Share

35. POV Mala bagian A.

Tak lagi kudengar suara kak Eni atau Bang Rahmat, setelah suara pintu yang ditutup tadi. Mungkin mereka sudah pulang. Syukurlah, drama emosi Kak Eni sungguh luar biasa, untung aku sudah terbiasa dengan hinaannya. Jadi tak begitu kupedulikan ocehannya. Benar kata orang, tinggal di rumah mertua itu memang gratis, tapi jaminannya kewarasan. Huft.

Tok…tok…tok….

"Kak, kak Mala." Kudengar panggilan Ria dibalik pintu.

"Iya, sebentar," sahutku sambil bangkit dan menuju pintu.

"Kak," panggilnya sambil cengengesan saat pintu kubuka lebar.

"Ada apa?" Aku mengernyitkan dahi melihat Ria seperti itu.

"Aku pinjam kemeja putih dong, punyaku warnanya udah beige, padahal pas beli warnanya putih blas," ucapnya. Aku sontak tertawa mendengarnya. Kemeja putih jadi beige, bisa dibayangkan warna kumalnya seperti apa.

"Hahahah, kamu ada-ada saja. Mau kemana pake baju putih segala?"

"Aku ada panggilan kerja di Cikarang, Kak," sahutnya dengan roman bahagia.

"Hah! Serius? Kapan melamar? Ibu dan Bapak sudah ta
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status