

Hampir satu jam kami di perjalanan. Akhirnya mobil Bang Ardi yang membawa kami memasuki kawasan rumah sakit.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status