"Em, maksudku aku nggak mau sampai Reza menjauh dariku Yah! Bukankah Ayah tau kalau aku berjuang sendiri untuknya!""Aku hanya ingin disaat liburku dari pekerjaan, aku bisa dekat dengan putraku tapi lihat! Reza lebih memilih untuk bermain di dalam sana!"Tidak kuat menahan sesak di dada membuat air mata Kiara kini tumpah ruah tidak bisa di bendung lagi. Dia berharap kalau ayahnya ini bisa mengerti posisinya dan mungkin bisa menasehati Kezia agar Kezia menasehati Reza untuk dekat dengan ibunya.Tapi justru ucapan pak Susanto semakin membuat dadanya sesak."Lalu apa salahnya jika anakmu bermain dengan Kakakmu? Bukankah selama ini Kezia memang sangat dekat dengan Reza?"Degh!Kini Kiara sadar kalau selama ini dia memang kurang memberi Reza kasih sayang, tetapi harus bagaimana di sisi lain dia harus bekerja untuk mencukupi kebutuhannya, di sisi lain kesempatan itu di manfaatkan kakaknya agar semakin dekat dengan Reza.Bisa saja dia fokus hanya mengurus anaknya tapi siapa yang akan memenuh
Kiara bingung, masa dia menemui Aland memakai sepatu yang rusak, dia merasa kalau itu dilakukan terlihat tidak sopan tetapi di satu sisi hanya sepatu itu yang dia punya saat ini.Dia berfikir sesaat bagaimana baiknya menangani masalah ini, bagaimana caranya agar atasannya itu bisa mengerti kalau sepatunya kini rusak."Lebih baik aku lepas saja sepatu ini!"Dia berjalan dengan percaya diri menemui Aland di ruang kerjanya."Permisi Pak."Aland mengerutkan alisnya memandang kaki Kiara yang polos tanpa alas kaki. Ulah wanita ini selalu saja membuatnya geleng kepala. Dia hanya bisa menghela nafas kasar sambil mengurut keningnya yang terasa pusing.Sedang Kiara sendiri hanya bisa menunduk sambil memainkan jari-jari tangannya, bersiap dengan apa yang akan bos-nya ini lakukan."Maaf Pak, sepatu saya tadi ..., em, sepatu saya ..., sepatu saya patah Pak, waktu saya turun dari ojek tadi," ujarnya tergagap.Kiara mengira kalau Aland tak tau semuanya. Dia berharap kalau atasannya ini memberi sedik
"Panggil Kiara dan suruh dia untuk menyusulku sekarang!""Baik Pak Aland."Sambil berjalan Aland memerintah Pak Bandi untuk memanggil Kiara di ruang kerjanya, akan tetapi belum sempat pak Bandi memanggilnya, Kiara keluar dengan gugupnya membawa tas dan beberapa file sampai hampir saja terjatuh.Sepatu barunya membuat dia belum bisa beradaptasi yang membuat langkahnya terasa sulit untuk berjalan.Pak Bandi bersiap untuk menangkap kalau saja wanita itu terjatuh dan untungnya Kiara hanya terhuyung yang membuat jantung laki-laki paruh baya itu hampir saja copot."Eh, aduh! Ya Tuhan sepatu ini."''Astaga Nona Kiara! Kalau jalan hati-hati.""Maaf Pak Bandi, saya sedang buru-buru! Pak Aland pasti sudah menunggu saya sekarang. Saya permisi Pak!""Eh Nona, Nona Kiara tunggu!" teriak pak Bandi memanggil tapi Kiara tak juga mendengar.Langkahnya justru membelok ke arah ruang kerja Aland tanpa tau kalau dia sudah menunggunya di luar.Panggilan pak Bandi seperti tersamarkan oleh langkah kakinya ya
"Saya punya rencana untuk mengajak kerja sama anda tetapi bukan dalam bisnis pembangunan. Tapi saya ingin membangun bisnis dalam bidang lain, misalnya perbankan, atau produksi produk elektronik mungkin Pak Aland tertarik atau punya masukan atas ide saya?"Aland hanya diam sambil menyimak, belum pernah dia merambah dari bidang satu ke bidang yang lainnya dan sepertinya rencana dari Nasya ini cukup membuat dia penasaran.Di kota ini memang belum banyak perusahaan yang menjajaki dunia beri seperti Aland ini yang hanya monoton dalam bidang pembangunan proyek saja."Sepertinya penawaran anda cukup menarik Nyonya Nasya! Apa yang anda yakini saat ini? Kalau saya sendiri punya gagasan dalam produksi mobil mewah. Sebenarnya ide ini sudah lama saya inginkan hanya saja saya belum sepenuhnya yakin.""Jika memang Nyonya Nasya berminat tidak ada salahnya kalau kita coba?"Tetapi untuk masuk ke dalam bidang yang spontan besar-besaran rasanya Nasya ragu, dia justru punya gagasan lain yang membuat Ala
"Saya punya rencana untuk mengajak kerja sama anda tetapi bukan dalam bisnis pembangunan. Tapi saya ingin membangun bisnis dalam bidang lain, misalnya perbankan, atau produksi produk elektronik mungkin Pak Aland tertarik atau punya masukan atas ide saya?"Aland hanya diam sambil menyimak, belum pernah dia merambah dari bidang satu ke bidang yang lainnya dan sepertinya rencana dari Nasya ini cukup membuat dia penasaran.Di kota ini memang belum banyak perusahaan yang menjajaki dunia beri seperti Aland ini yang hanya monoton dalam bidang pembangunan proyek saja."Sepertinya penawaran anda cukup menarik Nyonya Nasya! Apa yang anda yakini saat ini? Kalau saya sendiri punya gagasan dalam produksi mobil mewah. Sebenarnya ide ini sudah lama saya inginkan hanya saja saya belum sepenuhnya yakin.""Jika memang Nyonya Nasya berminat tidak ada salahnya kalau kita coba?"Tetapi untuk masuk ke dalam bidang yang spontan besar-besaran rasanya Nasya ragu, dia justru punya gagasan lain yang membuat Alan
Meeting hari ini akan segera di mulai dimana semua staf sudah duduk menunggu CEO-nya datang.Tak lama setelah itu Aland datang namun dengan laki-laki yang membuat Kiara membelalakkan matanya lebar.Dari sini dia baru tau kalau ternyata Sean adalah orang penting pemilik perusahaan sekaligus teman atasannya itu."Selamat siang semuanya.""Siang Pak."Staf yang semula duduk berdiri untuk memberi salam saat Aland memasuki ruang meeting.Tak lupa Sean melirik pada Kiara sambil mengedipkan satu matanya yang membuat dia menjadi salah tingkah."Astaga, sedang apa Sean disini," gumam Kiara dalam hati.Sean tau kalau wanita ini pasti sedang bertanya-tanya mengenai dirinya dalam hati. Laki-laki itu seolah tau apa yang ada dalam hati Kiara."Baik, di meeting kali ini saya membawa sahabat saya Pak Sean! Dia direktur utama di perusahaan Star Media Corporation."Degh!Betapa terkejutnya Kiara saat Aland menyebut nama perusahaan itu. Star Media Corporation sudah Kiara kenal sejak dulu tetapi dia tida
"Ki, Kiara tunggu!"Sean berlari mengejar Kiara yang keluar lebih dulu bersama teman stafnya, teman-temannya hanya memanyunkan bibir meledek dia yang sempat menolak Sean tempo hari.Mereka berfikir seandainya pemuda itu berpenampilan formal seperti itu tentu Kiara pasti akan menerimanya.Padahal alasan Kiara sendiri menolak bukan karena bagaimana penampilan Sean, tapi karena dia mempunyai seorang anak.Kiara rasa kalau Sean tidak akan sudi jika tau Kiara sudah punya anak.Cukup realistis baginya, bagaimana mungkin sosok pengusaha seperti Sean ini mau menerima anaknya dan menganggapnya seperti anak sendiri."Maaf, ada apa Pak? Pak Sean memanggil saya?"Sean mengerutkan alisnya heran kenapa tiba-tiba wanita ini memanggilnya dengan sebutan bapak, padahal sebelum dia tau, Kiara hanya memanggil namanya saja."Apa, Pak? Kamu panggil aku Pak?""Astaga Kiara! Aku ini masih muda, kenapa kamu panggil aku dengan sebutan Bapak?" ucap Sean dengan heran."Bukan itu maksud aku! Sekarang Bapak ini at
"Anu Pak, aku cuma nggak pantas aja makan malam dengan Bapak! Siapalah aku ini, mana mungkin aku makan malam dengan direktur perusahaan.""Kalau soal ini kamu jangan terlalu pikirkan Kiara! Aku seneng dekat dengan kamu. Dan ingat! Aku masih Sean yang dulu! Sean yang kamu kenal, tidak ada bedanya."Semakin bingung alasan apalagi yang akan Kiara berikan, mengenai jabatannya tentu tidak membuat laki-laki ini jengah karena Sean memang bukan tipe cowok yang serius.Kelabakan Kiara membuat Sean tau kalau dia selalu saja mencari alasan tapi entah mengapa semakin Kiara menolaknya, semakin membuatnya penasaran."Iya tapi Pak, aku benar-benar nggak bisa kalau nanti malam! Mungkin suatu saat nanti aku mau Bapak ajak untuk makan malam. Saya permisi ya Pak!""Kiara tunggu! Kiara!"Kiara berjalan dengan langkahnya yang cepat sengaja menghindar dari Sean tapi laki-laki itu terus saja mengejarnya, dari kejauhan Aland yang melihat kalau Kiara terus saja mencari alasan secepatnya berfikir bagaimana car