Bercerita tentang Kiara Putri Maharani adalah sosok wanita independent yang sukses bahkan di usia muda sudah menjadi CEO perusahaan terkenal namun jalan percintaannya tidak semulus jalan karirnya. Kiara bahkan tidak pernah memulai hubungan asmara setelah masa kuliahnya. Sosok masa lalu yang begitu melekat di hatinya hingga saat ini. Dan di kehidupan mendatang ini mereka dipertemukan kembali di situasi yang berbeda. Apakah kisah romansa cinta mereka bisa berjalan? Bahkan ketika orang-orang disekitar Kiara malah menbuat dia yakin bahwa memang cinta itu tidak ada. Mampukah Dylan menghilangkan trauma atas apa yang di lakukan terhadap Kiara?
Lihat lebih banyak“Aku berusaha sangat keras untuk kembali kesisimu.”Perkataan Dylan itu membuat seluruh tubuh Kiara mematung. Ia merasa bahwa yang ia dengar ini semua tidak nyata.Apakah boleh ia berharap bahwa ini semua hanya halunisasinya semata?Apa benar hal yang dikatakan Dylan ini benar?Semua usaha yang telah ia lakukan apakah benar? Apakah benar Kiara boleh menaruh harapannya kembali?“Kiara, sejak awal kita menjalin hubungan tidak pernah aku menganggap itu hanya permainan semata. Aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku.”Dylan mengatakan hal itu dengan seluruh perasaan yang sangat sulit untuk ia ungkapkan. Akhirnya kata-kata itu keluar dengan sendirinya. Hal yang ingin ia sampaikan untuk Kiara sedari dulu.Dylan berjalan mendekat kearah Kiara dan mengenggam erat tangan Kiara.“Aku mencintaimu. Tidak berubah.”Mata cokelat itu menatap tepat ke arah Kiara yang sukses membuat hati Kiara kembali berdebar. Jantungnya berdetak tak karuan. Dan ada perasaan bahagia yang seakan menyeruap masuk ke selur
Dylan yang mati-matian menahan semua emosinya dan berusaha mengalah tetapi melihat Kiara yang sudah menahan tangisnya pun akhirnya luluh.Ia tidak sanggup untuk menghancurkan hati wanita itu lagi. Tidak akan lagi.“Tidak terpernah terbesit dalam pikiranku bahkan sedetik pun untuk mempermainkanmu. Aku bersumpah.”Dylan menekankan setiap kata itu agar Kiara tau bahwa ia mengatakan itu dengan segenap hatinya tanpa berbohong sedikitpun.Mempermainkan Kiara? Dalam hal apapun tidak pernah ia terpikir akan hal itu.Melihat Kiara yang masih tetap diam dan terus menundukkan kepalanya membuat Dylan berjalan mendekat kearahnya.Dylan duduk bersimpuh dihadapan Kiara dan perlahan menggengam tangan Kiara.“Kau berbohong.”Kata-kata itu membuat Dylan tersentak terlebih lagi sekarang Kiara menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca. Jelas sekali wanita ini menahan tangisnya. Suara bergetar itu membuat hati Dylan terasa perih sekali.“Bagaimana bisa kau dengan mudah mempermainkan aku?! Apa aku semudah i
Kiara perlahan membuka matanya dan berkedip sesekali untuk menyesuaikan cahaya matahari sore yang begitu terang masuk dalam ruangan kamarnya.Jam didinding kamar menunjukkan pukul 5. Kiara melirik sekitar kamarnya dan merasakan cahaya matahari sore hampir memenuhi setiap sudut kamarnya. Cukup terik untuk pukul 5 tetapi memang seharian ini cuaca cukup panas.Kiara merasakan adanya perbaikan yang cukup signifikan terhadap kakinya. Rasa nyeri dan menghentak yang sering kali timbul itu perlahan mulai mengurang.Ia menggerakkan perlahan kakinya dan merasa yakin untuk mencoba bangkit dari tempat tidurnya. Syukurlah untuk langkah pertama ini rasa sakitnya tidak terlalu mendominasi lagi.“Akhirnya aku bisa berjalan lagi.” kekeh Kiara.KLEKKiara membuka pintu kamarnya perlahan dan matanya menyusuri setiap sudut ruangan mencari sosok yang sedari tadi sukses membuat hatinya kacau tak karuan.Ia berjalan dengan langkah kaki yang tertatih dan seakan-akan mengendap-ngendap takut menimbulkan suara
Dylan langsung mendudukkan Kiara di sofa panjang didepan ruang TV apartementnya. Pipi Kiara sukses merah merona karna tindakan Dylan barusan.Sungguh luar biasa debaran jantung yang Kiara rasakan. Sialan! rutuknya.Kiara sangsi jika Dylan tidak dapat merasakan bahwa gadis itu mati-matian menahan rasa salah tingkahnya.Untuk apa juga menggendong sih? Bahkan yang kedua kalinya.Kiara belum siap lagi untuk serangan semacam itu. Tubuhnya sedikit lemas karna rasa malu lebih mendominasinya sekarang.“Kau pasti belum sarapan. Tunggu disini aku buatkan sesuatu.”Dylan berjalan kearah dapur tanpa memperdulikan respon Kiara. Dia seakan-akan benar memiliki kuasa atas setiap sudut apartement ini.Bahkan dia tidak bertanya lagi dimana letak dapur dan membuka kulkas dengan rasa enteng tanpa beban. Dylan sekarang sedang memasak yang Kiara tidak tahu itu apa.Dari tempatnya sekarang ia dapat melihat punggung kekar laki-laki itu. Walau tidak terlalu dekat tapi masih terjangkau dari pandangan mata Kiar
Kiara merasakan nyeri disekitar kakinya hingga membuatnya terbangun.Ternyata luka ini juga menyiksa dirinya. Luka kecil yang ia timbulkan karna kecerobohannya sendiri.Kiara melirik Kalisha yang tampak masih tertidur pulas disampingnya. Untunglah ada Kalisha yang dapat ia andalkan selalu. Setidaknya ia tidak meratapi kesakitan ini seorang diri diapartementnya.Kiara perlahan mencoba ingin bangkit dari tidurnya. Ia tidak mungkin membiarkan luka kecil ini membatasi ruang geraknya.Saat kakinya menyentuh lantai terasa hentakan luar biasa di sekitar kakinya.“Astaga masih sangat sakit!” rintih Kiara.Akhirnya ia menyerah karna belum berani memaksakan untuk mencoba lagi. Sepertinya masih butuh waktu yang lumayan untuk pemulihan ini.Tiba-tiba handphonenya berdering kembali dan terlihat nama Dylan di layar handphonenya.Bukankan ini masih terlalu pagi untuk mengusik orang?Apakah dia tidak sakit hati atas respon Kiara semalam?Kiara membiarkan benda mungil itu terus berbunyi tanpa berniat
Kalisha langsung memapah Kiara untuk berbaring di tempat tidurnya.“Apa begitu sakit?” tanyanya dan Kiara hanya mengangguk.“Ini bengkak sekali sih. Kau juga kenapa begitu ceroboh?!”Kiara menatap Kalisha dengan malas. Apa saat ini Kiara perlu mendapatkan omelan?“Aku terkejut Dylan tiba-tiba ada disana. Ini semua karna ulahmu!” teriak Kiara kesal.Kalisha hanya tersenyum lebar tanpa adanya rasa penyesalan sama sekali diwajahnya.“Panita bahkan tidak tau jika Dylan akan datang, aku bersumpah. Dia tidak mengkonfirmasi akan datang.”“Cih. Klise sekali alasanmu. Aku tidak akan termakan tipu muslihatmu lagi.”Kalisha malah tertawa mendengar perkataan Kiara. Berani sekali wanita ini? “Hei aku serius!” teriak Kiara lagi.Kalisha tanpa aba-aba langsung memeluk Kiara dengan erat.“Maafkan aku ya Nona Kiara yang baik hati. Aku tanpamu akan jadi apa, coba?”Kalisha menatap Kiara dengan mata yang ia buat-buat mengiba. Dan dengan tangan bersimpuh memohon maaf kepada Kiara.“Tidak akan mempan! Ak
Kiara meringis kesakitan saat dokter sedikit menekan bagian kakinya yang lumayan bengkak tadi.“Ini untunglah tidak terkilir hanya saja peradangan disekitar luka ini dan membuat jadi bengkak.”Kiara mengangguk mendengar penjelasan dokter tadi dan bersyukur bahwa kakinya tidak terkilir. Ia begitu ceroboh.Terlalu terburu-buru hingga tidak melihat lagi di sekitarnya dan tidak memperhatikan langkah kakinya sendiri.“Tapi kakinya akan sakit jika banyak bergerak bukan dokter?”Pertanyaan Dylan membuat Kiara langsung menoleh kearah sumber suara.Inilah sumber malapetak hari ini, batin Kiara.Kiara bahkan lupa bahwa sedari tadi ada Dylan disampingnya.Pasti saja kejadian tadi membuat heboh seluruh teman kampusnya. Kalisha tidak berhenti menelfonnya daritadi. Pasti wanita itu sangat ingin tahu kebenaran akan kejadian ini tadi.Kiara bahkan rasanya enggan untuk datang dan bertemu mereka lagi dalam acara apapun. Ia sangat malu. Kiara masih dapat mengingat dengan jelas muka shock seluruh orang d
“Ayolah Kiara. Kali ini saja.” bujuk Kalisha lagi.Sahabatnya itu sudah merengek sedari tadi untuk membujuknya datang ke acara reuni kampus mereka.Satu hal yang sangat Kiara hindari sedari dulu.Entah mengapa Kiara begitu malas bertemu mereka walau hanya sekedar basa-basi saja.“Kau tau hubunganku dengan Mira sedang tidak baik-baik saja. Bagaimana jika ada dia disana?”Kalisha menggelengkan kepalanya dengan cepat dan langsung menyilangkan kedua tangannya.“Tidak akan. Aku jamin dia tidak akan datang.”“Bagaimana bisa kau seyakin itu?”“Bisa-bisanya kau meragukan kemampuanku,huh?!”Kalisha mengibaskan rambutnya tanda bahwa ia benar-benar sedang pamer. Tingkat kepercayaan dirinya saat ini bisa dikatakan diatas 100%.Kiara hanya bisa pasrah meladeni sahabatnya itu. Tapi persahabatan mereka terbilang cukup lama karna sudah berlangsung dari jaman SMA.Kalisha adalah salah satu saksi hidup yang menyaksikan suka dan duka dalam kehidupannya Kiara.Di satu sisi Kiara terkadang merasa beruntun
Lira terkejut mendengar perkataan Dylan. Ia tidak menyangkah bahwa ada seseorang yang telah menjadi prioritas lain di hidup Dylan setelah keluarganya.Dylan bahkan terlihat sangat mencintai wanita itu bahkan rela mengorbankan apapun untuknya.“Siapa wanita beruntung ini? Apakah keberatan untuk bercerita ke kakak?”Dylan terdiam seakan belum siap untuk menceritakan semuanya. Ia seperti masih merahasiakan sesuatu.“Tapi akulah yang membuat dia kembali menjauh kak.” lirih Dylan pilu.Lira dengan sigap langsung mengelus pelan pundak Dylan berharap dapat memberikan sedikit rasa agar Dylan tidak terlalu memikirkan hal itu.Tapi Lira ragu itu berhasil karna yang ia rasakan sekarang bahwa wanita ini sangat berpengaruh hampir sepenuhnya dengan kendali Dylan.Ia belum pernah melihat adiknya seputus asa ini. Satu hal yang dapat Lira pastikan, wanita itu menempati posisi paling utama di hati Dylan.“Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa bisa berpisah?”Dylan tersenyum dengan getir dan mulutnya tera
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.