Terjebak Bersama Kriminal Tampan

Terjebak Bersama Kriminal Tampan

By:  Nabila  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
8 ratings
60Chapters
398views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Sinopsis: Dalam sinopsis ini, kita mengikuti kisah Azura yang tidak sengaja menemukan dirinya berhadapan dengan Rodriguez seorang aktivis keturunan Mesir yang melarikan diri dari penjara Alcatraz di San Francisco. Meskipun Azura awalnya ketakutan, dia memutuskan untuk menggunakan akalnya untuk menghadapi Rodriguez. Sementara itu, pihak berwenang sedang melakukan pencarian di seluruh daerah untuk menemukan pelarian tersebut. Azura menyadari bahwa melawan Rodriguez adalah mustahil, jadi dia mencoba untuk tetap tenang dan menunggu kesempatan untuk melarikan diri. Dia berusaha bekerja sama dengan Rodriguez, berharap bahwa dia tidak akan menyakitinya. Namun, Azura tetap waspada dan mencari peluang untuk melarikan diri. Dalam perjalanan ini, kita melihat ketegangan antara Azura dan Rodriguez yang terus berlanjut. Azura berusaha menjaga keselamatan dirinya sambil mencari cara untuk menghadapi situasi ini. Dia juga berusaha mencari tahu bagaimana Rodriguez bisa sampai ke tempatnya.

View More
Terjebak Bersama Kriminal Tampan Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Karlina
ceritanya menarik. tolong lanjutkan kakak
2024-05-01 13:41:21
1
user avatar
Wiwi Assegaf
bagus kak ceritanya
2024-04-27 03:05:39
2
user avatar
Nabila Gaming
tetap produktif kak, ceritanya aku suka banget
2024-04-27 03:00:12
3
user avatar
Wiwi Syarifah
masya Allah bagus banget kak ceritanya
2024-04-27 02:54:41
4
user avatar
Nabila Assegaf
sangat bagus ceritanya kak
2024-04-26 13:48:58
3
user avatar
Wiwi Assegaf
semangat kak untuk berkarya
2024-04-26 13:40:23
3
user avatar
Dinda Sasmita
bagus banget kakak ceritanya
2024-04-26 12:22:01
3
user avatar
Nabila
bagus banget kak ceritanya
2024-04-25 17:29:52
3
60 Chapters
Bab. 2
”Sudah kubilang aku butuh makanan dan istirahat.” Ada nada baru yang aneh dalam suara lelaki itu. Sedikit kasar.”Kau sudah beristirahat.””Maksudku tidur, Miss Azura. Aku butuh tidur.””Maksudmu… kau ingin tinggal di sini?” tanya Azura terkejut.”berapa lama?””Sampai aku memutuskan untuk pergi,” sahut lelaki itu tenang.Ia menyeberangi kamar dan menyalakan lampu di samping tempat tidur Azura.”Tidak mungkin!” Lelaki itu kembali ke tempat Azura berdiri di dekat pintu dan meraih tangannya. Ditariknya Azura di belakangnya.”Kau tidak dalam posisi untuk berdebat. Aku memang belum mencelakaimu, tapi itu tidak berarti aku tidak akan melakukannya kalau terpaksa.””Aku tidak takut padamu.””Kau bohong.” Lelaki itu menyeretnya ke kamar mandi yang berhubungan dengan kamar tidur dan membanting pintu.”Atau kau mestinya takut. Dengar baik­-baik,” katanya dengan gigi dikatupkan.Ada sesuatu yang mesti kulakukan, dan tidak ada seorang pun yang bisa mencegahku, apalagi seorang putri kulit putih sep
Read more
Bab. 1
”Namaku Rodriguez .”Suaranya pelan dan serak, seperti angin padang pasir.Suara itu lembut, Tapi Azura Tidak terkecoh karenanya. Seperti halnya angin, Si Pemilik Suara Pasti Bisa berubah ganas Kalau terdesak. Dan mengingat Siapa Pemilik Suara Itu, kemungkinan yang ditakutkannya tersebut mungkin saja terjadi. Nama Rodriguez Sudah berkali­-kali disebutkan di Acara­-Acara TV Dan Radio sepanjang Hari Itu. Semalam Aktivis keturunan indian itu melarikan diri daripenjara Alcatraz di San Francisco , yang jauhnya sekitar delapan puluh kilometer. Pihak-­pihak yang berwenang sedang menyisir seluruh daerah itu untuk mencari pelarian Tersebut.Dan ternyata orang ini berada di dapurnya!”Aku butuh makanan. Dan istirahat. Aku tidak akan menyakitimu kalau kau mau bekerja sama,” katanya di Telinga Azura.”Kalau Kau Mencoba berteriak, AkuTerpaksa mesti menyumbat mulutmu.Mengerti?” Azura mengangguk, dan lelaki itu melepaskan bekapan tangannya dengan hati­-hati.Azura langsung Megap­-Megap Menarik Na
Read more
Bab. 3
dengan mata sekeras kristal. Rasa harga diri membuat Azura tak mau memohon­mohon, apalagi ia yakin kalaupun ia memohon, lelaki itu tidak akan tergerak sedikit pun.Dibukanya kancingnya satu per satu.”Cepat!” Azura menatap lelaki telanjang yang hanya berdiri beberapa meter darinya itu.Rodriguez dengan tenang Membalas tatapan marahnya. Sengaja Azura berlama-lama melepaskan kancing-­kancingnya, untuk menguji kesabaran si lelaki. Akhirnya semua kancing sudah dibuka.”Lepaskan pakaianmu.” Rodriguez membuat gerakan tegas dengan pisaunya.Sambil menunduk Azura melepaskan blusnya, tapi lalu menggunakannya untuk menutupi dadanya.”Turunkan.” Tanpa menatap lelaki itu, Azura menjatuhkan blusnya ke lantai.Setelah melewati keheningan yang panjang, lelaki itu berkata,”Sekarang yang lainnya.” Saat itu sedang musim panas di San Francisco. Azura menutup studionya lebih awal sore itu, sebab ia tak punya janji temu lagi. Setelah berolahraga di klub kesehatan, ia pulang hanya mengenakan rok, blus, dan
Read more
Bab. 4
Di depan bar ada sederetan kursi tinggi dengan alas vinil merah. Setidaknya dulu pernah berwarna merah, meski sekarang hanya tampak berwarna gelap kotor dan berminyak. Hanya tiga kursi yang diisi. begitu pintu tertutup kembali, tiga pasang mata jahat menoleh dan menelusuri sosok mereka dengan curiga. Salah satu di antara ketiga orang itu adalah seorang perempuan pirang ber­makeup tebal yang duduk mengangkat kaki ke kursi di sampingnya. Ia sedang mengecat kuku jari kakinya.”Hei, Ray, ada tamu,” teriaknya. Ray adalah lelaki tambun yang ada di belakang bar.Ia sedang asyik menonton opera sabun di televisi yang dipasang tinggi di sudut, sepasang lengannya yang sangat besar bertumpu di kulkas.”Kau saja yang melayani,” ia balas berteriak tanpa mengalihkan mata dari layar.”Kukuku belum kering.” Ray memaki dengan ucapan kotor yang dikira Azura hanya bisa dibaca di tembok­tembok WC umum di pelabuhan.Ray beranjak meninggalkan kulkas dan menatap mereka dengan pandangan marah. Azura melihatny
Read more
Bab. 5
SAMbIL membuka topi, polisi itu mengusap dahinya yang berkeringat dengan bagian lengan seragamnya. Azura duduk tegak dan memperhatikan. Seragam yang dikenakan orang itu adalah seragam sherif, setidaknyaseragam seorang deputi.”Stella, satu bir untukku,” seru lelaki itu begitu pintu tertutup di belakangnya.Si pramusaji berambut pirang menoleh dan tersenyum lebar melihatnya. Rupanya mereka sudah akrab.”Hm, coba lihat siapa yang datang.” Si pramusaji bersandar di bar, dengan pose yang membuat payudaranya yang besar tampak sangat mengundang.Sherif itu tersenyum mesum padanya.”Kangen aku, ya?””Huh, tidak,” sahut si pramusaji sambil merangkul leher Sherif yang kemerahan ketika lelaki itu mencondongkan tubuh ke arahnya dari kursi tingginya.”Kau kan tahu aku. Tidak ketemu, ya tidak dipikirkan.””Sudah dua hari ini aku mencari­cari seorang buronan sialan yang sama sekali tidak ketahuan di mana batang hidungnya. Aku butuh bir dingin dan perhatian yang manis.””bir dan perhatian? Urusanny
Read more
Bab. 6
”Sedikit apa?””Sedikit perempuan yang menghabiskan lebih dari satu malam bersamaku.””Jangan harap aku merasa tersanjung mendengarnya.””Tidak. Aku yakin perawan kulit putih seperti kau tidak bisa membayangkan hal yang lebih buruk selain dipeluk oleh seorang lelaki .””Kau sangat vulgar. Dan aku bukan perawan.””Kau sudah menikah?””belum.””Kalau begitu, kau hidup bersama dengan pacarmu?””Tidak.””Punya hubungan istimewa?””bukan urusanmu.” Azura lebih suka mati daripada menceritakan pada orang ini bahwa hanya pernah ada satu lelaki dalam hidupnya.Itu pun tidak layak diingat­ingat, karena apayang dialaminya dulu sangat mengecewakan, dan ia melakukannya terutama sekadar untuk memuaskan rasa ingin tahunya.Di antara dirinya dan lelaki yang dulu menjalin hubungan dengannya hanya terjalin sedikit rasa suka, sedikit komunikasi, tanpa kehangatan atau kedekatan, bahkan tidak terlalu banyak gairah. Sesudahnya ia sangat kecewa, dan ia merasa pasangannya pun merasakan hal yang sama.Ia tid
Read more
Bab. 7
”Rodriguez!” teriaknya panik.”Rodriguez!””Ada apa, Azura?””Pintunya tidak bisa dibuka.””Memang.” Azura ternganga kaget.Lelaki itu sengaja menguncinya di dalam.”bukakan!” jeritnya sambil menggedor­gedor pintu.”Akan kubukakan begitu aku kembali.””Kembali? Kembali? Kau mau kemana? Jangan berani-­beraninya meninggalkan aku terkunci di sini!””Terpaksa. Aku tidak mau kau menggunakan telepon yang pura­pura tidak kaulihat itu. Kau akan kulepas begitu aku kembali."”Kau mau ke mana?” tanya Azura lagi.Ia putus asa membayangkan terkurung dalam toilet ini entah untuk berapa lama.”Kembali ke mobil. begitu slang airnya sudah kuganti, aku akan kembali untuk menjemputmu.””Ke mobil? Kau mau kembali ke mobil? bagaimana caranya kau ke sana?””Aku akan lari.””Lari?” Azura mengucapkan kata itu tanpa suara.Lalu sesuatu terlintas dalam pikirannya dan ia mengatakan.”begitu pemilik tempat ini datang kembali jamempat, mereka akan menemukan aku. Aku akan menjerit sekeras mungkin.””Aku sudah kem
Read more
Bab. 8
Rodriguez ingin cepat­cepat kembali. Matanya yang tajam melayang dan menyimpan denah keseluruhan wilayah itu. Ia tahu bahwa ia tinggal menempuh beberapa kilometer lagi. Paling banyak lima kilo meter. Ditekannya pedal gas mobil tersebut. Untunglah kendaraan itu bereaksi. Mobil itu bisaberfungsi kembali dengan baik. Tidak sukar mengganti slang­slangnya. Yang sulit adalah berlari sepanjang jalan untuk mencapai mobil itu tadi, dengan membawa peralatan berat di saku, berikut segalon air untuk menggantikan yang merembes keluar. Rodriguez sudah biasaberlari, bahkan dalam udara terik pertengahan musim panas sekalipun. Tapi membawa tambahan beban berat memang merupakan tantangan.Rodriguez bersukur mendapat kesempatan untuk berpikir, sementara mobilnya melaju. Angin panas menerpa pipi dan rambutnya. Ia lebih suka menikmati angin pada pasir dari jendela mobil yang dibuka, daripada kesejukan buatan dari AC. Hanya karena adaperempuan itu ia mau menutup kaca jendela mobil.Perempuan itu…Ia me
Read more
Bab. 9
Setelah terpotong, dilemparkannya kemeja itu kembali pada Azura.”Kenakan itu. Kita sudah cukup banyak buang­-buang waktu di sini.” Ia keluar dan memutar ke kursi pengemudi.Dalam diam Azura memandangi bagian belakang kepala lelaki itu. Sementara mobil melaju di jalanan yang tidak rata, Azura berusaha memikirkan berbagai cara untukmengalahkan lelaki itu. Tapi semua cara yang terpikir olehnya dicoretnya dari rencananya. Ia terpikir untuk membuat tali jerat dari salah satu lengan kemejanya, untuk mencekik lelaki itu dari belakang. Tapi lalu bagaimana dengan nasibnya sendiri? Ia akan seorang diridi tengah tempat terpencil ini, tanpa peta ataupun air. bensin di mobil itu lama­kelamaan pasti akan habis. Kalaupun ia berhasil melumpuhkan Rodriguez, kesempatannya sendiri untuk bisa bertahan di belantara inisangat tipis.Jadi, Azura terus berdiam diri, sampai rasa lelah merayapinya dan sekali lagi ia jatuh tertidur. Ia terbangun ketika mobil itu berhenti perlahan­lahan. Dengan susah payah i
Read more
Bab. 10
”benarkan dia penjara tiga tahun karena perbuatan kriminal yang sebenarnya tidak dia lakukan?””Ya,” sahut Alice.”Satu-­satunya kesalahan Rodriguezadalah karena dia mengorganisir demonstrasi di tangga gedung pengadilan di Phoenix. Dia sudah melalui semua jalur yang resmi. Dia sudah mendapat izin untuk berdemo. Dan mestinya demo itu tidak berubah menjadi kekerasan.””Apa yang terjadi?””beberapa peserta demo yang lebih keras daripada Rodriguez membuat keributan. Sebelum Rodriguez bisa mengendalikan situasi, berbagai fasilitas umum sudah dirusak,dan timbul perkelahian yang berkembang menjadi keributan besar. beberapa orang, termasuk polisi, terluka.””Parah?””Ya. Karena sudah mendapat reputasi sebagai pengacau, Rodriguez­lah yang pertama­-tama ditangkap.””Kenapa dia tidak mengatakan bahwa dia mencoba menghentikan kekerasan itu?””Dia menolak menyebutkan nama orang-­orang yang bertanggung jawab atas kekerasan itu. Dia mewakili dirinya sendiri pada pengadilan atas dirinya, dan tidak
Read more
DMCA.com Protection Status