Rena sudah menduga apa yang sedang dialami tubuhnya ini adalah tanda-tanda hamil muda karena masa waktu dari periode terakhirnya sudah terlewat jauh terlebih pada saat melakukan perjalanan bulan madu beberapa bulan yang lalu dirinya baru saja menyelesaikan masa periodenya.Namun Rena belum mau memeriksakan atau hanya sekedar membeli test pack karena khawatir kalau hasilnya positif.Bukan Rena tidak ingin memberikan adik untuk Rendra, namun keadaan mereka sekarang ini sepertinya tidak memungkinkan untuk menambah momongan.Kehidupan mereka untuk esok hari saja masih belum jelas, semua rekening mereka di blokir, semua kendaraan tidak boleh di pergunakan.Beruntung Rena selalu menyetok uang tunai karena malas pergi ke atm sehingga ia bisa memesan taksi online untuk dapat sampai ke sekolah Rendra.Belum lagi suaminya sedang tertekan dari segi materi dan kabar tentang kehadiran anggota baru dalam keluarga mereka pasti akan membuat beban di pundaknya bertambah, Rena tidak ingin sang suami se
“Pak...Andra minta maaf atas semua kejadian ini, tapi Andra janji akan tetap bertanggung jawab terhadap hidup Rena juga Ibu dan Bapak!” Andra mengawali pembicaraan ketika keduanya tengah duduk di balkon, menikmati secangkir kopi dan sajian singkong yang di taburi keju begitu sesuai dengan udara dingin di daerah dago atas saat ini.Untuk sementara waktu, mereka semua akan menempati Villa Om Salim hingga keuangan Andra selesai diaudit.Seperti yang dikatakan Aras sebelumnya, ternyata Om Salim sudah menjelaskan semua pada Bapak karena sebagai orang tua yang sudah berpengalaman, Om Salim bisa menebak kalau pengacara Cinthya akan memulainya dari keluarga Rena.Mengingat jantung Bapak Rony yang kurang sehat, maka selepas kepergian Andra dari rumahnya, Om Salim langsung menghubungi Bapak Rony agar bersiap untuk mengungsi sementara ke villanya yang berada di daerah dago.Beruntung Bapak Rony menanggapinya dengan santai karena memang mereka berasal dari keluarga sederhana sehingga setelah men
Kita tidak pernah tau takdir apa yang menanti di depan, ungkapan kehidupan seperti roda yang berputar sudah dua kali Andra rasakan.Dulu ketika dirinya kehilangan hampir seluruh harta kekayaan sang Ayah, ia pun harus merasakan perihnya berjuang dari bawah hanya saja dahulu tidak ada perut lain yang ia pikirkan, hanya dirinya sendiri.Namun sekarang, ada dua orang lagi yang harus dirinya perhatikan.Beruntung ia menikahi Rena, wanita mandiri dan sederhana, tidak banyak menuntut dan selalu nampak bahagia bagaimanapun kondisi mereka.Seperti saat ini, wanita itu sedang sibuk membuat cake dengan lelehan coklat yang merupakan resep ciptaannya sendiri.Andra tidak bisa menahan kedua kakinya untuk mendekati sang istri dan melingkarkan tangan dipinggang Rena dan memeluknya dari belakang untuk melus perut dimana anak kedua mereka tengah berjuang hidup di dalam sana.“Tumben hari ini bikin kue dan masak banyak? Buat siapa?” tanyanya setelah mendaratkan satu kecupan di leher Rena.“Hari ini, Mon
“Mas...Kata Tante Mery, cake lumer coklat buatan aku katanya enak,loh!” celetuk Rena.Saat ini keduanya sudah berada di atas tempat tidur setelah menidurkan Rendra di kamar sebelah.Andra mengangguk setuju membalas ucapan ucapan istrinya.“Kalau aku jualan kue itu boleh ga Mas?” tanya Rena hati-hati saat wajahnya sudah terbenam di ceruk leher suaminya.Andra terdiam beberapa saat kemudian menghembuskan nafas sebelum berucap, “Ren, kamu kan lagi hamil...belum harus mengurus Rendra...Kamu tenang aja, Mas bisa handle ini semua!” Andra menjawab permohonan Rena dengan nada dingin.Andra merasa menjadi suaminya yang tidak berguna ketika istrinya mengungkapkan keinginannya untuk membantu perekonomian mereka.Wacana Rena yang akan bekerja, yang mereka perbincangkan beberapa hari lalu dalam perjalanan ke Bandung dianggap Andra hanya kelakar untuk mengalihkan topik pembicaraan agar mereka tidak larut dalam kesedihan.Bukan berarti Andra menginginkannya karena bantuan Om Salim saja tidak ia teri
Taksi online yang membawa Ibu dan anak itu telah sampai tepat di depan pintu rumah sakit, keduanya pun turun setelah Rena memberikan uang tunai selembar berwarna biru.“Ma....Aku mau pipis!” rengek Rendra ketika keduanya baru saja melangkah memasuki loby rumah sakit membuat Rena menoleh dan tidak fokus pada jalan di depannya.Baru saja Rena akan membalas permintaan sang anak, tubuhnya terhuyung karena menabrak seseorang dengan tubuh tegap.Dengan satu gerakan cepat, pria bertubuh tegap seperti suaminya itu pun menangkap tubuh Rena dengan satu tangan.Kedua mata Rena membulat sempurna ketika merasakan pria lain menyentuhnya dan semakin melebar saat mengenali sosok yang sedang memeluknya itu.“Ka Andhika?” “Rena?” Ucap keduanya berbarengan dan seketika tatapan tajam Rendra mengarah pada pria tersebut.“Ngapain disini?” Pertanyaan tersebut keluar dari mulut keduanya secara bersamaan.“Apa kabar?” keduanya masih kompak menanyakan hal yang sama hingga akhirnya mereka tertawa bersama mem
Setelah drama lampu merah tadi, akhirnya Andhika dan Indira memutuskan menepi mencari restoran untuk makan siang.Rena memilin ujung blousenya ketika berjalan beriringan bersama sang suami dengan Rendra berada di antara mereka.Rena takut pada suaminya sendiri, bila pria di luaran sana mendapat julukan suami takut istri berbeda halnya dengan Rena yang begitu takut pada Raja-nya di dunia itu.Padahal dalam kasus yang terjadi hari ini, bukan hanya Rena yang kedapatan bersama pria lain karena Andra pun melakukannya bahkan masuk ke dalam hotel bersama wanita lain.Namun tetap saja, Rena merasa dirinya paling salah disini karena tidak menuruti pesan sang suami yang melarangnya membuat kue untuk di jual hingga membuat dirinya kelelahan dan hampir membahayakan janin mereka.Restoran bercita rasa sunda di dekat Gedung Sate menjadi pilihan Andhika dan Indira.Sambil duduk bersila, kelimanya mengitari meja persegi panjang.Andhika dan Indira nampak mesra bahkan sesekali mereka bercanda, seperti
Sebulan lebih akhirnya keuangan Andra berhasil diaudit, lebih lama dari waktu yang ditentukan tapi tidak ada komplain dari Andra karena ingin membuktikan bahwa dirinya bisa bertahan tanpa AG Group.Rumah Bapak ternyata bisa diselamatkan dari uang tabungan dan bonus Rena sat masih bekerja di Bank BUMN yang tidak pernah diambil selama menikah dengan Andra.Bapak beserta Ibu dan Aras akhirnya bisa kembali menempati rumah tersebut, rumah dimana mereka menciptakan kebahagiaan sederhananya hingga akhirnya di akhir pekan penghuni rumah itu bertambah dengan kehadiran Ricko dan Andra juga cucu-cucu Bapak.Beruntung Andra tidak perlu mengembalikan sepeserpun karena memang Ia juga tidak membawa koleksi mobil dan jam tangan mahal serta beberapa properti yang pernah dibelinya selama menjadi pemilik AG Group. Keputusannya untuk membeli perusahaan Om Salim yang bergerak di bidang transportasi dan pariwisata itu pun sudah dipikirkannya matang-matang.Andra tidak ingin menjadikan Cinthya saingan deng
Cinthya mengamuk, melepar semua barang yang dapat di gapainya.Seluruh isi meja rias sudah berpindah ke lantai dan sudah berubah bentuk, hancur lebur.Disudut kamar sana, gadis itu menyandarkan tubuh jenjangnya hingga perlahan melorot kebawah.Jemari lentik itu sudah mencengkram rambut lebatnya seiring dengan air mata yang membasahi wajah juga raungan menggema memenuhi ruangan kamar dengan nuansa feminin.Segala cara sudah dilakukan agar sang Pangeran pujaan hati berpaling padanya, mencintainya dan menjadikannya pasangan hidup.Namun yang terjadi adalah tidak sesuai dengan harapan, pria itu malah menjauh, membencinya dan tampak semakin bahagia dengan keluarga kecil yang dicintai sang Pangeran.Apa yang harus dilakukan Cinthya sekarang? Cinthya frustasi, dirinya putus asa.Semua orang meninggalkannya, orang tua – nenek yang telah merawatnya dan sekarang Kallandra, seorang pria yang sudah dicintainya semenjak kecil.Kenapa Tuhan tidak adil? Kenapa Tuhan tidak menyisakan sedikit kebahag