Share

Curhat Venus

Venus melangkahkan kaki menuju ruangan Panji dengan beberapa berkas di tangannya. Oma Imelda menyuruh gadis manis itu untuk mengantarkannya kepada Panji. Wajahnya seakan ikut digelayuti mendung seperti awan hitam yang sedang bergulung di langit luar kantor Panji. Hatinya masih patah karena penolakan Bony di malam itu. Saat ini dia berharap untuk tidak bertemu dengan laki-laki itu. 

“Pagi, Mba Venus. Mau ketemu dengan pak Panji yaa?” sapa mba Mela salah satu bawahan Panji.

“Iya, Mba, Kakak saya ada?” tanya Venus meski dia sudah tahu jawabannya.

“Oh iya, Mba, ada kok, silakan masuk.” Mba  Mela yang mejanya dekat dengan pintu ruangan Panji tersenyum ramah mempersilakan gadis itu masuk.

Venus berdiri sejenak menghela napas, dia m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status