"Kalau aku tidak memaksa dokter untuk mengetes darah Elena, mau sampai kapan kalian menyembunyikan fakta ini?""Ayah, situasinya darurat. Mereka sudah mulai beraksi lagi dan Elena benar-benar dalam bahaya.""Dan kenapa kau berpikir keputusanmu itu adalah yang terbaik, hah? Kau sadar tidak, kau membuat masa depan adikmu hancur!""Rencana awalnya bukan begitu. Tapi dia yang lupa diri karena masalah pribadinya.""Dan itu menjadi pembenaran untuk menodai putriku? Seharusnya dia melindungi putriku bukan malah merusaknya!""Dia akan bertanggungjawab.""Memang sudah seharusnya! Jangan sampai dia lari atau aku akan mengejarnya sampai ke ujung dunia. Tidak peduli dia adalah anak Jacob Reeves sekalipun."Percakapan dengan nada tinggi dan salah satunya terus membentak itu jujur membuat Elena kaget, namun dia masih memejamkan matanya. Ia ingin tahu apa yang tengah mereka bicarakan.Dari suaranya, itu jelas Alan dan ayah mereka. Terdengar suara pintu terbuka dan percakapan yang menegangkan itu te
"Kau terlihat menyedihkan." Alan mendengkus, tapi kemudian tertawa terbahak-bahak.Kapan lagi dia bisa melihat laki-laki dingin yang selalu bisa mengintimidasi siapapun itu akhirnya bertekuk lutut pada ayahnya? Wajah Jack terlihat menyedihkan, seperti baru saja mengikuti pertandingan tinju."Lihatlah matamu. Kau seperti tersengat tawon." Alan kembali menyemburkan tawa sambil membungkukkan badannya dan menepuk-nepuk lututnya berkali-kali.Jack hanya menatap pria itu dengan wajah datar. Bahkan ketika seorang perawat mengoleskan alkohol untuk membersihkan luka-luka di wajahnya, ia sama sekali tidak bereaksi.Luka ini bukanlah apa-apa dibandingkan dengan luka-luka yang dulu didapatkannya ketika masih menjadi agen lapangan yang harus sering menyamar. Dia bahkan pernah hampir terbunuh ketika menyusup ke sarang teroris.Untung saja rekannya, Leo, segera menariknya sambil berlari sebelum rudal itu menghancurkan tubuhnya. Mereka berdua berhasil melarikan diri dengan beberapa luka yang cukup se
Selama 9 tahun berkarir di FBI, Jack tidak pernah bermain-main dengan wanita. Meskipun banyak rekan-rekannya yang melampiaskan stres karena tekanan pekerjaan dengan wanita, dia melampiaskannya dengan bermain game.Bukan tanpa alasan. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana hancurnya hidup pamannya, adik dari ayahnya, hanya karena sering bermain-main dengan sembarang perempuan.Pamannya meninggal karena mengidap HIV dan gagal ginjal. Itulah kenapa Jack tidak mau berdekatan dengan kaum perempuan dan sangat jarang minum minuman keras.Sempat muncul rumor bahwa ia mencintai sesama jenis, apalagi setelah seorang pemuda blasteran Pakistan-Amerika mendaftar sebagai agen dua tahun setelah ia bergabung dengan FBI.Mereka sering terlibat dalam misi yang sama hingga akhirnya timbul kecocokan. Leonard Abraham, nama laki-laki itu, tidak pernah meninggalkannya meskipun ia dalam keadaan terpuruk.Bahkan pria itu biasa saja ketika tahu bahwa sebenarnya ia adalah penerus perusahaan Securit
Selama hidupnya, baru kali ini Jack menjadi seorang bodyguard. Jujur sangat membosankan, karena ia tidak bisa bebas. Tapi ketika melakukan misi, bukankah ia juga tidak pernah bebas melakukan apa yang dia mau?Awalnya ia berpikir bahwa menjadi bodyguard Elena pastilah akan sangat menjengkelkan. Ia sudah membayangkan bagaimana berisik dan repotnya berada di samping wanita itu.Tapi ternyata dugaannya salah. Elena Pierce bukanlah wanita yang gampang kalian temui di luar sana. Wanita itu anehnya berpenampilan kuno dan terlalu formal untuk usianya.Jack bahkan sempat mengira bahwa wanita itu berusia sekitar 30 tahunan. Ia sendiri heran, kenapa seorang putri konglomerat kaya raya berpenampilan tidak menarik seperti itu?Tapi pandangannya berubah ketika wanita itu memperlakukannya seperti seorang teman. Ternyata Nathan benar mengenai hal yang satu ini. Elena tidak pernah memperlakukannya seperti bawahan, sehingga membuatnya merasa betah bekerja dengan wanita itu.Elena juga sering mengajakny
Selama hidupnya, Elena tidak pernah mengalami hal-hal yang menegangkan sebelum terkena skandal yang dengan cepat dihilangkan oleh Jack.Setelah kejadian itu, hidupnya berubah seperti rollercoaster. Baru saja hampir tertembak di depan mansion ayahnya sendiri, setelah itu malah terkena ledakan bom di jalan yang untungnya mampu ditahan oleh mobil ayahnya yang harganya hampir mencapai satu juta dolar.Kalau sebelumnya ia suka mencemooh ayahnya yang dulu masih mengaku sebagai pamannya karena menghabiskan terlalu banyak uang hanya untuk sebuah mobil, maka sekarang ia sangat bersyukur dengan pilihan ayahnya.Bayangkan jika ayahnya membeli mobil mewah tapi biasa saja. Mungkin mereka sekarang sudah masuk rumah sakit dengan luka parah dan mobil yang hancur.Belum juga hari berganti, tiba-tiba seorang laki-laki berpakaian serba hitam dengan penutup wajah masuk ke ruang rawatnya sambil menodongkan senapan laras panjang.Ia benar-benar lelah, sungguh. Ketika Rendy dan Evan sibuk melindungi mereka,
"Sepertinya aku lebih cocok dengan gaun yang ini, Ma," ucap Elena setelah satu jam mencoba beberapa gaun pengantin rancangan butik terkenal yang menjadi langganan para keluarga kaya.Julia memang memaksa Elena untuk memanggilnya "Mama", karena wanita itu sudah terlanjur menyukai kepribadian Elena yang rendah hati. Tidak pernah sekalipun Elena memamerkan harta yang dimilikinya, meskipun sebenarnya ia bisa saja menyombongkan diri."Hmm, sudah kuduga seleramu pasti sederhana. Tapi gaun ini memang terlihat sangat elegan dan berkelas ketika kau pakai tadi. Sepertinya kau lebih pantas menjadi seorang model daripada seorang CEO," balas Julia sambil mengelus dagunya."Jadi gaun yang ini, Nona?" tanya pemilik butik itu dengan sopan."Ya, Nona. Aku sangat menyukainya. Kau sangat ahli sekali dalam merancang gaun," puji Elena dengan tulus, membuat wanita itu tersenyum senang.Gaun itu memang tidak seheboh gaun-gaun pengantin lain atau gaun yang mirip seperti seorang putri dalam negeri dongeng. Le
Selama dalam perjalanan pulang ke mansion Keluarga Pierce, Lucas hanya diam. Menahan diri untuk tidak meledak gara-gara kejadian di mall tadi.Ketika mereka tidak sengaja bertemu dengan Elena di sebuah toko baju, Lucas sudah menyiapkan mentalnya. Ia sudah membayangkan akan menghadapi kemarahan Elena yang menggebu-gebu.Tapi yang ada justru ia dibuat terpaku dengan perubahan wanita itu. Penampilannya sekarang terlihat sangat berbeda dan lebih segar. Ia bahkan harus mengerjapkan matanya berkali-kali untuk meyakinkan dirinya bahwa wanita yang dilihatnya itu memanglah Elena Pierce.Mantan kekasihnya yang dulu sangatlah tidak menarik, kini terlihat seperti seorang model yang seksi dan sedikit berisi di beberapa tempat yang tepat.Ia meneguk ludahnya susah payah. Terakhir kali ia melihat wanita itu, tubuhnya begitu kurus seperti penderita anoreksia. Tapi lihatlah sekarang. Banyak pria yang menatap wanita itu secara terang-terangan.Tapi mulut besar Bella membuatnya malu luar biasa. Mereka m
"Jadi mereka yang membuatmu terkena skandal itu dan diusir dari mansion?" tanya Julia ketika mereka kembali meneruskan acara berbelanja seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.Elena mengedikkan bahu. Rasanya terlalu malas membahas tentang mereka. Ia jadi curiga, apa jangan-jangan Lucas juga buronan? Membayangkan dirinya dulu hampir menikah dengan pria itu membuatnya merinding."Kenapa tidak kau usir balik saja mereka? Itu kan mansionmu," tanya Julia lagi."Nanti, Ma. Pusat bahayanya kan Thomas. Mana bisa aku tiba-tiba mengusir mereka tanpa tertembak kepalaku? Kata Jack dia itu sniper yang handal," jawabnya sambil memilih beberapa baju dan memasukkannya ke dalam keranjang belanjaan."Terkadang aku merasa tidak rela dan sering waswas melihat pekerjaan anakku. Orangtua mana yang bisa tidur dengan tenang jika pekerjaan anaknya berhubungan dengan teroris dan kriminal kelas kakap lainnya? Dulu ketika dia menyergap pembunuh berantai itu, rasanya aku ingin menyusulnya dan mencegahnya karena