Share

13. (Bukan) Boneka Tuan Presdir

"A-aku sudah bilang aku bosan. Jadi, aku tidak sengaja masuk kemari dan menemukan foto itu." Kedua tangan Alice mencengkeram pinggir meja biliar.

"Kadang-kadang, rasa ingin tahu yang besar bisa menuntunmu dalam masalah." Dastan berbisik di dekat bibir Alice dan membuat punggung wanita itu condong ke belakang menciptakan jarak.

"Aku memang magnet dari segala masalah, ingat?"

Pandangan Dastan naik. Mata mereka bertemu. "Masalah dan gairah. Itu definisi dari dirimu."

"Kau masih menyimpannya," gumam Alice yang mengangkat dagunya lebih tinggi.

"Foto itu? Aku suka senyummu di dalam sana." Dastan memainkan ujung rambut Alice dengan jari telunjuknya.

"Penelope tidak tersenyum."

Dastan menangkap nada sedih dalam suara Alice. Jari telunjuknya melepaskan ujung rambut Alice dan mencengkeram pinggir meja biliar seperti yang dilakukan oleh Alice. Mengurung wanita itu dalam figurnya yang besar dan tinggi dan membuat Alice terlihat begitu mungil di depannya.

"Penelope? Adik tirimu?"

"Hm." Alice menga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status