Share

39. Rindu bagian A.

Aku menghentakan kaki saat mendengar ucapan Ibu mertuaku. Dan langsung meninggalkan dapur. Memang gak beradab mulutnya, tega sekali Ibu berkata demikian padaku. Padahal aku sedang mengandung cucunya. Tak kuhiraukan lagi keberadaan para tetangga, aku masuk ke kamar lalu menguncinya.

Aku tak bisa lagi menangis, dengan semua perlakuan keluarga ini. Hatiku telah mati rasa mungkin. Cuma kalau diperlakukan seperti tadi, aku malu saja sama tetangga. Apalagi si pirang itu, seolah-olah dia telah menang menyaingiku, ada senyum kepuasan di wajah liciknya. Jangan pikir aku tidak tahu tipu muslihatnya. Wanita itu secara terang-terangan ingin menyisihkan aku dari keluarga ini. Padahal tanpa ia geser pun posisiku bak debu yang tak pernah terlihat. Ingin rasanya ku jawab apa yang dikatakan oleh Ibu tadi. Namun nanti apa kata orang. Sudah jelas aku yang akan salah bila aku melawan Ibu.

Ku raih ponselku, kulihat ada panggilan tak terjawab, Mas Rahman menelponku hingga tiga kali. Aku langsung menekan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status