Irene melajukan mobilnya menuju ke apartemennya yang merupakan hadiah ulang tahun dari ibunya. Hanya tempat itu yang sekarang bisa ia datangi. Rumah ayahnya sudah tidak bisa ia sebut rumah lagi. Tidak ada kedamaian di dalam sana.
Sampai di apartemennya, Irene mengerutkan keningnya karena pintu apartemen yang tidak dikunci. Hanya ia dan Lorenzo yang memiliki kunci apartemen, jadi pasti Lorenzo yang ada di dalam apartemen.
Irene membuka pintu. Ketika ia masuk, ia disambut dengan adegan menjijikan di atas sofa. Pria yang setengah mati ia cintai berada di atas tubuh seorang wanita. Keduanya tidak mengenakan pakaian apapun.
"LORENZO!" Irene meraung. Wajahnya merah padam.
"Irene!" Lorenzo terkejut. Ia segera turun dari tubuh selingkuhannya.
Alexander sudah tidak lagi datang ke perusahaannya seperti biasa. Saat ini posisinya sudah digantikan oleh orang lain yang dahulu perusahaannya pernah ia hancurkan.Namun, Alexander masih belum akan mengaku kalah pada Lauryn. Jika ia tidak bisa membunuh Lauryn, maka jangan panggil ia Alexander.Saat ini bukan Lauryn yang akan Alexander bereskan, tapi Janice. Wanita itu telah bersekongkol dengan Lauryn untuk menyingkirkannya dari perusahaan yang ia bangun.Ia tidak akan pernah membiarkan Janice hidup dengan tenang setelah mengusiknya."Lakukan sesuai perintahku," seru Alexander pada Ellios."Baik, Tuan." Ellios menundukan kepalanya, lalu pria itu meninggalkan kediaman Alexander.
Mata Lauryn tertuju pada dua mayat yang berada beberapa meter dari keberadaannya saat ini. Kematian Alexander sudah menuntaskan segala dendam di dalam hatinya. Pria seperti Alexander tidak bisa dibiarknan hidup lebih lama karena akan ada lebih banyak orang yang terluka karenanya.Tidak berlama-lama Lauryn mengalihkan pandangannya. Ia tidak akan melihat ke belakang lagi sama seperti dendamnya yang sudah terbalaskan. Sekarang ia bisa menata masa depannya tanpa bayang-bayang dendam yang mengotori hatinya.Lauryn membukakan pintu mobil untuk Reiner, lalu setelahnya ia masuk ke dalam mobil. Membawa mobilnya menuju ke rumah sakit.Noah segera menangani Reiner ketika Reiner sampai. Ia mengeluarkan peluru dari lengan Reiner dan mengatasi luka Reiner.
Hari ini Lauryn tampak seperti putri dari negeri dongeng dengan gaun putih yang ia kenakan. Di atas kepalanya terdapat mahkota kecil bertahtakan berlian.Di sebelahnya Reiner tampak gagah dengan setelah jas berwarna hitam yang ia kenakan. Pria yang jarang tersenyum itu kini memperlihatkan senyumannya di depan semua orang.Di aula yang didominasi warna emas itu, Lauryn dan Reiner melangsungkan pernikahan mereka. Mengucapkan janji suci pernikahan yang tidak akan pernah mereka langgar.Tamu-tamu yang hadir di sana ikut bersuka cita untuk kedua mempelai. Mereka semua menikmati pesta mewah bak pernikahan putra raja itu.Setelah berjam-jam, acara selesai. Reiner membawa Lauryn ke kamar pengantin mereka.“Kau lelah?” tanya Reiner.Lauryn menganggukan kepalanya. “Aku merasa sedikit lelah. Mungkin itu karena kehamilanku.”“Seharusnya kau bicara jika kau lelah.”“Tidak apa-apa. Aku bisa menahanny
Suara deburan ombak yang membentur tebing batu menyentak kesadaran Lauryn. Wanita yang tergeletak di tepi tebing itu membuka matanya perlahan.Cahaya matahari yang menyilaukan menyapa penglihatannya, membuat ia sedikit menyipit karena tidak siap menerima serangan langsung sinar sang surya.Setelah bisa menguasai dirinya, Lauryn mencoba untuk duduk. Ia mengernyit saat ia menyadari bahwa sekarang ia berada di tepi tebing. Ia ingat dengan jelas bahwa terakhir ia berada di ruang kerja ayahnya.Ah, benar. Ketika ia baru masuk ke dalam ruangan itu, ia tiba-tiba saja dibekap menggunakan sapu tangan. Ia tahu dengan jelas siapa pelakunya."Kau sudah sadar, Lauryin." Suara angkuh itu membuat pandangan Lauryn teralih.
Lauryn membuka matanya. Rasa sakit menyentaknya. Perlahan kelopak matanya terbuka, menampilkan permata birunya yang sedingin gunung es. Lauryn mengedarkan pandangannya.Aku tidak mati. Lauryn tahu dengan jelas, neraka tidak mungkin seperti ini.Namun, di mana ia sekarang? Ia tidak mengenali tempat ini. Jelas, bukan kediamannya atau kediaman ayahnya.Mengingat tentang ayahnya, tangan Lauryn tiba-tiba terkepal. Kukunya menancap ke telapak tangannya hingga menyebabkan luka.Tuhan telah berbaik hati padanya karena membiarkannya hidup, Lauryn tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan ini. Lihat apa yang akan ia lakukan pada ayah dan saudari tirinya serta beberapa orang lain yang telah terlibat dalam pengkhianatan terhadap diriny
"Lauryn Athenna." Reiner mengulangi lagi nama wanita yang selalu ia sebut Nona Mawar Hitam. Dan sekarang ia sudah mengetahu nama asli wanita itu."Data pribadimu tidak ada di pencarian penduduk negara ini." Reiner telah mencari nama Lauryn, tapi ia tidak menemukannya."Alexander William telah menghapus semua data tentangku. Kau tidak akan pernah bisa menemukannya.""Ah, seperti itu. Alexander William rupanya bekerja dengan sangat rapi. Pria itu menyembunyikanmu seolah kau tidak pernah ada di dunia ini." Reiner sedikit mengetahui tentang Alexander, pria itu perusahaan perhotelan yang terkenal di Amerika. Ia termasuk dalam seratus orang terkaya di benua Amerika.Namun, seorang Alexander tidak seharusnya menyinggungnya. Pria itu sama saj
Terhitung sudah satu bulan Lauryn dianggap sudah mati oleh keluarga William. Kehidupan keluarga itu berjalan dengan baik seperti biasanya. Tidak ada yang berubah, karena pada kenyataannya Lauryn tidak pernah menjadi anggota keluarga itu.Nyonya Eddelia, istri Alexander William, merasa hari-harinya semakin indah. Rasa tercekik yang membelenggunya selama 24 tahun ini telah lenyap. Sekarang wanita itu bisa bersantai tanpa harus memikirkan kekurangannya.Ia tahu suaminya memiliki banyak wanita simpanan untuk bersenang-senang, sebagai seorang istri ia merasa hancur. Namun, ia tidak bisa melarang suaminya karena jika ia melakukan hal itu maka ia akan dilemparkan ke jalanan.Lebih dari sebuah kehidupan mewah, Eddellia memikirkan harga dirinya. Ia tidak akan membuat orang-orang membicarakannya
Mata Lauryn segera terbuka ketika ia merasakan seseorang mendekat ke arah pintu. Ia berada di tempat asing, jadi kewaspadaannya meningkat.Pintu terbuka, sosok pria yang sudah dua minggu tidak ia lihat berada di sana."Kau belum tidur?" Reiner melangkah mendekati Lauryn. Setelah melakukan pemberatasan terhadap sekumpulan sampah, Reiner terbang kembali ke kediamannya.Dua minggu ini ia mengurusi bisnisnya di luar negeri, setelah itu ia pergi ke Chicago untuk membunuh Ryuji. Ia tidak bisa berada lebih lama lagi dari Lauryn, jadi ia memutuskan untuk kembali secepatnya. Setelah beberapa jam penerbangan, ia sampai di kediamannya pada jam 3 pagi.Selama ia tidak ada di dekat Lauryn, ia selalu memantau keadaan Lauryn dari sahabatnya yang men