Share

Part 90 : Tertembak

“MUNDUR! SI PENYUSUP ITU MULAI MENEMBAK!” Teriak salah satau anak buah Pak Dunto. Panik. Mengetahui hal tersebut, Pak Dunto langsung merunduk. Kini ia berjalan setengah merangkak untuk mencari posisi terbaik agar dapat melumpuhkan si penyusup tersebut.

Pria itu masih berdiri di belakang pohon besar. Jantungnya berdegup tak menentu. Keringat terus bercucuran membasahi leher dan bajunya. Seluruh kawasan itu telah dikepung. Si penyusup benar-benar sudah terpojok. Tidak ada lagi jalan lain selain dari pada melawan mereka.

Pria itu sibuk mengotak-atik senjata api yang ada di tangannya. Ia melihat, ternyata saat itu isi pelurunya hanya tersisa empat butir. Ia kesal. Jika seandainya pun ia berhasil menembak dan membunuh mereka dengan empat peluru tersebut, akan tetapi dia tetap tidak akan bisa mengalahkan mereka semua. Karena jumlah mereka terlalu banyak untuk dilawan. “Apa yang harus aku lakukan?” Batin pria tersebut. Ia terus berpikir.

Dalam jarak tiga puluh meter di belakang sana, terliha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status