Bab87"Mengapa aku harus kembali mendadak seperti ini, Paman?" tanya Case, ketika Mantako Jordan menjemputnya di Negeri Awan."Ini perintah Nyonya. Demi kebaikan bersama, mohon Nona ikuti saja.""Ini aneh sekali, Ibu aneh- aneh saja."Case merasa kesal, karena permintaan Ibunya yang terkesan mendadak ini, membuat janjinya bertemu Khan Wilson mendadak batal.Padahal, Khan Wilson baru sampai di bandara Negeri Awan, hanya untuk bertemu dengannya."Baiklah, Paman." Case pun akhirnya mempersiapkan semua barang- barangnya, yang akan dia bawa kembali pulang.Sebelum pergi, Case menghubungi Khan Wilson terlebih dahulu."Mendadak? Padahal aku sudah sampai apartemen Negeri Awan.""Entahlah, Ibu sangat aneh," jawab Case tak berdaya."Baiklah, aku pun akan mengambil tiket penerbangan ke kota Monarki lagi saja," kata Khan Wilson dengan nada kecewa.________Kepulangan Case di sambut suka cita Aluna Welas dan Zaki sang putra kecilnya."Ibu ada apa? Mengapa mendadak aku harus kembali?""Seminggu lag
Bab88Semenjak kejadian penolakkan itu, sikap Deslim kepada Jeremy semakin dingin. Jeremy merasa sudah terbiasa, dengan sikap wanita itu. Seakan tidak paham apa- apa, Jeremy membiarkan sikap Deslim.Panggilan telepon masuk ke ponsel Jeremy. "Ada apa?" Lelaki itu bertanya datar."Tuan, Ibu Deslim dan para pemegang saham hari ini mengadakan rapat. Menurut yang saya dengar, Bu Deslim mengadakan petisi untuk melengserkan posisi Tuan muda sebagai CEO di perusahaan.""Apa?" Jeremy sangat terkejut, mendengar penuturan orang kepercayaan dalam perusahaannya."Ya, Tuan Khan Wilson juga terlibat dalam hal ini. Sepenuhnya, dia mendukung Ibu Deslim, dengan alasan permasalahan yang sedang menimpa Anda.""Kurang ajar! Kamu pantau terus mengenai hal ini, biarkan aku fokus mencari solusinya."Sambungan telepon pun berakhir, kemudian Jeremy menghubungi Ibunya meminta bantuan.Aluna Welas sudah menduga, bahwa Jeremy cepat atau lambat, akan menghubunginya.Ketika sambungan telepon tersambung, Jeremy mul
Bab89Deslim White tersenyum. "Selamat tinggal lelaki bodoh," ejek Deslim, kemudian wanita itu berbalik badan dan melangkah pergi. Jeremy mengepalkan tinju dan melayangkan pukulan ke pintu kamar. Sedangkan Marbella nampak meringis menahan sakit. Tanpa Jeremy sadari, wanita itu telah babak belur dengan luka lebam di wajahnya.Bahkan untuk bersuara saja, dia tidak bisa. Jeremy mengeram, sembari menahan emosinya yang seakan mau meledak.Kemudian lelaki itu menoleh ke arah Marbella yang masih bersimpuh di lantai."Marbella," lirih Jeremy. Wanita itu tidak beraksi, hanya terdengar suara rintihan yang sangat pelan.Jeremy kemudian berjongkok dan memeriksa kondisi Marbella."Aastaga, apa yang mereka lakukan padamu?" pekik Jeremy, syok melihat kondisi wajah Marbella yang di penuhi luka lebam.Marbella tidak menyahut, hingga kemudian wanita itu pingsan tidak sadarkan diri.________"Kamu dimana?" tanya Case pada Khan Wilson melalui sambungan telepon. "Sudah sangat lama kita tidak bertemu! Ak
Bab90Jeremy ikut terkejut dan tidak bisa banyak bersuara."Benar nyonya! Saya sudah meminta team untuk mencari keberadaan Nona Case, namun tidak juga kunjung di temukan.""Astaga ...." Aluna menahan dirinya yang kini mulai pusing."Nyonya tenangkan diri Anda! Tolong tenang dulu," pinta Mantako Jordan, ketika melihat wajah Aluna Welas mulai memerah."Ibu kenapa?" tanya Jeremy, yang kebingungan dengan perubahan wajah Ibunya yang mendadak merah."Diamm ...." Aluna berteriak. Kini otot- otot badannya mulai terlihat membesar. Jeremy semakin tersentak dan mundur."Nenek ...." Zaki yang berada di gendongan pengasuh pun terkejut.Aluna Welas terdiam, dengan emosi yang masih sangat kuat menggebu. Hingga kedatangan Deslim ke istana Welas, mengejutkan Jeremy."Untuk apa kamu kemari?" tanya Jeremy, ketika melihat Deslim datang bersama Khan Wilson."Apa itu?" tanya Deslim, yang heran melihat penampakan fisik Aluna yang tiba- tiba bertubuh besar, dengan wajah memerah.Aluna Welas menoleh ke arah K
Bab91"Ini tidak mungkin, Paman. Bagaimana bisa, Ibu pergi lagi meninggalkan aku?" lirih Jeremy terisak."Paman jangan bercanda! Ini kenapa bisa begini? Kondisi Ibu sangat tidak wajar," kata Case tersedu- sedu."Aku gagal menjaga dia, aku telah gagal menjaga janjiku pada mendiang Tuan Wiliam.""Ayah kalian pernah bilang, bahwa Ibu kalian tidak boleh dibuat emosi, maupun hilang kendali. Jika Ibu kalian tertekan berat, maka jantungnya akan berdebar kencang, sehingga cairan yang dulu disuntikan ke tubuhnya akan bereaksi menjadi racun yang menyatu dengan darah. Sehingga berefek dengan tubuhnya yang membesar, begitu pula dengan organ- organ dalam tubuhnya. Terutama jantung, jantung akan semakin membengkak, ketika perasaannya semakin tertekan. Dan kini, meledak," ungkap Mantako Jordan sambil terisak."Cairan apa?" tanya Jeremy."Panjang kalau harus Paman ceritakan. Yang jelas, itu adalah cairan yang membuat Ibumu selalu berusaha pergi dari kehidupan Ayah kalian.""Apakah Ayah yang menyuntik
Bab92Jeremy sekarang lebih serius mempelajari bisnis. Meskipun, satu persatu aset perusahaan Welas enterprise terjual.Bahkan, kini banyak pegawai dan pelayan istana yang telah mereka berhentikan. Hanya pengasuh Zaki, yang tetap bertahan dengan setia di istana Welas.Sedangkan Case terus mengurung diri, mempelajari cara untuk membalas dendam pada perbuatan Deslim dan Khan Wilson.Berita di media menjadi heboh. Saat perusahaan Giant Company Group berubah nama, menjadi White enterprise.Jeremy merasa miris dan teramat gagal menjadi penerus, sehingga membuat perusahaan peninggalan Ayahnya dikuasai keluarga White.Case mengepalkan tinju, ketika melihat senyuman keangkuhan Deslim di depan kamera, sembari menggandeng lengan Khan Wilson, yang diakui wanita itu sebagai kekasih.________6 bulan kini berlalu, usaha Jeremy mulai membuahkan hasil. Kini, mereka tinggal di rumah yang masih lumayan besar, meski bukan istana lagi."Case! Aku akan keluar kota hari ini. Tolong tetaplah di rumah dan
Bab93Ketika dua lelaki itu mendekat dan berniat menangkap Case, wanita itu malah melawan dan melayangkan serangan. Hingga terdengar suara tembakan senjata api.Membuat Case terkejut. "Diam jangan melawan! Atau anak ini akan mati?" ancam lelaki tua itu, dengan mengacungkan senjata api ke kepala Zaki.Anak lelaki itu terus menangis ketakutan. Namun lelaki yang mengenakan topi itu tidak punya belas kasihan, seakan dia menikmati ketakutan anak itu dengan senang hati."Jangan sakiti anakku! Kalian boleh bunuh aku, asal biarkan anakku hidup! Masa depannya masih panjang, kumohon!" pinta Case mengiba."Kamu pikir kalau kamu mati, anak ini akan selamat?" Lelaki bertopi hitam itu terkekeh. "Jangan harap," lanjutnya lagi, kemudian tertawa keras bersama para rekannya.Kini, lelaki bertato wajahnya, memukul Case dari belakang hingga membuat wanita itu pingsan. Zaki hanya bisa terus menangis ketakutan, juga menahan sakit dari pukulan tangan- tangan lelaki dewasa itu ke wajahnya dengan kejam."Ibu,
Bab94"Tolong keluar dulu, biarkan kami menanganinya dengan tenang," pinta salah perawat itu kepada lelaki yang sedang panik.Dengan berat hati, akhirnya lelaki itu pun memilih keluar ruangan. Dia menatap ponselnya dan menonton berita tentang pembantaian di rumah Case.Case dan sang anak di nyatakan hilang. Jeremy syok mendapati kabar yang mengejutkan itu. Bahkan dari luar kota, dia meninggalkan urusan bisnisnya._______"Kamu kejam," desis Khan Wilson, menatap nyalah kepada Deslim yang duduk dengan anggun, sembari tersenyum."Kamu baru tahu?""Tidak kusangka, kekuasaan merubah kamu menjadi semakin jahat.""Aku sebenarnya tidak ada niat melakukan itu. Hanya saja, kamu yang membuatku nekad melakukannya.""Apa maksud kamu? Bukankah semua yang kamu minta, telah aku turuti semua?""Kamu berani sekali bercinta denganku, tapi menyebut nama wanita lain saat mendesah. Kamu pikir aku ini apa?" bentak Deslim kesal."Hanya itu? Dan membuat kamu hilang akal, kemudian membunuh mereka semua dengan