Keinginan Jack yang menggebu-gebu untuk segera menikah di Norwegia seperti mendapatkan jalan yang mulus.Atla memiliki kenalan seorang pengacara di firma hukum yang bisa membantu proses pernikahan mereka dengan cepat. Dengan bantuan dari pengacara itu, mereka bisa mengurus visa tunangan Norwegia tanpa harus menunggu lama.Apalagi Elena sudah memiliki izin tinggal Norwegia, jadi semuanya bisa berjalan dengan lancar."Kenapa kalian tidak menikah di Portland saja? Kalian tinggal melanjutkan saja. Semua dokumen sudah diurus, kan?" tanya Nina heran.Freya menyenggol lengan Nina dengan mata melotot lalu berbisik. "Kau tidak lihat kakakmu ingin melahap Elena? Dia bahkan terus melotot pada Lars yang hanya mampir sebentar.""Oh, iya juga ya."Kedua wanita itu malah sibuk bergosip, sementara Elena sibuk menikmati Fiskesuppe, sup ikan khas Norwegia. Cuaca yang dingin membuatnya lahap menyantap sup yang hangat itu."Aku tidak peduli. Aku akan menikah dengan Elena di sini. Kalau anda ingin menyaks
Seharusnya mereka bisa kembali ke Portland dan menikah di sana saja, sekalian menggelar pesta pernikahan agar tidak kerja dua kali.Tapi tentu saja Jack memikirkan Elena yang kelihatannya masih betah berada di Tromso karena cahaya Aurora Borealis.Pria itu berbicara dengan Atla mengenai perkembangan psikologis Elena. Wanita itu menyarankan agar menyerahkan semua keputusan pada Elena. Apakah sudah siap untuk kembali ke Portland dan menghadapi semuanya, atau masih membutuhkan waktu."Aku ingin menghabiskan waktu berdua denganmu saja tanpa harus memikirkan tentang banyak hal. Hanya sekali ini saja. Sebelum aku kembali memikirkan tentang pekerjaan, bisnis, dan segala macamnya," jawab Elena.Ia serius ketika mengatakan ingin menghabiskan waktu berdua dengan pria itu. Menjauhkan diri dari kesibukan di dunia nyata yang tidak akan ada habisnya. Ia ingin mengukir kenangan indah bersama Jack sebelum semuanya berakhir."Aku tahu kau pasti berpikiran yang aneh-aneh. Suatu saat nanti, kau harus tah
"Jack, aku lelah.""Sekali lagi.""Aku benar-benar mengantuk."Elena menatapnya dengan kedua mata sayu dan nafas terengah-engah. Sebenarnya ia tidak tega, tapi ia seperti seorang musafir yang tersesat di padang pasir selama berbulan-bulan dan baru menemukan sumber mata air.Lima menit kemudian, Elena benar-benar tertidur pulas meskipun ia masih tegang dan bersemangat. Dengan sangat terpaksa, ia akhiri perjalanan menegangkan penuh kenikmatan yang sudah ia arungi selama 3 jam penuh.Ia terkekeh kecil melihat wanita yang kini menjadi istrinya itu terlihat begitu tenang dalam tidurnya. Segera ia meraih tisu untuk membersihkan area intim Elena dari cairan kehidupan miliknya yang terlalu banyak di sana. Pasti rasanya sangat tidak nyaman tidur dalam keadaan tidak kering. Setelah yakin sudah bersih, ia mengambil selimut tebal dan menyelimuti tubuh polos mereka. Tangannya memeluk pinggang wanita cantik yang kini memunggunginya itu."Aku mencintaimu. Tidak pernah aku merasa sepenuh ini sebelum
[Lynne P sebenarnya adalah Elena Pierce, ahli waris tunggal Greenlake Group?][Lynne P menikah dengan seseorang yang diduga adalah seorang bodyguard]Jack mendengkus melihat judul-judul artikel yang bertebaran di internet. "Kenapa berita jaman sekarang membahas hal-hal yang tidak penting? Bahkan mereka membuat artikel tentang kita. Memangnya berita itu penting untuk kehidupan orang lain?" tanyanya heran."Berita apa?" tanya Elena sambil melepaskan tali rambutnya.Mereka baru saja selesai melakukan pemotretan dan wawancara dengan majalah Elle atas permintaan Hilda. Wanita itu mengenal CEO Elle karena sering menghadiri event yang sama.Siapa yang bakal menyangka bahwa mereka ternyata terkenal di Eropa? Bukan sebagai pemilik Greenlake dan Security Black, melainkan sebagai pasangan paling bersinar hanya karena memakai gaun rancangan Hilda.Hilda bilang, permintaan gaun pengantin langsung meningkat drastis setelah perilisan foto-foto pernikahan mereka di akun Inchigram milik Hilda Brides.
Sudah sebulan Jack dan Elena menghabiskan waktu untuk mengelilingi Eropa dan menciptakan banyak momen indah bersama.Seperti pasangan lainnya, mereka mengabadikan momen-momen itu dalam bentuk foto dan video yang akan disusun menjadi sebuah film dokumenter untuk konsumsi pribadi."Aku tidak menyangka bahwa ternyata menemukan pasangan yang tepat bisa membuatku bahagia," ucap Jack ketika mereka sedang menikmati hari terakhir mereka di Turki."Benarkah? Sebelumnya kau tidak pernah merasakan hal ini?" tanya Elena heran."Waktuku hanya untuk bekerja dan menjalankan misi. Tidak ada waktu untuk bermain-main atau sekedar berkencan dengan wanita.""Bagaimana dengan Rose?"Jack menatap istrinya dengan tatapan memperingati. "Jangan mencari gara-gara. Seharusnya kau tahu jika aku menikahimu, itu artinya hanya kau satu-satunya wanita yang mampu meluluhkan hatiku."Elena hanya cemberut dan melengos sambil bersedekap. Ia menghela nafas panjang. Salut untuk seluruh pria yang mencintai istrinya dengan
Sepanjang hari, Jack hanya menatap istrinya dengan tatapan datar dan suasana hati yang buruk. Begitu tahu bahwa Elena tidak boleh naik pesawat dulu sebelum usia kandungan 14 Minggu lebih, akhirnya ia mencari apartemen dua kamar yang disewakan per bulan di Istanbul.Apartemen itu dekat dengan rumah sakit, kafe dan restoran, serta pelayanan publik lainnya. Tentu saja sekarang ia harus benar-benar memperhatikan kehamilan istrinya."Sayang, kau tidak lapar? Ini sudah waktunya makan siang," tanyanya berusaha mencari perhatian.Ketika istrinya bilang menginginkan sesuatu yang mendesak, ia pikir itu adalah makanan atau pergi ke tempat tertentu. Ternyata yang diinginkan istrinya adalah menonton video KPop atau apa itu sebutannya.Kalau istrinya mengidam menonton drama Turki, ia tidak keberatan. Ya, ia akui pria-pria Turki memang tampan. Tapi mereka memang menggambarkan bagaimana pria yang jantan seharusnya. Seperti dirinya.Tapi yang ditonton oleh istrinya sekarang adalah sekelompok pria den
"Pergilah. Aku tidak apa-apa."Jack menatap datar istrinya yang baru saja memuntahkan seluruh sarapannya sampai-sampai hanya tersisa cairan lambung yang bisa dikeluarkan."Jangan sok kuat. Sudah kubilang istirahat yang banyak. Aku tidak akan kemana-mana," jawabnya dengan tegas sambil memijat tengkuk Elena.Setelah membasuh mulutnya dengan air, Elena meraba-raba dinding kamar mandi. Namun, Jack dengan sigap menggendong tubuh istrinya dan membawanya kembali ke atas ranjang."Mau kubuatkan teh lemon hangat?" tawarnya sambil menyelimuti tubuh istrinya."Bukankah tidak boleh minum teh?" "Hanya sedikit saja untuk meredakan mual."Setelah itu Jack bergegas membuatkan teh lemon dalam cangkir kecil dan membawakan biskuit asin. Ia benar-benar tidak tega melihat istrinya yang begitu menderita selama seminggu ini."Bagaimana? Sudah baikan?" tanyanya khawatir setelah Elena menyesap sedikit teh itu dan memakan sekeping biskuit.Wanita itu menghela nafas panjang dan menatapnya dengan mata sayu. Ia
"Sayang sekali mama harus pulang hari ini. Ayahmu begitu sibuk," kata Julia dengan wajah menyesal.Hampir seharian Tuan dan Nyonya Reeves itu bercengkerama dengan anak dan menantunya. Apalagi hubungan Julia dan Jack membaik. Mereka sangat bahagia hari ini."Nanti kalau aku sudah kembali ke Portland, aku akan mengunjungi mama. Karpet ini untuk mama saja. Sepertinya cocok ditaruh di mansion mama," sahut Elena.Mereka berpelukan dengan erat. Julia mengelus kepala menantunya dengan sayang."Jangan lupa makan makanan yang bergizi. Lebih baik hindari makanan yang manis-manis dulu agar bayimu tidak besar di dalam. Banyak makan buah-buahan. Nanti mama akan sering membawakanmu makanan yang bergizi.""Terima kasih banyak, Ma."Betapa bersyukurnya Elena memiliki ibu mertua yang sangat menyayanginya. Hal yang ia rindukan dari sosok seorang ibu."Kau tidak perlu terlalu lama di setiap cabang Security Black, Nak. Cukup melihat laporan keuangan dan kinerja mereka, setelah itu pergilah ke cabang lain