Share

Hadiah untuk Maira

Indira tengah duduk di sebuah kursi yang disediakan khusus untuknya. Melihat tubuh Raya yang dipindahkan ke dalam tanah membuat hatinya tergores nyeri. Wanita itu terisak, ia tak kuasa melihat pemandangan di depannya, tetapi ia pun bersikeras ingin tetap melihat pemakaman anaknya.

Hasna terus mengelus pundak adiknya dengan mata basah. Begitupun Dian dan Nengsih, kedua wanita itu tak mampu menghentikan laju air mata yang terus berdesakan keluar dari netra.

Hati Nengsih kian nyeri, rasa bersalah begitu menghantui pikirannya. Hanya saja, untuk saat ini ia tak mampu berbuat apapun selain menyesal. Dian yang mengerti dengan perasaan wanita di sampingnya, lantas menggenggam tangan Nengsih agar ia tak terlalu merasa bersalah.

"Gak apa-apa Neng, semua sudah jalannya. Kita smua terpukul, tapi ini sudah takdir." Dian berusaha tegar. Padahal, dalam hatinya ia pun merasa rapuh.

Radit memperhatikan Citra yang tengah digendong oleh Rian. Lelaki itu ingin sekali memeluk anaknya, tetapi ia sadar dir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status