Share

61. Arrogance of the moon

Keheningan malam di mansion megah itu menjadi semakin menegang. Grassiela berdiri kaku di koridor panjang yang remang-remang. Mata birunya yang besar kini membara penuh amarah bercampur dengan cemburu.

Sementara Sofia, gadis malang itu, mengenakan gaun tidur tipis yang tidak dapat menyembunyikan bekas kekerasan di tubuh rentannya. Matanya yang sewarna dengan mata milik Grassiela, penuh dengan air mata, menggambarkan ketakutan yang mendalam.

"Seekor anjing bahkan tahu jalan untuk pergi dari tempat dimana dia di disakiti," desis Grassiela, suaranya bergetar menahan amarah.

Sofia tersentak, tubuhnya gemetar hebat. Dia tidak berani menatap Grassiela, pandangannya tertunduk ke lantai marmer yang dingin. "Maafkan saya, Nyonya... saya tidak punya pilihan," suaranya hampir tak terdengar di tengah keheningan malam.

"Tidak punya pilihan? Kau berani mengatakan itu padaku? Di rumah ini?" Kemarahan yang membakar di dalam diri Grassiela bercampur dengan sakit yang mendalam. Dia merasa dikhianat
Ikabelatrix

Privyet.. Maaf, kelamaan gak kembali ke Moscow.. Terima kasih karena masih setia bersama Grassiela.. 💕

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status