Share

Drama Si Tukang Hutang

Aku masih sakit hati sama Bude Piah karena mendoakan aku mandul walau pada kenyataannya aku tak mandul. Mulutnya yang lemes ingin aku sumpal pakai kain lap bekas kotoran ayam.

"Maafkan Kinan, Bu," ucapku ketika sadar Bu Minah memperhatikan aku.

"Gak apa-apa. Ibu faham kamu marah karena dia memang keterlaluan," kata Bu Minah.

Beruntung aku punya mertua yang sangat pengertian. Ilham mengajak kami masuk kembali menonton televisi.

Setelah merasa lelah, kami tidur.

**

Entah jam berapa, ku lihat matahari belum nampak tapi ku dengar orang menggedor pintu rumah mertuaku.

"Minah...Minah...bangun Minah...tolong aku!" teriak Bude Piah.

Aku terlonjak kaget begitu juga dengan Ilham.

"Kamu di kamar saja temani Kiara," kata Ilham.

Ilham keluar, aku memilih mendengarkan dari dalam kamar.

"Ham, tolong, Ham!" Pinta Bude Piah.

"Ada apa lagi, Bude? Ini masih pagi tapi udah gedor pintu rumah orang," kata Ilham.

"Ham, itu loh Mbakmu sakit butuh uang," kata Bude Piah.

"Mbak Neni sakit apa, Bude?" tanya Ilha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status