Share

Bisakah Jika Kita Bersama?
Bisakah Jika Kita Bersama?
Author: kikie azure

1 - Prolog

Oktober, 2022.

Di luar sana hujan begitu deras, kilat menampakkan sinarnya, dan petir memperdengarkan bunyinya. Banyak yang terjebak di jalanan, beberapa pemotor terpaksa untuk berhenti di pinggiran sampai menunggu hujan reda.

Namun berbeda dengan sepasang kekasih yang sedang kasmaran itu.

“Hufth,” hela gadis berambut panjang itu, sambil menatap sendu laki-laki yang kini di sampingnya.

“Kenapa? Kepikiran apa?” tanyanya sambil membelai rambut gadis bernama Airin tersebut.

Airin menghela napasnya dengan dalam. “Yang kita lakukan ini salah kan?”

Mendengar pertanyaan Airin, lelaki bernama lengkap Kairan Valo itu tak menjawab. Ia ikut hening dan hanya bisa tersenyum simpul.

“Kalau Mama aku dan Papa kamu tahu hubungan kita, gimana?”

Kairan masih diam.

cerita ini banyak mengalami penyuntingan oleh author.

“Apa kita sudahi saja hubungan kita?”

Kairan menggeleng cepat. “Nggak mungkin, aku nggak bisa lepasin kamu.” Lelaki itu semakin erat memeluk sang gadis.

Airin kini yang terdiam, ia tahu Kairan dan dirinya saling mencintai. Tetapi dia juga tidak mau merusak kebahagiaan Mamanya. “Orang tua kita sebentar lagi akan menikah, kita nggak harusnya kaya gini, Kai.”

Kairan hening kembali, hanya embus napasnya yang terdengar.

“Aku juga nggak mau putus sama kamu, aku juga sayang kamu,” isak Airin. “Tapi kita emang nggak di takdirkan sebagai kekasih, takdir kita adalah menjadi saudara tiri setelah pernikahan orang tua kita.”

“Jangan bicara takdir, orang tua kita belum resmi jadi pasangan suami istri,” tolaknya.

“Pernikahannya tinggal dua bulan lagi, semua sudah siap, nggak mungkin kita batalkan pernikahan Papa kamu dan Mama aku yang saling mencintai!” tegas gadis itu.

“Biar aku yang urus kekacauan ini,” sela Kairan.

“Apa yang bisa kamu lakuin? Kamu mau ngaku ke Mama aku dan Papa kamu kalau kita juga saling cinta gitu? Kamu mau buat Mama aku jantungan?” omelnya.

Airin menahan air matanya yang semakin tumpah. Ia menyesal, andai dia tidak merespon Kairan sejak pertemuan pertama mereka, ia yakin perasaan cinta ini tidak akan pernah ada.

Begitu pula dengan Kairan, sejak awal niatnya menggoda dan mengganggu Airin memang bukan untuk jatuh cinta pada gadis itu, tetapi untuk menentang pernikahan Papanya.

“Ini salah aku,” ucap Kairan tiba-tiba, mengingat kejadian-kejadian sebelum mereka menjadi sebucin ini. “Aku juga nggak pernah menebak kalau pada akhirnya bisa jatuh cinta ke kamu seperti ini.”

“Ini juga salah aku,” sambung Airin. “Andai aku nggak buka hati aku buat kamu, pasti masalah ini nggak akan terjadi.”

Pembahasan mereka, membawa ingatan mereka kembali pada kejadian sekitar tiga bulan yang lalu. Saat pertama kalinya mereka bertemu karena dipertemukan oleh orang tua mereka dengan tujuan saling mengenal satu sama lain.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status