Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 58)Seputih Cinta Amelia-Buah Cinta Memberi Bahagia, selamanya-“Sekarang saya baru mengerti bahwa setan meletakkan kenikmatan pada kemaksiatan agar kita terus tergelincir dan hancur seperti mereka. Ternyata saya yang bodoh, maafkan saya, Bun, Mak. Saya berjanji Akan berubah, demi anak saya Gana, demi kesempatan hidup yang masih Allah kasih untuk saya.” Tian bersujud di kakiku dan Yu Sopinah.Yu Sopinah menarik bahu pemuda itu.“Kamu sebenarnya pemuda yang baik, Nak Tian. Hanya saja kamu tergelincir pada pergaulan yang salah. Mamak sudah memaafkan kamu. Tapi bener, ya, Nak. Jauhi barang-barang haram itu. Hidup yang bener dan lurus-lurus saja, Nak.” Yu Sopinah mengelus-elus bahu pemuda yang sedang tergugu itu.“Janji, Mak, Tian janji. Tian akan pegang janji ini. Demi Allah, nggak akan lagi menyia-nyiakan kepercayaan Mamak, Bunda, Papa Mama, Kaka Tian semuanya.”Ada getar dalam suaranya, ada tangis dan sesak sesal mendalam dalam dadanya. Suaranya te
Teganya Berzina di dalam Rumahku (1)Semuanya bermula dariku yang terlalu permisif melihat kedekatan anak dan suamiku. Aku pikir semuanya baik-baik saja. Aku pikir karena rasa sayang suamiku yang terlalu dalam padanya, seperti halnya aku yang juga teramat mencintai Raya sehingga membuatku tak menaruh rasa curiga pada apa yang terjadi di antara mereka.Sampai di suatu malam, pukul dua dini hari, aku terbangun dari tidur, hendak ke toilet. Kusisir pandangan ke arah remang ruang keluarga, dimana mereka biasa gunakan untuk menonton film box office berdua hingga larut. Sayangnya malam itu, aku menyaksikan pemandangan yang sangat sulit kuterima sebagai sebuah kenyataan. Mereka berpagut penuh gelora, bercumbu penuh nafsu, layaknya sepasang suami istri mencurahkan cinta dan gairah.Pemandangan itu seperti sebuah belati yang tiba-tiba dilempar dan menancap tepat di dadaku. Aku sakit, namun juga mendidih. Segera kutunjuk-tunjuk wajah mereka berdua penuh murka. Mereka terkejut bukan kepalang, m
Jangan Kembali Reo, Raya?! (2)Maaf, selama ini mungkin aku terlalu lembut dan mengiyakan semua kemauan mereka. Tapi perselingkuhan itu sudah tak bisa aku tolelir dengan cara apapun. Ada saatnya aku lembut, tapi aku juga punya harga diri yang tak bisa ditukar dan dipermainkan. Mungkin aku tak punya anak, mungkin aku mandul, tapi aku tetap berhak bahagia.Aku berlalu dengan anggun meninggalkan mereka. Mengubur secepatnya rasa sakit yang kemarin singgah di hati. Biar kunikmati bahagiaku sendiri tanpa harus memperjuangkan orang-orang yang tak tahu terima kasih.“Bu-bunda, dua orang kumuh ini mana mungkin orang tuaku? Mereka jelek dan kotor, wajahnya nggak mirip denganku. Hizzh.” Si jelita dari tempat sampah itu mengibas-ngibaskan tangannya. Ya Allah mana kesopanan yang aku ajarkan selama ini, itu orang tua, terlebih orang tuanya sendiri.“Pergi kalian berdua! Jangan harap aku mau ikut kalian.” Ia menarik kembali koper-koper itu ke sudut ruangan.Aku tertawa mendengarnya. Anak yang rakus.
~Reo Jatuh Sakit~ (3)Biarlah yang kurawat dengan kasih sayang itu pada akhirnya harus kembali ke tempat asalnya. Tuntas sudah tugasku membesarkannya dan membersamainya selama ini. Mungkin memang sudah waktunya dia kembali ke asalnya.Security rumah ini sudah menarik paksa gadis itu masuk ke dalam mobil. Raya berontak, melolong menangis, menjerit tapi tak bisa menolak. Karena memang tak ada tempat lagi di sini untuknya. Mobil itu melaju dengan cepat.Aku menarik napas lega. Satu masalah selesai. Sekarang membereskan satu lagi yang masih bersimpuh di kakiku menangis sejak tadi. Ini yang akan berat, Aku harus tegar ...“Raya sudah pergi Reo, kenapa kamu tidak ikut serta pergi juga meninggalkan rumah ini?” ucapku dingin tanpa menatapnya.“Aku sudah bilang Bun, tidak akan pernah melepasmu. Ingat empat belas tahun kita Bunda. Apakah akhirnya akan berakhir sia-sia seperti ini? Apakah aku tidak ada artinya sedikitpun untukmu sehingga ada kesempatan sekali lagi untuk aku memperbaiki semuanya?
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 4)#Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_Amelia~Bertemu Dengan Mantan Bijak (4)[Sudah biarkan saja, Rany. Sekarang sudah bukan urusanku. Sudah ada keluarganya yang akan mengurusnya,] jawabku. [Tapi keadaannya sangat parah, Bu. KRITIS,] jawab Rany. Reo Kritis? Sakit apa sebenarnya Reo? Apakah aku harus mengontaknya? Tapi aku tak mau membuatnya memiliki harapan lagi padaku.[Sakit apa dia, Ran?][Menurut ibunya Pak Reo, awalnya demam tinggi berhari-hari tak makan tak minum membuatnya komplikasi, Bu. Pak Reo sudah tak sadarkan diri beberapa jam.] jawab Rany.Tak lama ia mengirimkan juga gambar Reo yang sedang terbaring lemah, kurus, tak berdaya.Ya, Rabb. Reo koma, melihat fotonya aku sungguh tak tega. Jujur ini membuatku shock untuk kedua kalinya hari ini. Apakah aku harus mengabaikan Reo yang koma? Apakah benar Reo sudah bukan urusanku, bukankah statusnya masih suamiku bahkan satu bulan lalu hubungan kami masih baik-baik saja. Ah perasaanku mula
Dia Sudah Hamil, Aku Bisa Apa‘Aku sedang belajar ....Bagaimana merelakan sebuah kepergian dengan senyumanBelajar mengikhlaskan tanpa harus menjadi terlukaDan belajar bagaimana seharusnya seorang manusiaMenerima ketetapan-ketetapan yang telah Tuhan gariskan untuk hidupnya.’ (Brian) ****~“Apakah kamu belum tahu, Mel? Mereka sudah pergi. Pergi jauh sekali, dan tak akan mungkin kembali,” ucapnya datar. Namun aku merasakan ada nada kesedihan dari getar suaranya.“Maksud ... kamu, Bri?” Aku bertanya pelan, tak ingin mengintimidasi jawaban kepadanya.“Jika kamu terluka karena tersakiti oleh mereka yang masih hidup. Akupun saat ini terluka, tersakiti karena mereka yang aku jaga hidupnya harus pergi secara tiba-tiba ....”Aku bangkit dari rengkuhan hangatnya. Duduk dan menatapnya. “Ya, Mel. Anakku, juga istriku, meregang nyawa di hadapanku, tanpa aku bisa menyelamatkannya. Mereka pergi cepat sekali, pergi di saat aku memiliki keyakinan akan hidup bahagia sampai tua bersama mereka. Mere
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 6)#Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_AmeliaJadi Memang Sudah Direncanakan Reo!Mungkin kita punya cinta yang sama, impian yang sama, dan harapan yang sedikit lagi terwujud. Tapi ternyata semesta menghambatnya. Tetaplah setia pada janji, aku akan menunggumu, di sana, di ujung jalan (Raya)Sekuat tenaga aku mencoba kembali menetralkan perasaan, menghadap-Nya.Tapi tak bisa, sedetik kemudian aku menjerit, menangis dan tertawa berbarengan.Rabb, kenapa aku tak bisa mengendalikan diriku sendiri? Suster-suster memegangi tanganku yang meronta.“Kita bawa Bu Amel ke dalam ruang perawatan khusus dulu, Sus,” ucap Dokter jaga.Suster menaikkanku ke kursi Roda. Membawa ke satu ruangan di sudut rumah sakit.“Ibu istirahat dulu di sini, ya,” ucap Suster.Ah, akhirnya aku mendapat perlakuan sebagai pasien. Diinfus juga disuntik obat penenang.Tak lama Papa dan Mama sudah hadir disampingku.Mama memelukku.“Nggak apa-apa, kamu baik-baik saja, hanya kelelahan h
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 7)#Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_AmeliaBiarkan Aku Menata Kembali Semuanya‘Jika yang terjadi adalah bagian dari perjalanan hidup yang harus aku syukuri, maka Tuhan, ajari aku bagaimana cara melupakan tanpa harus membenci.” (Amelia)“Bunda, tapi saat ini Raya sudah terima, sudah pasrah, tak apa-apa Raya tak menikah dengan Ayah. Raya akan menanggung semuanya. Toh Raya sekarang sudah tinggal di kampung. Tak ada yang tahu siapa Raya. Yang mereka tahu Raya hamil nganggur. Tapi Raya nggak masalah dengan sebutan itu. Anggap aja ini hukuman untuk Raya yang sudah liar selama ini.”“Bagus, kamu sudah menyadarinya. Tapi Bunda juga nggak akan melanjutkan rumah tangga ini dengan Ayah,” jawabku.“Jujur Raya sedih.”“Sedih kenapa? Karena ternyata mimpimu untuk menikah dengan Ayah dan menjadikan Bunda madu gagal? Itu kan mau kamu?”“Bukan Bunda, Raya sedih karena Ayah dan Bunda harus bercerai. Dan sudah seminggu Ayah terbaring, entah sampai kapan akan ban