"Monica! Sudah hentikan!!kamu tahu ‘kan aku udah punya istri? Apa kamu enggak bisa menghargai statusku sebagai seorang pria yang sudah menikah?” bentar Andra sembari mundur beberapa langkah."Apa kamu udah enggak mencintai aku lagi? Coba tanya hati kamu! Apa kamu lupa dengan semua yang pernah kita lakukan? Kamu selalu bilang enggak ada yang bisa memuaskanmu selain aku. Apa istri kamu udah bisa menggantikan posisiku? Andra … coba ingat-ingat lagi hal indah tentang kita ... cium aku ... rasakan ... apa masih ada getaran? Kalau memang udah enggak ada getaran, aku akan meninggalkanmu,” bisik Monica sensual di telinga Andra.Monica mendorong tubuh Andra sampai pria itu duduk di sofa tunggal kemudian perlahan duduk di atas pangkuan pria tampan yang masih sangat dia cintai itu.Monica mendekatkan wajahnya lantas mencium bibir Andra lembut dan di saat bersamaan Rena membuka pintu.Tok...Tok...Ceklek...FLASHBACK ENDAndra kembali ke ruangannya setelah mengantar Rena ke ruangan Ricko.
Ricko merangsak masuk ke ruangan Andra bersama gusar melingkupi hati, sebetulnya sudah sejak tadi pria jangkung itu ingin menegur Andra tapi dia urungkan karena tidak ingin bersitatap dengan Monica.“Ndra … Bisa jelasin ke gue apa yang terjadi tadi? Lo liatkan Rena terpukul banget? Nih liat kemeja gue, kalo dia enggak cinta sama lo dia enggak akan sampe nangis kaya gini!” seru Ricko sambil menunjuk kemejanya yang masih basah oleh air mata Rena. Andra tidak bisa menjawab, pria itu menyandarkan tubuh di kursi kebesarannya sambil mengusap wajah.“Tadi dia bilang akan bertemu om Bimo untuk membatalkan kontrak ini dan nggak akan menuntut sepuluh Triliunnya … Dia akan membebaskan lo yang penting bercerai!” Ricko menatap Andra lurus, belum pernah Andra melihat Ricko semarah ini. Pria jenaka itu selalu tertawa namun kini wajah jailnya hilang berubah sangar hanya karena seorang Rena. Andra menyadari kesalahannya, dia akan meminta maaf dan melakukan apapun agar Rena tidak membatalkan ko
Andra meminta pak Syam mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, sialnya mereka terjebak macet jam pulang kerja, berkali-kali pak Syam membunyikan klakson.Andra tampak gelisah tidak bisa duduk dengan tenang di kursi penumpang belakang, pria itu menyugar rambutnya kesal. Beberapa jam kemudian akhirnya mobil mewah itu membawanya sampai di rumah. Andra bergegas turun dari mobil yang berhenti tepat di depan pintu rumah, tanpa menutup kembali pintu mobilnya dia berlari ke dalam rumah kemudian memindai setiap ruangan tapi tidak ada Rena di lantai bawah.Kakinya melangkah menaiki anak tangga menuju kamar mereka di lantai dua, dan ketika tiba di sana tidak ada tanda-tanda keberadaan sang istri.Dengan kecepatan cahaya, pria itu berlari turun kembali ke lantai bawah menuju dapur menanyakan keberadaan istrinya pada asisten rumah tangga tapi menurut mereka sang nyonya rumah belum pulang dari pagi tadi.Berkali-kali Andra menghubungi ponsel Rena tapi masih saja tidak tersambung. Pria
Pagi itu Rena bangun dengan posisi membelakangi Andra, seperti biasa saat membuka mata dia akan mendapati tangan kekar melingkar di lekukan pinggangnya. Sambil mengumpulkan kesadaran Rena mengingat kejadian tadi malam, Andra memeluknya lebih intim setelah sebelumnya pria itu meminta maaf berulang kali..Hanya kata maaf tidak ada penjelasan lain padahal Rena sudah mengungkapkan perasaannya.“Haaiiisssss…..” Rena meringis, seumur hidup baru kali ini dia mengungkapkan perasaannya kepada seorang pria.Lalu bagaimana dia menghadapi Andra sekarang?Walau Rena merasa kalau suaminya pun memiliki perasaan yang sama tapi kata cinta belum pernah keluar secara langsung dari mulut pria itu.Dan bagaimana sebenarnya perasaan Mas Andranya kepada Monica?Masih haruskah Rena mempertahankan pernikahan ini?Atau masih bisakah dia berharap dan menititpkan hatinya pada Andra?Rena melirik jam yang tergantung di dinding, dia harus membuat sarapan pagi.Meski hari ini hari sabtu tapi Rena tidak
Rena memejamkan mata merasakan sinar matahari pagi menerpa tubuhnya.Dia terhenyak saat seorang asisten rumah tangga datang membawakan satu gelas orange jus dan potongan buah-buahan siap makan.Ternyata seperti ini rasanya menjadi orang kaya, Rena tersenyum tipis kemudian tatapannya tidak sengaja mengarah lantai dua bangunan rumah itu.Ruangan berdinding kaca tersebut merupakan ruang gym, baru Rena sadari kalau Andra sedang menatapnya dari atas alat treadmill yang mengarah langsung ke kolam renang.Sedari tadi Andra mengawasi Rena yang sedang berenang menggunakan swimsuit one peace yang sangat menggoda dan mata Andra sulit mengedip saat Rena berjemur di atas sun lounger dengan lekukan yang membuat posisi tubuh Rena semakin terlihat seksi.Sekarang pria itu sudah melesat menuruni anak tangga menuju kolam renang sambil mengelap tubuhnya yang basah karena keringat menggunakan handuk.Jantung Rena menggila dan matanya melebar sempurna saat melihat Andra seperti gerakan slowmotion me
Selama perjalanan pulang, Andra tidak mengucapkan sepatah kata pun begitu juga dengan Rena. Mereka tenggelam dengan pikirannya masing-masing, hari yang dimulai dengan romansa hanya bertahan hingga siang karena makan siang mereka harus terinterupsi oleh Justin dan Diandra.Setelah klien bisnisnya itu mengatakan kalau sempat bertemu dengan istrinya di restoran salah satu mall, mood Andra berubah buruk bahkan dia jadi tidak begitu antusias berbincang dengan Justin dan Diandra.Bahkan tanpa pikir panjang , Andra mengiyakan keinginan Diandra yang akan magang di kantornya mulai senin besok walau sebetulnya dia tidak begitu menyukai gadis pecicilan dan agresif yang sialnya merupakan anak dari klien potensialnya. Dan yang paling mengganjal hati dan pikiran Andra adalah sang istri yang santai menanggapi ucapan Justin seolah pertemuannya di restoran itu hal biasa, seperti bertemu teman lama dengan statusnya belum nikah.Andra benci. “Seharusnya dia menjelaskan semuanya di depan gue dan J
“Mas…aku udah buatin loh khusus buat Mas, masa enggak di makan?” Rena merajuk mengeluarkan suara manja.“Kamu aja yang makan,” nada ketus Andra berikan untuk sang istri.“Mas … kenapa? Lagi kesel ya? Kesel sama siapa? Sama aku? Aku salah apa?” pertanyaan Rena yang terdengar seperti sedang bermonolog malah membuat Andra ingin tertawa.Oh betapa menggemaskan istrinya ini, bagaimana bisa dia melanjutkan aksi marahnya?“Menurut kamu, aku kenapa?” Kini Andra memiringkan posisi duduknya agar bisa berhadapan dengan Rena.“Mas Andra itu lagi cemburu,” jawabnya penuh percaya diri.Andra memperlihatkan wajah bingung terlihat dari kerutan di antara alis tebalnya.“Iya … Mas tuh menunjukan gejala cemburu akut dari tadi siang,” tukas Rena sambil menyuapi satu sendok salad ke mulut Andra dan seolah terhipnotis, pria itu membuka mulutnya.Seperti anak kecil yang susah makan, Andra harus dialihkan dulu perhatiannya baru mau membuka mulut.“Kenapa aku cemburu?” tanya Andra dengan mulut pen
Rena sedang mengimput data payroll suatu perusahaan ketika Pak Rudi mendatangi mejanya untuk memberi sebuah kabar."Selamat ya Rena kamu lulus test! Ini jadwal untuk pendidikannya, belajar lah yang giat agar bisa menggantikan bu Firda." Pak Rudi memberikan selembar kertas sembari melirik bu Firda sekilas."Iya … nanti saya gantiin bapak ya,” balas bu Firda sambil terkekeh diikuti Pak Rudi yang memamerkan deretan gigi putih bersihnya."Terimakasih Tuhan." Rena mendesah lega di dalam hati.Test ini adalah test yang paling dinantikan oleh setiap karyawan level pelaksana di kantornya, dari ratusan karyawan peserta tes hanya puluhan karyawan saja yang bisa lulus seleksi hingga tahap pendidikan di tahun ini.Ternyata kerja keras Rena selama ini tidak sia-sia, setelah pendidikan nanti jabatannya akan naik menjadi supervisor.Tapi euphoria di hatinya tidak berlangsung lama karena detik berikutnya teringat penempatan setelah pendidikan yang bisa mencapai Indonesia bagian timur.“Ren … k