Kallandra Arion Gunadhya adalah seorang pengusaha sukses yang digilai wanita. Di usianya yang ke-29 tahun, dia telah memegang perusahaan industri dan manufaktur terbesar di negaranya. Namun, Andra memiliki trauma mendalam terhadap wanita, sehingga ia enggan memiliki kekasih, apalagi harus menikah. Sayang, suatu hari ia dipaksa untuk mencari istri agar bisa mempertahankan jabatannya sebagai Presiden Direktur. Sedangkan, Shareena Azmi Zaina, gadis cantik dengan tubuh menawan berusia 24 tahun merupakan seorang pegawai bank biasa. Berasal dari keluarga sederhanya, membuatnya harus bekerja keras sebab ia adalah tulang punggung keluarga. Rena, panggilannya ... sangat membutuhkan biaya untuk operasi jantung ayahnya. Ketika bertemu Andra, sebuah ide untuk 'kawin kontrak' tiba-tiba tercetus. Mampukan mereka bertahan hingga akhir dalam lika-liku perjalanan rumah tangga yang tidak didasari cinta itu?
Lihat lebih banyakGaska dan Isvara bergegas pulang ke rumah saat mendapat panggilan telepon dari gurunya Meysha yang mengatakan kalau beliau menunggu mereka di rumah.Sontak perasaan Gaska dan Isvara jadi gundah namun bu guru mengatakan kalau Meysha baik-baik saja hanya ada yang ingin beliau sampaikan kepada mereka.Jadi begitu meeting dengan klien selesai, tanpa menunda-nunda mereka langsung pulang.Jalanan Jakarta yang tidak pernah bersahabat di jam pulang kerja mengharuskan mereka tiba malam hari, beruntung bu gurunya Meysha yang masih lajang bersedia menunggu.“Aduh, maaf Bu menunggu lama … tadi macet banget.” Isvara berbasa-basi saat langkahnya masuk ke dalam rumah dan menemukan bu guru di ruang tamu.“Enggak apa-apa, Bu … saya kebetulan enggak ada acara sore ini.” Bu guru membalas seraya bersalaman dengan bunda dan papinya Meysha.“Ada apa sebenarnya, Bu?” Gaska tidak sabaran ingin mengetahui apa yang ingin dibicarakan bu gurunya Meysha kepada mereka.“Apakah Ibu dan Bapak belum mendapat k
Perkelahian antara Hadi dan kedua preman tidak berlangsung lama, hanya dalam waktu sekejap saja para preman tadi sudah berubah babak belur karena skil beladiri yang dimiliki Hadi.Setelah mengaduh dan beberapa kali meminta ampun, kedua preman memohon agar Rena bertemu langsung dengan bosnya.Tidak jauh dari tempat soto tadi, akhirnya Rena dan Hadi juga Lisna mengikuti ke mana preman membawa mereka untuk bertemu yang disebut kedua preman itu sebagai bos mereka dengan menyusuri gang sempit.“Mbak … mending kita pulang deh,” bujuk Hadi mengkhawatirkan keadaan Rena karena dia tidak bisa memprediksi bahaya apa yang menanti mereka di depan.“Di, kasih tau mas Andra ya,” bisik Rena menanggapi bujukan Hadi.“Mbak!” Hadi menghentikan langkah menahan Rena agar tidak mengikuti kedua preman.“Iya Bu … mending Ibu pulang aja nanti bapak Kallandra marah,” kata Lisna.“Lis … ada apa sih sama kamu sebenernya? Kenapa kamu pergi dari rumah mas Andra? Terus ... kamu kerja apa sih sampai melibatka
Rena balas memeluk Andra sama eratnya. “Mas … maafin aku ya,” kata Rena lambat-lambat.Andra mengurai pelukan kemudian menyatukan bibir mereka memagut penuh damba tanpa ampun membuat bibir sang istri bengkak seketika.“Kita makan bareng ya,” ajak Andra tanpa menjawab permintaan maaf dari Rena setelah mengurai pelukannya.Rena mengangguk bahagia dan menerima suapan satu sendok salad dari tangan suaminya, melupakan apa yang tadi siang sudah terjadi keduanya makan malam satu mangkuk berdua dengan canda tawa.Andra sudah mengetahui dengan jelas kondisi Rena yang lemah di awal masa kehamilannya, untungnya tidak ada hal yang serius dan kejadian hari ini pasti akan dijadikan pelajaran bagi Rena.Beberapa hari kemudian, supir yang dijanjikan Andra sudah mulai bekerja.Walaupun Rena merasa berlebihan tapi dia sudah tidak bisa membantah keinginan suaminya lagi, mengingat galaknya Andra beberapa hari lalu.“Selamat pagi Nyonya, saya Hadi supir Nyonya yang baru.” Sang driver memperkenalkan
Setelah sempat dilarikan ke IGD oleh pak Rojak yang merupakan kepala bagian rumah tangga di rumah Andra, kini Rena sudah terbaring dengan selang infus yang tertancap ditangan kanannya.Menurut dokter jaga yang memeriksa, Rena hanya kelelahan dan tekanan darahnya rendah ditambah hormon HCG yang masih tinggi membuat tubuhnya lemah.Sore nanti, Rena sudah dijadwalkan bertemu dengan dokter kandungan untuk pengecekan lebih lanjut mengenai kandungannya.Dokter IGD juga telah mengambil sample darah Rena agar dilakukan berbagai tes dan hasilnya nanti akan diserahkan kepada Dokter kandungan yang menangani Rena.Setelah mendapatkan perawatan yang baik dari Dokter dan perawat di rumah sakit tersebut juga waktu tidur yang cukup, Rena pun akhirnya membuka mata.Mengerjap beberapa kali dan ketika kelopaknya terbuka sempurna tatapannya langsung tertuju pada sosok tampan yang sedang menatapnya tajam dengan kerutan di antara alis.“Mass…,” panggil Rena disertai senyum bahagia karena ketika dirin
Tangan Andra bergerak meraba, mencari sang istri untuk dipeluknya tapi sisi ranjang itu kosong sehingga dia pun memaksakan diri membuka mata. Mengedarkan pandang mencari jam dinding untuk melihat waktu karena ini masih terlalu pagi untuk seseorang terjaga dari tidur. Jam menunjukan pukul lima pagi seketika Andra mengernyit dan langsung turun dari tempat tidur menuju kamar mandi yang pintunya sedikit terbuka namun tak menemukan Rena di sana. Pikiran buruk mulai bersarang di benaknya, Andra bergegas menuruni tangga menuju dapur yang merupakan tempat favorite sang istri dan hanya ada bi Minah dan beberapa asisten rumah tangga, dia tidak menemukan sosok yang dicarinya. "Bi ... istri saya mana?" tanya Andra sambil menyipitkan mata menghalau sinar lampu yang begitu menyilaukan di dapur. "Bu Rena lagi ke pasar Pak, dianter pak Syam,” jawab bi Minah yang sedang membersihkan dapur. "Sepagi ini? Biasanya ‘kan Bibi yang belanja ... Pasar mana? Kenapa enggak siangan aja ke supermarket
Apa yang diucapkan Andra memang terbukti, dengan mudahnya Rena mengundurkan diri dari Bank BUMN tanpa hambatan karena sang suami telah membayar semua pinalti dan pengacara Andra langsung berkomunikasi dengan dihak terkait di Bank BUMN. Bank BUMN ini akan selalu mempunyai tempat tersendiri di hati Rena karena dengan bekerja di sana lah Rena bisa menyekolahkan adik-adik, membiayai pengobatan bapak juga bertemu jodohnya. Ketika sedang membereskan barang-barang ke dalam box plastik yang dibawanya dari apartemen, tiba-tiba Rena teringat pertemuannya dengan Andra. Siapa sangka, dia bisa menjadi istri dari nasabah prioritas di Bank tempatnya bekerja. "Bu Rena ... Baru aja kita kerja beberapa bulan, kamu harus pergi." Fira yang baru menyelesaikan pekerjaannya datang menghampiri sambil membantu Rena membereskan barang. Rena tersenyum kemudian mengelus tangan Fira yang sedang memasukan satu persatu barangnya ke dalam box. "Nanti kalau ke Jakarta, kamu bisa mampir ke rumah ya,” kata
“Maasss….”Rena merintih, menancapkan kukunya di punggung Andra ketika hentakan penuh kenikmatan diberikan oleh sang suami tercinta.Keduanya kembali merajut cinta, meraih kenikmatan dalam lenguhan panjang.Bermandikan peluh, menjadikan gerakan itu begitu sangat menginginkan dan mendamba.“Ren….” Suara parau Andra berbisik saat melepaskan hasratnya.Bersama mereka renggut puncak gairah setelahnya nafas sepasang insan yang saling melepas rindu itu mulai tersengal.Andra tidak berhenti menggerakan tubuh berlawanan dengan gerak tubuh Rena.Seperti sudah menjadi kebutuhan dan ini merupakan apa yang mereka inginkan.Sambil sesekali memberi kecupan, akhirnya Andra kembali membawa Rena terbang menuju puncak Nirwana.Mencapai kenikmatan yang tak terperi, hingga tubuh Andra ambruk di atas Rena.Andra berusaha menjaga bobot tubuhnya agar tidak sepenuhnya menimpa Rena, dia menatap sang istri yag berada di bawah sedang terpejam dengan nafas memburu.“Sakit?” Dikecupnya kening Rena lemb
“Selamat pagi,” sapa pak Santoso yang kemudian masuk diikuti Fira dan Farel.“Selamat pagi Pak Santoso.” Andra balas menyapa dan dia masih ingat nama dari atasannya Rena itu.Pak Santoso begitu tersanjung karena Andra masih mengingat namanya.Fira dan Farel bergantian menyalami Andra dan Rena.Andra mempersilahkan pak Santoso untuk duduk di sofa bersamanya dan membiarkan Fira dan Farel bersama Rena.“Maaf saya baru bisa jenguk Rena … berhubung akhir bulan jadi saya banyak melakukan kunjungan ke nasabah dan baru sempat hari ini menjenguk Rena … kemarin saya dengar keadaan Rena dari pengacara Pak Andra –“ kalimat Pak Santoso terjeda tatkala Andra memberi kode menggunakan matanya.“Rena belum tau Pak, saya akan membicarakannya setelah Rena keluar dari rumah sakit,” sela Andra menjelaskan yang langsung dibalas anggukan mengerti oleh pak Santoso.Pantas saja kemarin pengacara Andra menghubunginya guna mempersiapkan segala urusan untuk mengeluarkan Rena dari pekerjaannya tapi juga me
“Mas … aku jalan aja, enggak usah pake kursi roda,” kata Rena saat turun dari ranjang pasien.Beberapa waktu lalu suster sudah melepaskan selang infus yang tertancap di tangannya.Hari ini adalah jadwal Rena kontrol kandungan, sebelumnya Edward sudah memberikan rekomendasi dokter kandungan terbaik di rumah sakit tersebut.“Nanti kamu capek.” Komentar sang suami kemudian menekan pundak Rena menuntunnya duduk di kursi Roda.“Iiih … Mas, aku malu ah … aku bisa jalan!” Jiwa mandiri Rena memberontak.Andra berdecak pelan agar tidak terdengar oleh Rena, meski khawatir tapi akhirnya mengalah dan mendorong kursi roda lebih mendekat ke dinding.Padahal Andra hanya tidak ingin wanitanya itu kelelahan dan agar segera pulih pasca operasi.Tidak lucu bila nanti dia memaksakan kehendaknya dan malah memicu pertengkaran padahal baru saja mereka baikan tapi mengingat hormon ibu hamil yang menguasai Rena membuat Andra maklum. “Ya udah … Yuk!” Andra menyikukan tangan agar tangan Rena melingkar
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.