"Panggil Kiara dan suruh dia untuk menyusulku sekarang!""Baik Pak Aland."Sambil berjalan Aland memerintah Pak Bandi untuk memanggil Kiara di ruang kerjanya, akan tetapi belum sempat pak Bandi memanggilnya, Kiara keluar dengan gugupnya membawa tas dan beberapa file sampai hampir saja terjatuh.Sepatu barunya membuat dia belum bisa beradaptasi yang membuat langkahnya terasa sulit untuk berjalan.Pak Bandi bersiap untuk menangkap kalau saja wanita itu terjatuh dan untungnya Kiara hanya terhuyung yang membuat jantung laki-laki paruh baya itu hampir saja copot."Eh, aduh! Ya Tuhan sepatu ini."''Astaga Nona Kiara! Kalau jalan hati-hati.""Maaf Pak Bandi, saya sedang buru-buru! Pak Aland pasti sudah menunggu saya sekarang. Saya permisi Pak!""Eh Nona, Nona Kiara tunggu!" teriak pak Bandi memanggil tapi Kiara tak juga mendengar.Langkahnya justru membelok ke arah ruang kerja Aland tanpa tau kalau dia sudah menunggunya di luar.Panggilan pak Bandi seperti tersamarkan oleh langkah kakinya ya
"Saya punya rencana untuk mengajak kerja sama anda tetapi bukan dalam bisnis pembangunan. Tapi saya ingin membangun bisnis dalam bidang lain, misalnya perbankan, atau produksi produk elektronik mungkin Pak Aland tertarik atau punya masukan atas ide saya?"Aland hanya diam sambil menyimak, belum pernah dia merambah dari bidang satu ke bidang yang lainnya dan sepertinya rencana dari Nasya ini cukup membuat dia penasaran.Di kota ini memang belum banyak perusahaan yang menjajaki dunia beri seperti Aland ini yang hanya monoton dalam bidang pembangunan proyek saja."Sepertinya penawaran anda cukup menarik Nyonya Nasya! Apa yang anda yakini saat ini? Kalau saya sendiri punya gagasan dalam produksi mobil mewah. Sebenarnya ide ini sudah lama saya inginkan hanya saja saya belum sepenuhnya yakin.""Jika memang Nyonya Nasya berminat tidak ada salahnya kalau kita coba?"Tetapi untuk masuk ke dalam bidang yang spontan besar-besaran rasanya Nasya ragu, dia justru punya gagasan lain yang membuat Ala
"Saya punya rencana untuk mengajak kerja sama anda tetapi bukan dalam bisnis pembangunan. Tapi saya ingin membangun bisnis dalam bidang lain, misalnya perbankan, atau produksi produk elektronik mungkin Pak Aland tertarik atau punya masukan atas ide saya?"Aland hanya diam sambil menyimak, belum pernah dia merambah dari bidang satu ke bidang yang lainnya dan sepertinya rencana dari Nasya ini cukup membuat dia penasaran.Di kota ini memang belum banyak perusahaan yang menjajaki dunia beri seperti Aland ini yang hanya monoton dalam bidang pembangunan proyek saja."Sepertinya penawaran anda cukup menarik Nyonya Nasya! Apa yang anda yakini saat ini? Kalau saya sendiri punya gagasan dalam produksi mobil mewah. Sebenarnya ide ini sudah lama saya inginkan hanya saja saya belum sepenuhnya yakin.""Jika memang Nyonya Nasya berminat tidak ada salahnya kalau kita coba?"Tetapi untuk masuk ke dalam bidang yang spontan besar-besaran rasanya Nasya ragu, dia justru punya gagasan lain yang membuat Alan
Meeting hari ini akan segera di mulai dimana semua staf sudah duduk menunggu CEO-nya datang.Tak lama setelah itu Aland datang namun dengan laki-laki yang membuat Kiara membelalakkan matanya lebar.Dari sini dia baru tau kalau ternyata Sean adalah orang penting pemilik perusahaan sekaligus teman atasannya itu."Selamat siang semuanya.""Siang Pak."Staf yang semula duduk berdiri untuk memberi salam saat Aland memasuki ruang meeting.Tak lupa Sean melirik pada Kiara sambil mengedipkan satu matanya yang membuat dia menjadi salah tingkah."Astaga, sedang apa Sean disini," gumam Kiara dalam hati.Sean tau kalau wanita ini pasti sedang bertanya-tanya mengenai dirinya dalam hati. Laki-laki itu seolah tau apa yang ada dalam hati Kiara."Baik, di meeting kali ini saya membawa sahabat saya Pak Sean! Dia direktur utama di perusahaan Star Media Corporation."Degh!Betapa terkejutnya Kiara saat Aland menyebut nama perusahaan itu. Star Media Corporation sudah Kiara kenal sejak dulu tetapi dia tida
"Ki, Kiara tunggu!"Sean berlari mengejar Kiara yang keluar lebih dulu bersama teman stafnya, teman-temannya hanya memanyunkan bibir meledek dia yang sempat menolak Sean tempo hari.Mereka berfikir seandainya pemuda itu berpenampilan formal seperti itu tentu Kiara pasti akan menerimanya.Padahal alasan Kiara sendiri menolak bukan karena bagaimana penampilan Sean, tapi karena dia mempunyai seorang anak.Kiara rasa kalau Sean tidak akan sudi jika tau Kiara sudah punya anak.Cukup realistis baginya, bagaimana mungkin sosok pengusaha seperti Sean ini mau menerima anaknya dan menganggapnya seperti anak sendiri."Maaf, ada apa Pak? Pak Sean memanggil saya?"Sean mengerutkan alisnya heran kenapa tiba-tiba wanita ini memanggilnya dengan sebutan bapak, padahal sebelum dia tau, Kiara hanya memanggil namanya saja."Apa, Pak? Kamu panggil aku Pak?""Astaga Kiara! Aku ini masih muda, kenapa kamu panggil aku dengan sebutan Bapak?" ucap Sean dengan heran."Bukan itu maksud aku! Sekarang Bapak ini at
"Anu Pak, aku cuma nggak pantas aja makan malam dengan Bapak! Siapalah aku ini, mana mungkin aku makan malam dengan direktur perusahaan.""Kalau soal ini kamu jangan terlalu pikirkan Kiara! Aku seneng dekat dengan kamu. Dan ingat! Aku masih Sean yang dulu! Sean yang kamu kenal, tidak ada bedanya."Semakin bingung alasan apalagi yang akan Kiara berikan, mengenai jabatannya tentu tidak membuat laki-laki ini jengah karena Sean memang bukan tipe cowok yang serius.Kelabakan Kiara membuat Sean tau kalau dia selalu saja mencari alasan tapi entah mengapa semakin Kiara menolaknya, semakin membuatnya penasaran."Iya tapi Pak, aku benar-benar nggak bisa kalau nanti malam! Mungkin suatu saat nanti aku mau Bapak ajak untuk makan malam. Saya permisi ya Pak!""Kiara tunggu! Kiara!"Kiara berjalan dengan langkahnya yang cepat sengaja menghindar dari Sean tapi laki-laki itu terus saja mengejarnya, dari kejauhan Aland yang melihat kalau Kiara terus saja mencari alasan secepatnya berfikir bagaimana car
Mata Reza memancarkan kebahagiaan saat melihat lampu kelap-kelip warna-warni menerangi taman kota.Dia terlihat begitu antusias dan meminta agar Pakdenya segera menghentikan laju mobilnya.Anak kecil itu sudah tidak sabar ingin turun dan berlarian memutari taman tersebut."Berhenti Pakde, kita berhenti sekarang," ucapnya sambil menarik lengan Satya dari kursi belakang."Iya, iya kita berhenti sekarang!""Yey, Bude ayok kita turun sekarang!""Reza kamu hati-hati!" teriak Kezia yang melihat Reza meloncat saja dari belakang dan berlari begitu saja tanpa memandang kiri dan kanan bertepatan dengan itu sebuah sepeda motor berjalan sangat cepat dari arah samping."REZA AWAS!""Aaaarrrggghh!""REZA!"Tubuh kecil itu terpental sejauh 5 meter dari mobil mereka berhenti dan berguling-guling di atas aspal.Kiara dan Satya segera menghampiri keponakannya yang sudah terbaring bersimbah darah di atas jalan raya."Reza, Reza bangun Sayang, Reza bangun!"Betapa paniknya Satya melihat darah dagingnya s
"Kondisi putra Nyonya sangat lemah, dia membutuhkan banyak darah akibat benturan di kepalanya, putra Nyonya kehilangan banyak darah."Degh!"Ambil saja darahku Dok, ambil sekarang!" ucap Kiara sambil menarik tangan sang Dokter agar segera mengambil darahnya."Bukan seperti itu Nyonya! Kita harus melakukan pemeriksaan dulu apakah golongan darah Nyonya cocok untuk putra Nyonya, ataukah tidak!""Kalau begitu lakukan sekarang Dok! Aku tidak mau membiarkan Reza terlalu lama tertidur!"Dari paksaan Kiara Dokter akhirnya mengiyakan untuk memeriksanya, padahal di kondisinya yang histeris seperti ini akan sangat bahaya jika darahnya di ambil. Naluri seorang ibu tidak memikirkan bagaimana kondisi diri sendiri, yang Kiara pikirkan saat ini hanyalah Reza agar segera membaik."Baiklah Nyonya, sekarang Nyonya ikut saya, kita akan melakukan pemeriksaan sekarang."Serangkaian pemeriksaan Dokter lakukan pada Kiara sampai selesai dan hanya menunggu bagaimana hasilnya.Mereka semua berharap kalau ada s