“Untuk sementara waktu kamu tinggal saja di sini Angel, biar lebih aman. Ada Ibu yang bisa selalu mengawasimu,” kata Jeya, sepulang kuliah Jaydan tidak mengantarkan Angel ke rumah gadis itu melainkan ia bawa ke rumahnya karena merasa sangat khawatir. Takut orang itu menyerang Angel di sana tanpa sepengetahuan Jaydan, membayangkannya saja membuat Jaydan merinding.
“Jeya benar Angel, sebaiknya kamu tinggal di sini saja. Biar rumah diisi oleh asisten rumah tangga di sana. Nanti ayah akan bantu membongkar siapa pelaku aksi teror meresahkan ini.”
“Iya, Yah, aku juga akan membantu nanti.”
“Sayang, kehamilanmu sudah membesar, jangan terlalu banyak pikiran. Urusan Angel dan Jaydan biar aku yang turun tangan kali ini.”
Di rumah Jaydan, begitu banyak orang yang perhatian pada Angel, meski tadi siang ia sempat didera rasa takut yang besar namun kini semua ketakutan itu sirna. Ia merasa terlindungi berada di sana.
<“Kalau butuh sesuatu panggil aku,” kata Jaydan setelah mengantar kekasihnya ke kamar tamu untuk istirahat. Jaydan sengaja mengajak kekasihnya meninggalkan forum obrolan dengan Jeya sebelum wanita itu semakin menggila.“Iya, terima kasih ya.”Jaydan duduk di sofa kasur yang ada di depan ranjang, menatap lekat manik kekasihnya yang masih dibalut rasa takut dan kekhawatiran meski tidak sepekat tadi siang.“Jangan terintimidasi oleh keadaan tadi siang, ya, aku janji akan menemukan pelakunya untukmu. Aku akan menghukum orang itu seberat mungkin.”“Bagaimana kalau dia mencelakaimu Jaydan? Kau ingat tulisan ancaman yang orang itu tulis di tembok? Siapa pun yang mendekatiku maka dia akan mati, aku tidak ingin kamu terluka karena aku. Sebaiknya kita mulai jaga jarak sampai keadaan
Tatapan Jeya menajam setiap detiknya sejak Jaydan dan Angel bergabung di meja makan, yang lain asyik menikmati sarapan namun wanita itu tidak bisa fokus karena mengingat apa yang dilihatnya semalam.“Yah, kalau Jaydan dan Angel menikah dalam waktu dekat bagaimana?”“Uhuk! Uhuk! Uhuk!”Dua orang yang namanya disebut Jeya memberikan reaksi yang sama, seperti sudah janjian padahal memang keduanya kaget bukan main.“Kenapa tiba-tiba ingin mereka menikah?” tanya Axel dengan satu alisnya terangkat.“Ingin saja, sepertinya mereka sudah siap menikah. Bukan begitu, Jaydan?”Jaydan menatap kakaknya galak, dia paling malas kalau Jeya sudah bercanda seperti ini di hadapan orang tuanya. Suka bicara seenaknya tanpa memikirkan perasaan atau kondisi Jaydan setelahnya.“Aku belum siap menikah,” jawab Jaydan jujur.“Wah, parah, Angel lihat kelakuan kekasihmu, sepertinya dia tidak
“Jaydannn ... syukurlah kau tiba sekarang,” kata Karel menyambut kedatangan sahabatnya dengan heboh.“Ada apa?”“Kau harus ikut aku sekarang, mari cosplay!” Karel langsung menarik tangan kawannya namun dilepas begitu saja oleh Angel.“Cosplay apa yang kau maksud, Galah? Jangan mengajak Jaydan melakukan hal yang tidak-tidak.”“Ck, kau sebaiknya diam kalau tidak mau mempermalukan dirimu sendiri nantinya.”Angel sama sekali tidak paham dengan omongan absurd Karel, pagi-pagi sudah membuat Angel kesal, kelakuan Karel memang tidak bisa dimaklumi. Kalau dibiarkan begitu saja dia akan semakin menjadi-jadi dari hari ke hari.“Lepas tanganku, kau mau mengajakku ke mana?” titah Jayd
Satu vas bunga pecah tepat di hadapan Angel, Jaydan menatap penuh amarah pada Naina namun ia berusaha untuk tetap tenang. Banyak informasi yang ingin dia gali Naina, Jaydan tak boleh mengacaukan proses investigasi ini.“Oh ... jadi semua ini rencana kalian? Kalian yang menyuruh orang-orang itu untuk menahanku di sini? Ini tindakan kriminal! Aku akan melaporkan kalian semua ke polisi. Kamu juga kak Jaydan, kenapa tega sekali melakukan ini padaku? Memangnya apa salahku?”“Maaf jika cara kami sedikit tidak sopan dengan menawanmu tanpa izin di kamar ini, tapi ada hal yang ingin kami tanyakan padamu, Nai. Bisakah kamu lebih tenang?”“Aku tidak akan pernah tenang diperlakukan seperti ini. kakak bayangkan saja, mereka semua membiusku semalaman sampai aku tak sadarkan diri. Aku juga ditipu oleh lelaki bangsat itu, dia mengaku
“Kenapa dia selalu bisa selamat dari maut? Pertama dia lolos dari racun sianida yang kuberikan dan sekarang dia lolos juga dari cekikan orang misterius itu. Huhh ... harus dengan cara apa aku menyingkirkanmu Angel Lee? Kau selalu membuat hidupku susah, dasar jalang sialan!”Naina tidak bisa mengelak, suara yang terputar dari rekaman itu adalah suaranya. Tidak ada yang bisa merekayasa atau memalsukannya. Gadis itu bingung, kenapa Jaydan bisa memiliki rekaman itu padahal Naina ingat betul dia mengatakan kalimat itu saat sedang sendirian di kelas. Tidak ada orang atau siapa pun, dia hanya mendumel sendiri setelah mendapat kabar bahwa terjadi pencekikan di ruangan BEM. Naina berharap Angel mati, sayangnya harapannya tidak terkabul.“Bagaimana kau bisa mendapatkan rekaman suara itu, Kak? Kau memata-mataiku?” tanya Naina dengan suara bergetar.
Usai penangkapan Naina satu pekan lalu, Michelle dan Austin mendapat keringanan hukuman. Mereka akan dipenjara selama enam bulan karena pernah bersekongkol dengan Naina. Dua gadis itu menangis bahagia di dalam sel. Meskipun tidak langsung bebas setidaknya Austin dan Michelle tidak perlu menghabiskan mas muda mereka di balik jeruji besi. Biarlah kejadian kemarin menjadi pelajaran dan cermin untuk mereka berkaca, agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi ke depannya."Maafkan kami, Angel, kami sangat berdosa padamu," aku Michelle saat Angel mengunjungi kedua temannya di tahanan."Kami lega akhirnya kebusukan Naina terbongkar dan kau tetap baik-baik saja," tambah Austin.Angel beruntung sekali karena ia diperkenankan untuk bertemu mereka sekaligus tanpa perlu bergantian.
Setelah mengunjungi Michelle dan Austin, Jaydan mengajak kekasihnya untuk makan di restoran favoritnya. Sekitar satu jam mereka makan-makan sambil asyik mengobrol. Perjalanan berlanjut ke bioskop dan tak terasa waktu sudah menunjukkan sore hari.Keduanya belum memutuskan untuk pulang cepat. Entahlah, hari ini terlalu indah untuk dilewatkan secepat itu. Angel berharap hari semacam ini bisa berlangsung lama atau paling tidak datang lagi di waktu-waktu berikutnya. Angel akan menjadi manusia paling bahagia jika semua hari dalam hidupnya terasa seperti hari ini.Jaydan tak luput memandangi sang kekasih, Angel banyak tersenyum dan yang membuatnya semakin senang adalah genggaman tangan mereka tak pernah terlepas selama berjalan di taman kota ini. Mereka sudah mengambil beberapa gambar untuk diupload di sosial media. Termasuk potret mesra keduanya yang sekarang semakin terang-terangan pamer keromantisan."Berhenti menatapku seperti itu, Jay, kamu membu
Satu bulan setelah proses penangkapan Naina, kehidupan Angel dan Jaydan benar-benar jauh dari huru-hara. Mereka menjalani hari-hari sebagai mahasiswa yang sibuk, mengurusi tugas, organisasi, melaksanakan ujian akhir, sampai tak terasa semester yang ditempuh akan segera berakhir. Hari ini ujian terakhir sudah selesai dilaksanakan, Karel bahagia bisa lepas dari pekan penuh tekanan.“Jay, nanti jalan-jalan, yuk!” ajak Karel sambil menggandeng lengan sahabatnya.Jaydan melepaskan gandengan itu cepat, fokusnya masih tertuju pada ponsel.“Tidak bisa, aku sudah ada janji.”“Ck, dengan si Evil Queen?”“Ya.”Karel mendesah berat, “Ayolah Jay, kau semakin tidak asyik. Kenapa harus selalu bersama Ang