Share

220. Mami Dan Abian

**

Abian menggendong keponakan tersayangnya yang nampak mengantuk akibat terlalu banyak menangis pada hari kemarin. Pria itu berjalan pelan melintasi koridor-koridor sepi mansion orang tuanya. Sesekali membalas pandangan polos si bayi Stella dengan hangat.

“Mengantuk, ya?” tanyanya, yang tentu saja tidak bisa dijawab dengan jawaban verbal. Bayi dalam gendongannya yang masih berusia delapan bulan itu hanya mendengung, mengoceh pelan.

“Sabar, ya. Sementara kamu sama Papa kecil dulu karena Daddy-mu sibuk. Semoga Mamamu bisa segera ditemukan, ya? Kami semua sedang berusaha. Dan terimakasih karena kamu udah nggak rewel hari ini.”

Stella secara ajaib terlihat mengerti dengan apa yang omnya katakan. Bayi itu menelungkupkan kepalanya ke pundak Abian, membuat yang bersangkutan gemas sendiri. Abian tepuk-tepuk lembut punggung keponakannya sembari sedikit mengeratkan dekapan.

“Oh, Bian!”

Di ujung koridor, ternyata disambut oleh Henry. Pria paruh baya itu sama dengan semua orang dalam rumah besar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status