Rena masih menunggui ibu di IGD karena wanita yang sudah melahirkannya itu harus mendapatkan perawatan terkait kondisi medisnya.Rasanya seperti langit ini runtuh, sesak menyerang dada Rena melihat bapak yang belum siuman di ICU dan kini ibu juga harus mendapat perawatan.Pikirannya mulai menerka-nerka penyebab dari anfalnya jantung bapak, padahal malam tadi dirinya masih berkomunikasi dengan ibu yang mengabarkan kalau bapak sedang dalam kondisi baik bahkan kini bapak terpilih menjadi ketua RT di lingkungannya.Sebagai pensiunan Kepala Sekolah dari SMA ternama di Bandung, bapak dianggap mampu untuk mengurusi masalah warga di lingkungan rumah mereka.Kesehatan bapak juga tidak pernah drop lagi, kasih sayang Andra sebagai menantu begitu besar beliau rasakan ditambah Ricko yang sudah bapak anggap sebagai anak sendiri membuat hidup bapak semakin tenang dan lengkap di masa tuanya.Dan yang paling membuat bapak sangat bahagia akhir-akhir ini adalah kabar mengenai kehamilan Rena, bahkan
Pagi sekali om Salim dan tante Mery sudah tiba di rumah sakit disusul dengan Ricko dan Mia. Mereka berada di ruangan ibu karena bapak masih belum siuman di kamar ICU.Ibu menceritakan semuanya pada om Salim dan tante Mery."Mbak Mer ... saya yang salah saya minta maaf karena sudah membuat malu keluarga Mbak Mer dan pak Salim … Rena tidak ada sangkut pautnya dengan ini … padahal Rena tinggal di Jakarta beberapa waktu lalu, malah dia bisa mempertahankan kehormatannya hingga menikahi nak Andra, sedangkan Lia yang selalu ada di depan mata saya nyatanya saya tidak bisa menjaganya,” tutur ibu disertai tangis pilu."Sudah ... sudah Jeng Susi ... enggak ada yang menginginkan ini semua … ini cobaan yang harus kita hadapi bersama,” balas tante Mery sambil memeluk ibu.Tante Mery memang wanita terpandang dengan segala gelar kehormatan yang disandangnya, tapi beliau termasuk orang yang percaya dengan takdir Tuhan.Semua Ibu pasti terpukul mendapati anaknya yang hamil tanpa suami dan tidak
"Kak Ricko ... menikahlah dengan Lia, aku enggak apa-apa kok." Mia mencoba memecah keheningan.Perjalanan Bandung-Jakarta menjadi perjalanan terlama kali ini, hanya deru suara knalpot mobil yang Ricko kemudikan menemani setiap detiknya.Ricko terdiam tidak berniat menjawab karena benci mendengar ucapan Mia barusan.Dirinya kecewa karena Mia tidak berusaha mempertahankan perasaannya, padahal bila gadis itu meminta, dia akan memperjuangkannya walau harus meninggalkan semua kenyamanan yang dimiliki saat ini.Semenjak meninggalkan Rumah Sakit, Ricko tetap bungkam karena benaknya sibuk memikirkan permintaan yang om Salim dan tante Mery pagi tadi."Kak ... sampai detik ini aku belum bisa benar-benar mencintai Kakak dengan tulus, aku masih memikirkan Dio … Kak Ricko pernah bilang dalam dua bulan akan membuat aku jatuh cinta sama Kakak tapi sekarang hubungan kita udah berjalan 4 bulan Kak dan aku masih ragu.” Suara Mia mengecil diakhir kalimatnya.Ricko mengarahkan pandangan menatap taj
Bapak dimasukan ke kamar rawat inap karena kondisinya telah membaik dan kesehatan Ibu berangsur pulih.Karena keadaan Rena yang tengah hamil membuat Aras bersikeras untuk menunggui bapak di rumah sakit agar ketiga wanita yang ia sayangi bisa beristirahat di rumah dengan nyaman.Separah apapun kesalahan Amalia, Aras tetap menyayangi kakaknya itu lantaran setelah Rena merantau ke Jakarta, Amalia lah yang selalu menjaganya.Rena mendengar semua pembicaraan suaminya di telepon, sejam lebih Andra berdiri di balkon kamar dengan earphone bluetooth di telinga.Setelah memutuskan sambungan telepon Andra masuk ke dalam kamar dan mendapati sang istri sedang menatap tajam padanya.Andra menipiskan bibir sambil membelakangi Rena untuk menutup pintu yang membatasi kamarnya dengan balkon.“Mas … aku enggak suka ya cara seperti itu, bukan gitu caranya memberi pelajaran kepada seseorang! Mas sendiri bilang Adrian mempunyai anak istri dan bila sekarang Mas menghancurkan bisnisnya karena Adrian
Seminggu berlalu, bapak sudah diijinkan pulang oleh pihak rumah sakit.Dokter yang menangani bapak juga mengatakan bahwa kondisi Bapak sudah jauh lebih baik, hanya saja keluarga harus menyaring semua kabar buruk atau tidak membebankan sesuatu kepada bapak demi menjaga jantung bapak tetap sehat. Kondisi kesehatan bapak yang berangsur pulih itu pun tidak lain karena dukungan dari keluarga terdekat terutama anak-anak dan menantunya yang selalu setia bergantian menemani dan memberi semangat.Om Rizal sempat datang ketika bapak masih dirawat di rumah sakit, walau kedatangannya hanya sendiri tapi cukup membuat bapak bahagia.Edward juga sengaja datang dua hari lalu untuk melihat kondisi bapak, tentu saja ketika itu Andra tidak mengijinkan Rena pergi ke rumah sakit dan memilih untuk menunggui bapak seorang diri.Presdir tampan itu sedang mengambil cutinya lagi, tapi walau begitu tetap saja dirinya tidak terlepas dari tanggung jawab sebagai pemimpin perusahaan besar.Siang malam earpho
“Kakak enggak berkorban, beneran tulus mau nikahin kau,” imbuhnya lagi sambil mengacak rambut Amalia gemas.Amalia mencebikan bibir dengan mata berotasi jengah, gadis itu duduk di sisi gazebo dengan kedua kaki menjuntai menyentuh rumput.“Jangan becanda Kak … aku perempuan nakal, perempuan enggak bener, udah enggak perawan, trus hamil lagi,” tukas Amalia mengesah menyesali kebodohannya. “Kakak enggak becanda Liaaa,” timpal Ricko lalu duduk di samping Amalia.Ricko memang sudah bertekad akan menikahi Amalia, dia sendiri juga tidak mengerti kenapa keinginan untuk menikahi gadis itu begitu besar.Anggap saja menebus dosanya selama ini yang selalu mempermainkan wanita dan sebetulnya Amalia itu cantik, pantas menjadi istrinya.“Kaaa … enggak ada yang maksa Kakak buat nikahin aku, om Salim sama tante Mery mau bawa aku ke London, udahlah Kak … semua udah disiapin di sana.” Sekali lagi Amalia menolak, dia tidak ingin dikasihani.“Kakak tau, om sama tante enggak maksa … Andra juga cuma
FLASH BACK MIA DAN RICKO*Empat Bulan yang lalu.“Selamat si … aaang, Pak….” Mia terbata dengan mata melebar ketika membuka pintu ruang prioritas dan menangkap sosok yang dia kenali sedang duduk di sofa sambil menopang satu kakinya.“Hey Nona Manis…,” sala Ricko memberikan senyum lebar.Perlahan Mia duduk di sofa tunggal di depan Ricko, baru saja supervisornya meminta dia menemui nasabah prioritas melalui chat sambungan intranet.Dan ternyata nasabah prioritas tersebut adalah sahabat dari suami sahabatnya sendiri.Mia melangkah pelan kemudian duduk di single sofa di depan Ricko.Rasa gugup mulai menyerang ketika manik kelam dengan seringai di bibir itu dia dapatkan, pasalnya selain pria itu merupakan nasabah prioritas, Ricko juga merupakan pria tampan dengan sejuta pesona.Sayangnya pria yang ada di depannya ini sering bergonta-ganti wanita.Ketika ulang tahun Rena di Bali beberapa waktu lalu, tanpa sengaja Mia mendapati Ricko membawa wanita cantik masuk ke dalam kamarnya da
Pagi itu Ricko menjadi pahlawan dalam dua keluarga sekaligus.Dengan mantap dia berjanji di depan penghulu untuk menerima Amalia sebagai istrinya."Saya terima nikah dan kawinnya Amelia Azmia binti Roni Kurniawan dengan Mas kawin tersebut dibayar tunai!"Suara lantang Ricko terdengar ketika menjabat erat tangan bapak.“Syah... Syah... Syah! Setu dua orang saksi dan para tamu undangan menegaskan apa yang baru saja terjadi telah merubah status Ricko dan Amalia menjadi sepasang suami istri yang syah di mata hukum dan agama.Semua lega terutama ibu dan bapak karena mereka percaya bahwa Ricko adalah jodoh yang tepat untuk Amalia.Kemudian penghulu memimpin semua orang yang ada di sana menengadahkan kedua tangan untuk berdoa.“Mas … mas Ricko ‘kan playboy, memangnya enggak akan selingkuhin Lia ya? Apalagi mereka nikah enggak saling mencintai,” bisik Rena bukannya berdoa.Pria tampan di sampingnya itu menoleh. “Kenapa otak pinter kamu baru kepikiran sekarang?” jawab sang suami meled