Share

Mati Hati

Bab 76) Mati Hati

"Tanpa harus kuinginkan pun, Mama sebenarnya sudah mati, lebih tepatnya mati hatinya. Aku sudah memperingatkan Mama agar tidak bersikap keterlaluan terhadap Papa Hendra, tapi nyatanya Mama tetap ngeyel. Jangan salahkan jika aku angkat tangan." Kiara mengangkat tangannya sebentar, lalu menurunkannya lagi. Dia lantas duduk di kursi dekat pembaringan ibunya.

"Kurang ajar! Dasar anak durhaka! Berani sekali kamu bilang seperti itu kepada ibumu, wanita yang sudah bertaruh nyawa demi melahirkanmu ke dunia ini?" Kalina mendelik. Hanya tubuhnya yang susah di gerakkan, tapi mata dan mulutnya masih bisa berfungsi lancar. Dia masih bisa memarahi putrinya.

"Pada kenyataannya memang begitu, Ma," balas Kiara.

"Bukankah aku hanya numpang tinggal dan lahir dari rahim Mama? Selama ini Mama tidak pernah mengajarkan apapun kepadaku, kecuali menanamkan pemahaman bahwa seorang wanita itu akan bahagia jika mendapatkan suami yang kaya raya. Bukankah begitu, Ma?" ujar Tiara santai. Sementara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status