Share

Sakit Jiwa

Sial sekali! Mulai hari ini, aku akan sering-sering bertemu Ammar. Bahkan mengerjakan proyek bersama dengan dia.

"Proyek kita ini bertempat di luar kota. Nanti malam kita berangkat. Kira-kira kita berada di sana sekitar satu minggu. Jadi persiapkan diri dengan baik." Klien-ku menjelaskan.

Satu minggu?

Ah, kurasa aku bisa gila berada jauh dari Rafael selama itu.

"Apa ini bisa diwakilkan, Pak? Sama asisten saya mungkin?" Aku menawar.

"Ya nggak bisa lah, Bu Mayang. Harus Ibu sendiri yang menggarapnya."

Aku mendengkus.

Saat jam istirahat makan siang, aku menghubungi Rafael.

"Hei! Kenapa mukanya lemes begitu?" Dia menyapa dengan wajah riang di sana.

"Mood aku lagi buruk banget, Mas. Masa nanti malam aku berangkat ke luar kota? Udah gitu selama satu minggu pula menetapnya. Dan yang bikin aku kesel, aku bersama Ammar juga."

Wajah riang dari wajahnya seketika terurai. Lihatlah! Dia pasti cemburu.

"Sama Ammar? Memangnya nggak bisa nyuruh orang lain aja yang pergi?"

"Ya nggak bisa, Mas. Harus a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status