Suara derap langkah kaki tiba-tiba memecah keadaan, sekolah yang awalnya berjalan normal dengan suara-suara yang para guru dan para murid-murid yang saling menyahut tiba-tiba saja berubah menjadi suara kegaduhan, tanpa diduga J kecil hari ini menghilang dan tidak ditemukan di manapun saat bel sekolah berbunyi dan menyatakan sudah saatnya masuk pada jam pulang.Egalita jelas ikut gelagapan saat tahu bocah laki-laki tersebut menghilang tanpa disadari oleh semua orang, dia telah mencoba mencarinya kemana-mana namun gagal untuk mendapatkannya dan hal tersebut benar-benar membuat semua para guru panik saat ini karena sebentar lagi bisa dipastikan jika orang tua dari bocah laki-laki itu akan menjemput nya."Apa kalian mendapatkan nya?," Kepala sekolah bertanya dalam tahap kepanikan yang begitu luar biasa, dia pikir habislah sudah jika bocah itu menghilang dan tidak ditemukan.Bisa dibayangkan bagaimana kemarahan seorang Nyx Zaighum saat mengetahui putra kecilnya menghilang dan keluar dari p
Egalita pada akhirnya bergerak menuju kearah yang berbeda, dia memutar arah dan mencoba untuk berlarian ke satu tempat yang ada di dalam kepalanya. Entahlah apakah ini filling atau bagaimana dia tidak tahu tapi Egalita tiba-tiba saja memikirkan tempat tersebut dalam beberapa detik berikutnya di mana dia meyakinkan diri jika di sanalah J berada saat ini.Gadis tersebut berlarian menuju kearah sisi kanan nya dengan cepat, menuju ke tempat yang dia pikirkan saat ini, cukup jauh hingga pada akhirnya dia menemukan tempat yang ingin dia datangi, bola matanya Egalita langsung menyusuri area sekitar yang ada di hadapannya, mencoba untuk membidik satu pemandangan di salah satu bagian tempat tersebut.Awalnya dia pikir dia tidak akan menemukan apa yang diharapkan di mana ekspresi wajah gadis tersebut seketika berubah dan kembali panik saat dia tidak berhasil melihat sosok yang ingin dia lihat, hingga pada akhirnya bola mata egalita seketika membulat ketika dia menyadari dia menemukan satu sosok
Tangisan J kecil pecah diiringi tangisan Egalita, namun perbedaan nya J kecil terisak-isak didalam dekapan nya tapi Egalita menahan suaranya, memeluk bocah laki-laki tersebut dalam kehangatan, memberikan sedikit ruang agar J melampiaskan seluruh perasaan nya.Sebenarnya ada apa dengan J kecil? Egalita mempertanyakan hal tersebut didalam hati nya tapi mencoba mempertahankan pertanyaan tersebut di atas kepalanya karena dia tahu bocah laki-laki tersebut harus mencurahkan kesedihan nya terlebih dahulu.Cukup lama keadaan tersebut terjadi, hingga akhirnya bocah laki-laki tersebut berhenti menangis, hanya terdengar sisa isap Manis dari balik bibir bocah laki-laki tersebut, dimana secara perlahan Egalita menyentuh kedua belah pipi J lantas membiarkan pandangan mereka bertemu di mana gadis tersebut perlahan bertanya."Katakan pada ibu guru, apa yang sudah terjadi," gadis itu bertanya ingin tahu, dia penasaran kenapa J lari ketempat seperti itu dan menangis."Daddy tidak sayang pada ku," bocah
"Membuang waktu berharga?," Egalita terlihat bicara di dalam hati nya, tapi nada ucapan yang ada di dalam hati nya penuh dengan ejekan.J kecil langsung mengintip dari arah bahu egalita, dia tahu yang datang adalah daddy nya, bocah kecil tersebut langsung mengeratkan kembali pelukannya pada leher Egalita, dia sama sekali tidak ingin melepaskan pelukannya dari sang ibu gurunya.Egalita tahu bagaimana perasaan bocah laki-laki tersebut, dia membiarkan J kecil mengeratkan pelukan kepada dirinya, di mana gadis tersebut pada akhirnya langsung mengangkat J kecil, memeluk dan mendekatnya kemudian dia berbalik untung menatap wajah laki-laki sombong dan pongah yang barusan bicara kepada dirinya."Kamu pikir aku tidak punya waktu yang jauh lebih berharga daripada waktu yang kamu punya, mister Nyx Zaighum?," tanpa sedikitpun rasa takut egalita bicara kepada laki-laki yang ada di hadapannya tersebut.Bisa dia lihat bagaimana ekspresi Nyx Zaighum ketika namanya disebut secara lengkap oleh gadis yan
Sore menggelap menuju ke peraduan malam,mobil Nyx Zaighum.Suara halus mesin mobil yang harganya ber'mili-mili memecah keheningan sore menuju ke peraduan malam, Egalita memeluk J kecil sembari mengelus lembut punggung kecilnya. Seperti sebelumnya dia dan Nyx Zaighum sempat saling berdebat tentang keadaan J kecil dan keegoisan Nyx dalam menerapkan pola asuh dan cara mendidik bocah laki-laki tersebut. Belum lagi soal kesedihan dan beban batin yang di rasakan oleh J kecil ketika tahu laki-laki tersebut akan menikah."Kau terlalu egois, ingin menikah dengan perempuan yang tidak benar-benar diinginkan oleh J, seharusnya kau mencari perempuan yang mampu membuat J nyaman terlebih dahulu baru mementingkan ego besar mu," itu kalimat yang ditekankan Egalita pada Nyx tadi saat masih di taman setelah perdebatan panjang mereka.J kecil menangis didalam pelukan nya dan bersikeras tidak mau melepaskan pelukannya dan tidak mau pulang.Nyx sepertinya terlalu putus asa hingga akhirnya laki-laki tersebu
Egalita tahu Nyx benar-benar marah pada keberanian nya tapi laki-laki tersebut mencoba menahan kemarahan nya sebab J menjadi alasan nya untuk berkata jangan lakukan kekerasan pada perempuan."Kau pikir aku takut pada mu," Egalita membatin, dia bergerak menjauhi Nyx yang terlihat benar-benar marah setelah pintu mobilnya dia tutup dengan cara yang kasar tadi."Apa kau tahu berapa harga nya bocah?," Nyx tiba-tiba sudah berada di sampingnya, mensejajar kan langkah dengan wajah masamnya, menoleh kearah Egalita dengan perasaan kesal.Laki-laki tersebut seolah-olah sengaja bertanya kepada Egalita apakah gadis tersebut tahu berapa harga mobilnya.Peduli apa Egalita dengan harga mobil tersebut, dia tahu berapa digit yang dibutuhkan untuk membeli mobil mahal itu, dan itu bukan urusan nya.Dua pelayan tergopoh-gopoh menghampiri mereka, dengan cepat menundukkan kepalanya secara perlahan, bisa dilihat Nyx menaikkan jemarinya meminta kedua pelayan itu mengikuti mereka menuju ke arah kamar atas, sal
Seorang gadis yang wajahnya tidak Egalita kenal terlihat berdiri menatap Egalita dengan tatapan penuh kecemburuan, ekspresi wajahnya jelas menyiratkan kemarahan seolah-olah berkata kenapa kau ada di kamar utama.Yeah dan Egalita yakin gadis itu pasti kekasih dari ayah muridnya tersebut, siapa heran seorang duda memang tidak bisa hidup tanpa perempuan nya.Kaya raya dan bebas bermain-main sesuka hati nya, tidak peduli jika putra nya memerlukan kasih sayang penuh dan tulus dari perempuan yang baik dan benar, dia yakin laki-laki egois tersebut bebas mengeluar masukkan perempuan sesuka hatinya tanpa memandang dan mengingat bagaimana perasaan putra nya sendiri.Bisa Egalita lihat gadis itu menoleh ke arah Nyx Zaighum, bicara dengan gelisah dan marah."Nyx?," dia bertanya seolah-olah butuh sebuah penjelasan."Kenapa kalian di kamar utama?," gadis tersebut bertahan di ambang pintu sejak tadi, ingin melangkah tapi takut salah.Bertahun-tahun mencoba mengambil hati laki-laki dingin dan arogans
Rumah sewaan sederhana Egalita.Gadis tersebut mendongakkan kepalanya untuk beberapa waktu, menatap langit yang benar-benar gelap, dia pikir hujan lebat mungkin akan turun sebentar lagi sebab bintang dan bulan sama sekali tidak terlihat, sapuan angin terlalu kencang mengenai kulit wajah nya. Warna langit terlalu pekat, menandakan hujan bisa jadi akan turun tanpa jeda, ini tidak terlalu baik-baik saja tapi Egalita bersyukur dia sudah kembali kerumah.Egalita menghela nafas nya perlahan, dia baru saja tiba di depan gerbang rumah sewaan nya, pulang menggunakan bus memang pilihan terbaik, dia tidak mampu membayar taxi untuk diri nya saat ini, kebutuhan lain jauh lebih baik daripada membuang uang nya untuk membayar taxi. Ketimbang membayar taxi yang mahal karena jarak rumah duda arogan hingga kerumahnya jelas sangat jauh, dia lebih suka menggunakan uangnya untuk biaya makan esok hari."Dia bahkan tidak bertanggungjawab pada orang yang telah membujuk dan mengantar putranya pulang," Egalita