Dengan semua dugaan, Michel masih berusaha menemukan anaknya yang asli. Entah kenapa Michel merasa Talia yang mirip dengan Diana dan mengira jika Hana adalah Diana.Tapi dengan identitas berbeda, Michel tidak bisa memaksa Diana mengaku tanpa bukti."Aku sangat yakin dengan dugaanku ini dan jika apa yang pikir ini benar, aku tidak akan melepaskanmu, Diana." Pikir Michel bimbang.Michel yang sangat penasaran memutuskan untuk membuka laptopnya dan mencoba menembus sistem keamanan data pemerintah Singapura.Di sisi lain. Diana mendapat telepon dari petugas pemerintahan Singapura bahwa data negara bocor dan data Diana dicuri.Diana tau siapa pelakunya walau petugas pemerintah tidak tau siapa pelakunya. Dengan cepat, Diana menelpon Doni untuk segera memesan tiket keberangkatannya ke Singapura."Halo, Doni. Ada yang tidak beres. Tolong kamu cepat pesan tiket untuk kakak dan Talia ke Singapura. Ambil penerbangan yang paling cepat." Pinta Diana pada Doni yang kemudian langsung menutup teleponn
Bagaimana mungkin Diana bisa meninggalkan Talia begitu saja di sini? Ibu macam apa Diana? Apakah Diana tega membiarkan anak yang ia lahirkan menjadi milik Michel begitu saja sedang dirinya kembali ke Singapura? Lagi pula apakah semudah itu bagi Michel untuk melepas Diana? Tidak, pasti Michel punya rencana lain."Mommy ...." Talia merengek takut."Bagaimana?" Michel bertanya ulang pada Diana."Tidak bisa, Talia adalah anakku. Aku tidak akan melepaskan anakku hanya dengan tuduhan palsu anda, Mr. Michel! Lepaskan kami. Atau anda bisa tanya langsung dengan Pak Doni jika anda tidak percaya.""Doni? Suamimu atau adikmu?" "Mommy, panggil daddy Doni ke sini. Ayo kita pulang. Talia gak mau di sini sama orang jahat ini," ujar Talia jujur sedang Michel yang mendengar Talia memanggil Doni dengan sebutan 'Daddy'' menjadi bingung."Iya, Sayang. Kamu tenang dulu, okay?" Diana memeluk kencang Talia karena takut kalau Michel menarik Talia darinya."Aku tidak butuh dia. Bagaimana jika kita tes DNA?" T
Di sisi lain, Talia terdengar menangis di dalam sebuah mobil dan memanggil-manggil mommynya, Diana."Mommy ... Mommy ... Dimana mommy?" Talia menatap pada seorang pria yang menyetir di sampingnya."Ini kita lagi mau jemput mommy, jangan nangis ya, anak pintar." Aldo menatap hangat Talia dan berusaha membujuk Talia agar tidak menangis berlebihan sehingga orang yang mendengar suara Talia tidak mengira jika Aldo menculik Talia padahal sebenarnya saat ini Aldo bingung harus bagaimana karena takut Michel akan menemukan mereka dan bisa saja Michel akan membunuhnya."Haruskah aku membawanya ke rumahku?" Pikir Aldo bingung pasalnya di rumah Aldo tidak ada siapapun kecuali ibunya yang saat ini sedang sakit.Tadi Aldo sempat mendengar bahwa Diana dan Talia akan berangkat ke Singapura dan tidak ingin diantar, jadi Aldo berinisiatif untuk mengikuti mereka dan memastikan keselamatan mereka.Feeling Aldo memang sangat tepat, Aldo mulai curiga saat mobil putih yang dinaiki Diana dan Talia tidak menu
"Tidak, jangan, hentikan!" Diana menolak dan memberontak ketika anak buah Michel menariknya keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil."Kemana kalian ingin membawaku? Dimana Talia? Lepaskan!" Teriak Diana yang mencoba meminta tolong pada siapapun yang kebetulan melintas.Tidak sabar dengan suara teriakan Diana yang membuat telinga mereka sakit, sesuai perintah Michel, mereka mengancam Diana dengan menggunakan suntikan."Diam, atau kami tidak akan sungkan untuk membius anda dan melempar anda ke kandang singa." Ancam salah satu anak buah Michel.Belakangan ini Michel sengaja tidak mengajak Jake agar Jake bisa lebih fokus pada perusahaan dan juga Vanessa. Michel ingin memberi Jake waktu dan kesempatan untuk menggambar masa depannya sendiri agar tidak selalu menjadi bayangan Michel saja.Diana terdiam sejenak karena takut dengan ancaman anak buah Michel namun tak lama setelahnya, Diana kembali berteriak saat mereka berada di jalan raya. Diana juga mencoba untuk membuka jendela mobil untu
Aldo akhirnya bisa membujuk dan membuat Talia berhenti menangis dengan cara menjanjikan Talia jika besok Aldo akan membawa Talia pada Diana."Mampus aku jika besok Talia menangis lagi karena kami masih belum dapat menemukannya dan jika Talia terus menangis, kami akan ketahuan. Anak buah Michel pasti akan menangkap aku dan Talia." Pikir Aldo pusing sembari melihat Talia tertidur di samping ibunya.Aldo menghubungi Doni untuk menanyakan apakah Doni sudah dapat menemukan Diana."Bagaimana, Don?" tanya Aldo dari ujung telepon pada Doni yang saat ini sedang berada di apartemen."Kalau dari dugaanku pasti Michel akan membawa Kak Diana ke rumahnya. Apa kita perlu pura-pura melapor orang hilang?" tanya Doni."Bagus juga, besok kita harus melapor.""Tapi kasus ini pasti akan sangat sulit untuk dipecahkan. Karena akan melibatkan 2 negara." Doni memijit pangkal hidungnya yang terasa pegal."Lalu menurutmu, kita harus bagaimana?" "Aku tidak tau, yang pasti saat ini, pasti Kak Diana sangat sedih
Vanessa mulai terbangun dengan kepalanya yang terasa sedikit pusing dan perut yang terasa mual. Vanessa menepuk dahinya ketika mengingat jika tadi malam dirinya minum alkohol. Tapi itu masih tidak seberapa. Kemudian, saat Vanessa mulai sepenuhnya sadar, Vanessa terkejut dan takut mengingat bahwa tadi malam Vanessa dan Jake melakukan sesuatu yang seharusnya tidak ia lakukan."Apa aku menggodanya? Ini salahku?" Pikir Vanessa panik sama seperti Jake."Aku harus bicara pada Jake agar dia tidak boleh memberitahu soal ini pada Michel." Vanessa berjalan keluar dari kamar dan menuju ruang makan. Nathan langsung menyambut Vanessa ketika ia melihatnya."Mama, tadi malam kenapa gak tidur sama Nathan?" Nathan memeluk kaki Vanessa sedang Vanessa yang masih oyong hampir saja terjatuh tapi Vanessa cepat-cepat memegang kursi kosong yang ada di depannya."Nathan, sebentar. Kepala Mama sakit, jangan berisik." Vanessa sedikit mendorong Nathan dan duduk di kursi kosong di depannya sedang Nathan yang me
"Aku tidak mau, lepaskan aku." Diana menutup mulutnya dengan kedua tangannya."Setelah ini, kamu harus ikut denganku. Kita akan ke rumah sakit. Bersikap baiklah agar orang-orang tidak curiga pada kita atau aku tidak akan membiarkan kamu bertemu dengan adik dan anak timun masmu." Michel mengancam namun Diana tidak terlihat takut sama sekali."Ke rumah sakit? Kenapa? Tidak bisa? Kamu pikir siapa dirimu, kamu bisa mengaturku sesuka hatimu?" Tolak Diana mentah-mentah sementara mulut Diana penuh dengan makanan.Michel harus menjaga sikapnya karena semua orang tau jika Diana sekarang adalah Hana dengan status berbeda.Di sisi lain, Vanessa dan Nyonya Kelly menatap aneh pada Michel yang terlihat memaksa wanita yang mereka kenal sebagai Hana untuk makan seperti seorang suami yang memaksa istrinya makan.Mereka ingin marah pada Diana tapi percuma saja karena Diana hanyalah korban."Dulu Diana, sekarang model asing? Apa Michel ini gila? Punya kelainan jiwa atau semacamnya? Kenapa dia selalu mem
Michel berjalan ke arah gerobak pedagang yang bertuliskan 'Dadar Gulung Pak Mamat' dan mulai memesan makanan yang menurut Michel tidak sehat itu. Michel menatap bingung melihat cara pedagang tersebut memasak makanannya.Dari semua antrian pembeli, Michel terlihat berbeda dari yang lain. Bagaimana tidak, jika pembeli lain mengenakan seragam sekolah untuk membeli jajanan kaki lima tersebut, tapi Michel malah memakai setelah jas. Tapi itu bukan salah Michel karena Michel juga sebenarnya tidak ingin membeli jajanan murah nan enak tersebut kalau bukan karena Diana.Anak-anak sekolah yang melihat Michel lantas langsung bergosip di belakang Michel. Michel yang mendengar ucapan anak-anak tersebut hanya diam sambil menatap tajam ke arah anak-anak tersebut yang membuat mereka seketika terdiam kaku.Michel menjadi sangat kesal setelah membeli makanan ini.Di sisi lain, Diana sedang menggunakan ponsel Michel yang tertinggal di dalam mobil untuk menghubungi Talia. "Pasti saat ini Talia sedang mena