Share

47

Bujang meninggalkan pekarangan rumah dengan tersenyum. Semua perdebatan dengan Keke tadi, sangat berkesan baginya, kadang-kadang mengerjai Keke menjadi kesenangan tersendiri, bisa melepas penat setelah bekerha.

Sebenarnya, dia juga tak memaksa Keke untuk melahirkan kembali setelah hamil kedua ini, dia tau betul betapa Keke kewalahan, mulai dari masa hamil, melahirkan dan mengasuh anak-anak mereka. Akan tetapi, mengusili Keke menjadi candu tersendiri bagi Bujang.

"Ayo! Aku yang menyetir atau kau, Jang?" Luqman membuka pintu, duduk di samping kursi kemudi.

"Biar aku saja dulu, nanti pas pulang, baru Abang."

"Baiklah. Tadi aku memeriksa tali pengikat, ada yang longgar. Memanglah, si Tengil tak bisa diharapkan bekerja, mengikat perabot saja tidak becus, lain kali kau seleksi dulu lah kalau mencari anak buah."

"Aku kasihan."

"Kasihan kasihan, tapi dia tak becus kerja."

Bujang tak menyahuti kekesalan Luqman. Mobil pick up itu melaju kencang saat sampai di jalan lintas provinsi.

Mereka samp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
siti fauziah
kevin2 sombongnya dah lah kamu hanya anak kemarin sore
goodnovel comment avatar
Noorhied
Bang bujang love you.. dari remaja dulu aku lebih suka pria matang, om om..
goodnovel comment avatar
Prapto Vera
dasar anak ingusan sok sok an mau ngelawan bujang lapuk.ish,,gak level lah ya.wkwkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status