Share

Bab 5 : Confused

Kiara melangkahkah kakinya cepat menelurusi lorong rumah sakit yang memang cukup padat malam ini.

Nafasnya terengah-engah karna langkah kakinya yang kian cepat.

Dia menuju ruangan IGD dan mengecek satu persatu bed diruangan IGD.

“Kalisha!” teriaknya lega

Kalisha memangdang Kiara heran. Dia tidak memberitahu temannya kalau ia ada disini.

“Bagaimana bisa kau tau aku ada disini?”

“Bagian mana yang terluka?” Kiara balik bertanya kepada Kalisha khawatir.

“Tenang Kiara, aku tidak apa-apa. Lenganku hanya sedikit tergores dengan pecahan kaca ini.”

“Sedikit katamu?” Kiara mendelik mendengar jawaban Kalisha.

“Ini sudah yang kedua kalinya Kevin melakukan hal ini. Ini sudah tindak kekerasan kau tau?”

Kalisha hanya tersenyum memandang Kiara yang terus menatapnya marah.

“Ayo duduk disini dulu. Aku ceritakan dengan jelas ya?”

“Kevin hanya diluar kendalinya saja dan tidak sengaja terdorong aku yang berdiri membelakangi meja kaca ini sehingga badanku membentur meja ini. Ini hanya luka lecet sedikit. Tidak parah Kiara.” jawab Kalisha enteng.

“Hah.” Kiara bedecak tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.

Kalisha masih tetap saja membela Kevin-suaminya.

“Kalisha aku tidak buta. Bagaimana mungkin luka lecet harus diperban seperti ini? Dan butuh jahitan banyak!”

“Aku sudah tidak mentolerir tindakan Kevin ini lagi. Berhenti membelanya!” tegas Kiara marah

“Kiara-“

“Tidak. Aku tidak mau mendengar pembelaanmu sedikitpun!”

“Baiklah, aku-“ ucapan Kalisha terhenti ketika seorang laki-laki masuk dan langsung memeluknya.

“Kalisha! Maafkan aku.” teriak laki-laki itu.

“Hei Kevin, lepaskan Kalisha!” perintah Kiara tegas sembari mendorong tubuh Kevin yang terus memeluk Kalisha.

“Aku tidak akan memaafkan perbuatanmu kali ini! Aku sudah cukup mentolerir kelakukanmu!” teriak Kiara geram.

“Kiara, cukup.” Kalisha menarik lengan Kiara mendekat padanya.

“Biar aku dan Kevin yang menyelesaikan ini ya?” lirih Kalisha.

“Apa?! Kau masih ingin berada didekat laki-laki ini? Kau tidak takut Kalisha?”

“Aku tidak mau ambil resiko jika sahabatku akan terluka lagi!”

“Kau!” Kiara menunjuk tepat di hadapan Kevin

“Sedikit saja badan Kalisha ini lecet, urusanmu dengan kantor polisi. Ingat itu!”

Melihat Kiara terus mengancam Kevin yang hanya diam, Kalisha akhirnya menghela nafas. Dia meminta Kevin untuk keluar dulu dan menjauh dari pandangan Kiara. Melihat situasi saat ini sepertinya Kiara bahkan bisa memakan Kevin hidup-hidup.

“Kiara, aku mengerti kekhawatiranmu tapi aku dan Kevin bisa menyelesaikan ini dengan baik.” suara Kalisha lirih sambil menatap Kiara

“Aku sudah mengenal Kevin lama dan lebih mengenal dia lebih dari siapapun. Aku tau dia tidak sengaja melakukan hal ini. Dia juga takut aku terluka sama sepertimu.”

“Tapi Kevin jika sudah marah selalu melebihi batas kendalinya Kalisha, dan ini berbahaya. Kau bisa terluka parah.”

“Bagaimana bisa dia melukai orang yang dia cintai jika memang dia takut kau terluka?!” suara Kiara meninggi.

Kalisha selalu saja membela Kevin.

“Ini bukan lagi tentang hati Kalisha. Gunakan akal sehatmu untuk kali ini. Aku mohon!” bujuk Kiara

Kalisha terdiam.

“Tapi bagaimana mungkin aku bisa membohongi hatiku sendiri, Kiara? Aku sangat mencintainya.” isak Kalisha yang langsung disambut dengan pelukan dari Kiara.

Ia tau bahwa Kiara benar. Tapi bagaimanapun tindakan yang Kevin lakukan Kalisha pasti akan selalu memaafkan dan luluh ketika itu juga jika Kevin sudah minta maaf.

Lemah sekali.

Tapi hati bukan dia yang mengaturnya dan untuk kesekelian kalinya hatinya memilih untuk memaafkan Kevin lagi.

*****

Kiara menjatuhkan tubuhnya ke kasur dengan keras. Ia sangat lelah. Energinya terkuras cukup banyak hari ini.

Ia merasakan tubuhnya lemas. Ia masih ingat kejadian tadi siang saat ia menangis di mobil Dylan. Betapa malu dirinya jika mengingat hal itu lagi.

Tapi semua benar-benar diluar kuasanya. Airmata itu jatuh dengan sendirinya.

Perasaan kalut yang menyelimuti hati Kiara saat itu membuat dadanya sesak. Semua terasa menghimpitnya.

Ia tau ia tidak berhak berkata seperti itu kepada Dylan tapi kata-kata itu keluar dengan sendirinya.

Hati dan otaknya benar-benar tidak dapat sinkron pada saat itu.

Ia melihat raut kekecawaan di wajah Dylan tadi dan membuat hatinya terasa semakin sesak.

Mengapa ia harus tetap peduli jika memang lelaki itu harus tersinggung dengan perkataannya?

“Kau lemah sekali Kiara.” ia bergumam sambil memajamkan matanya.

Bukannya dia selalu ingin Dylan kembali kesisinya? Tapi kenapa ketika Dylan mencoba mendekatinya Kiara kembali membangun benteng kokoh yang membuat mereka berjarak.

Kiara tidak tahu harus bertindak seperti apa, menuruti kehendak hatinya atau tetap dengan pendiriannya.

“Cinta? Perasaan bodoh apa ini, Kiara!” teriaknya keras.

Pertahanan Kiara benar-benar hampir roboh dengan kembalinya Dylan.

Kiara adalah wanita yang kuat tetapi kenapa ia jadi begitu lemah dengan adanya keberadaan Dylan disisinya.

Apa yang Kiara harapkan dari Dylan?

Cinta?

Kiara bukan sudah jelas tau hal itu tidak mungkin ia dapatkan dari Dylan.

Melelahkan sekali berperang dengan batinnya sendiri.

Dringggg~~~~~~

Kiara menggapai handphone di sebelahnya dengan malas. Tapi seketika itu juga ia kembali mengusap air matanya.

“Halo Pak Wahyu.”

Terdengar suara seorang pria dari handphonenya Kiara.

“Benar Pak, Pak Dylan menambahkan beberapa titik sampling dan tadi saya juga sudah mengunjungi salah satunya.” jawab Kiara

“Baik Pak Wahyu, akan segera kami selesaikan dan saya laporkan progressnya ke Bapak.” tutup Kiara

Ia terdiam cukup lama untuk mencerna apa yang baru saja Pak Wahyu perintahkan.

Kiara tidak mungkin menolak perintah Pak Wahyu, mengingat Pak Wahyu adalah dewan direksi yang selalu mensupport apapun langkah yang Kiara ambil untuk perusahaan.

Tapi perintah Pak Wahyu kali ini cukup berat untuk ia jalankan.

Dia harus bertemu dengan Dylan lagi.

Bagaimana bisa ia berhadapan dengan laki-laki itu lagi. Kiara tidak sanggup.

“Apa yang harus aku lakukan?!” teriak Kiara frustasi

Ia tidak mungkin mencampurkan urusan personalnya dengan masalah pekerjaan. Ini bertentangan dengan profesionalitas dirinya.

“Aku benar-benar bisa gila.”

Kiara menutup matanya dan berharap bahwa tidur akan menjadi solusi untuk sesaat.

Kiara mengusap matanya dan sesekali melirik jam di depannya. Masih sangat pagi dan siapa yang berani merusak hari liburnya.

Pintunya terus di ketuk dengan kencang.

“Kiara ini mama!” teriak wanita itu

Membuat Kiara semakin enggan untuk bangun. Tapi ia tidak mungkin membiarkan wanita itu untuk terus berada di depan pintunya.

Dengan langkah yang berat Kiara membuka pintu dan menyambut mamanya dengan tatapan malas.

“Kenapa sih mama harus merusuh pagi-pagi sekali? Aku masih butuh istirahat.”

Wanita itu tidak memperdulikan perkataan Kiara dan melongos langsung masuk.

“Kau ini sibuk sekali! Mama menelfonmu terus tapi tidak pernah kau angkat.” omelan wanita itu membuat Kiara menutup kedua telinganya.

“Ini masih terlalu pagi untuk mama mengomeliku. Huft.” dengus Kiara kesal

“Mama hanya akan membicarakan jadwal kita untuk makan malam. Apa kau tidak rindu dengan mamamu sendiri?”

Kiara melirik mamanya malas. Tau arah pembicaraan ini akan kemana.

“Bukankah Kiara sudah berulang kali mengatakan Kiara tidak ada waktu untuk bertemu dengan teman special mama itu.”

Langkah mama Kiara terhenti dan dia berbalik mendekati anak semata wayangnya.

Mengajak Kiara untuk duduk bersamanya.

“Sayang, mama mengerti. Mama hanya ingin kalian saling kenal. Itu saja.”

“Aku akan bahagia jika memang Mama bahagia. Apalagi yang harus mama khawatirkan?” tanya Kiara

Wanita itu mengelus kepala Kiara lembut sembari terus menatapnya.

“Kiara kau tidak pandai berbohong. Berhentilah seakan-akan kau tidak peduli tentang ini.”

Kiara kembali menatap Mama lagi. Sungguh ia sangat tidak ingin membicarakan hal ini lagi.

“Jika memang Mama begitu peduli denganku kenapa Mama dan Papa harus memilih berpisah?” lirih Kiara pelan

Mamanya terdiam sejenak.

“Mama dan Papa sudah tidak bisa sejalan lagi Kiara, memaksakannya pun susah.”

Hah. Begitu mudahnya mereka mengatakan hal itu. Tidak sejalan?

Apakah mereka begitu ego hingga tidak dapat menjadikan hal itu menjadi sejalan bagi mereka berdua.

“Tanpa mempertimbangkan bahwa mama dan papa memiliki aku?”

“Apakah aku tidak cukup menjadi alasan agar mama dan papa bertahan?” lirih Kiara menahan sakit di dadanya.

Jauh di lubuk hatinya ia merasakan sakit sekali untuk membicarakan hal ini. Perpisahan kedua orangtuanya berdampak sangat besar bagi kehidupannya.

Tanpa mereka tau, Kiaralah yang menjadi korban paling terluka dari perpisahan mereka.

******

Kiara terdiam dan melamun sembari sesekali menghirup udara malam Jakarta dari atas balkon apartementnya.

“Hah.” ia menghela nafas panjang berkali-kali.

Suasana hatinya sedang sangat kacau beberapa hari ini. Seakan-akan membuat Kiara berat untuk melakukan hal apapun.

Dia memandang kilauan lampu dari atas balkonnya.

Jika ia kembali mengingat masa dimana ia merasakan dunianya runtuh.

Tepat 5 tahun yang lalu.

Tetapi keyakinan dan iman didalam hati Kiara lah yang membuatnya tetap bertahan hingga hari ini.

Ujian yang Allah berikan pasti tidak melebihi batas kemampuannya. Allah memilih pundaknya untuk dititipkan ujian ini karna hanya ia lah yang mampu memikul ujian seberat ini.

Allah tidak mungkin salah menitipkan masalah.

Allah tau hanya Kiaralah yang sanggup.

Allah saja yakin kenapa harus ia yang ragu?

“Kuatkan aku sekali lagi ya-Allah.” lirih Kiara

Bukan ia tidak ingin untuk memulai sebuah hubungan kembali.

Bukan ia tidak iri teman-teman sebayanya sudah menikah dan memiliki teman hidupnya sendiri.

Ia juga ingin memiliki kisah cinta dengan akhir yang membahagiakan.

Tapi, apa mungkin?

Orang-orang disekitarnya bahkan ia sendiri telah mengalami sakitnya dikhianati.

Apa mungkin suatu saat nanti ia juga akan memiliki orang yang mencintainya dengan tulus melebihi ia mencintai dirinya sendiri?

Akankah ada orang yang paling khawatir jika sesuatu terjadi apa dirinya?

Apakah ada orang yang tidak akan sanggup kehilangan dirinya?

Semoga saja, ada.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nanda Utami
Dylan n kiara harus bersatu ya thor ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status